Kolaborasi Lintas Organisasi dan Profesi Sangat Penting
PALANGKA RAYA-Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo meresmikan peluncuran Core Values ASN Berakhlak dengan employer branding ‘Bangga Melayani Bangsa’, sekaligus membuka Workshop Kepemimpinan bagi JPT/kepala perangkat daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (31/3) sekitar pukul 08.30 WIB.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terpusat di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, diikuti oleh seluruh ASN Pemprov dan ASN pemerintah kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah secara virtual.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Kalteng H Edy Pratowo mengatakan bahwa ASN yang baik harus memiliki akhlak. Tingkah laku seorang ASN mesti didorong oleh suatu keinginan untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Dalam era reformasi birokrasi, perbuatan harus dilakukan secara masif, konsekuen, dan konsisten guna tercapainya perbaikan setiap bidang, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Reformasi birokrasi juga merupakan perubahan pola pikir dan budaya penyelenggaraan negara, yang merupakan pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem dalam penyelenggaraan pemerintahan.
“Hal ini dilakukan sebagai kiat untuk membuat birokrasi lebih aktif, cepat, dan proses pelayanan yang maksimal. Perubahan tak dapat diraih dengan cara lama. Diperlukan perubahan fundamental, terutama ASN,” tutur wagub.
Sementara itu, Pj Sekda Provinsi Kalteng H Nuryakin dalam laporannya menyampaikan ucapan dan penghargaan kepada gubernur, wakil gubernur, wali kota dan bupati yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini bertujuan mengembangkan nilai-nilai dasar ASN berakhlak dan peningkatan pelayanan kepada bangsa, agar setiap ASN dapat memahami serta meningkatkan pola pikir dalam melaksanakan tugas dan kewajiban,” tutur Nuryakin.
Hasil yang diharapkan berorientasi pada pelayanan, akuntabel, kompeten, loyal, adaptif, dan berintegritas. Menurutnya kegiatan tersebut menjadi momen yang sangat baik untuk menanamkan komitmen bersama dari para ASN.
Di tempat yang sama, Dr (HC) Ary Ginanjar Agustian (founder ESQ Leader Center) mengatakan, pembangunan manusia yang berakhlak sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa.
“ASN hari ini tentu sangat berbeda dengan ASN yang akan datang. Era 4.0 adalah era informasi yang berbeda. Tantangan dan kinerja pun berbeda. ASN akan datang adalah ASN baru yang akan menghadapi tantangan besar yang berubah sangat cepat,” terangnya.
Dalam keadaan seperti ini, maka perlu memperhatikan hal-hal penting agar dapat membentuk ASN era 4.0. Antara lain memiliki kemampuan menghadapi tekanan yang besar (agitity), bisa beradaptasi dan bertahan dalam kondisi apapun, mampu bekerja sama, mampu memahami, dan mampu tetap beradaptasi, serta memiliki mental yang kuat.
“Mental kuat untuk menghadapi tekanan tergantung pada keluasan hati dan batin yang diajarkan oleh Tambun Bungai, yaitu sedikit menerima tapi banyak memberi, bijaksana, lemah lembut dan peramah, serta pantang menyerah,” tuturnya.
Tantangan keberhasilan mencapai impian pemerintah daerah adalah budaya kerja, perilaku, nilai-nilai keyakinan, pelaksanaan, dan kinerja. Setiap ASN yang bertugas sebagai pegawai pusat maupun daerah harus mempunyai nilai dasar yang sama.
ASN harus mempunyai orientasi yang sama, yaitu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tidak bergaya seperti pejabat zaman kolonial dahulu. ASN harus memiliki jiwa untuk melayani dan membantu masyarakat. Karena itu, ASN perlu diberi kemampuan dan sumber daya yang baik. Sumber daya itu dapat dipergunakan secara akuntabel, memiliki loyalitas yang tinggi kepada perintah, bangsa, dan negara. Terus meningkatan kemampuan dan kompetensi serta mampu beradaptasi terhadap perubahan menjadi hal mutlak bagi seorang ASN.
Kolaborasi lintas organisasi, lintas daerah, serta lintas ilmu dan profesi menjadi sangat penting. Jangan sampai ada ego sektoral, ego daerah, dan ego ilmu dalam mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing untuk kemajuan bangsa dan negara.
Lebih lanjut dikatakan Ary, ada delapan langkah dalam membangun budaya kerja berakhlak. Yakni mapping, sosialisasi dan internalisasi, memiliki kemampuan membangun budaya kerja, membentuk leader, agen perubahan, evaluasi dan intervensi, award dan apresiasi, serta memanfaatkan teknologi. (nue/ce/ala/ko)