Site icon KaltengPos

Saat Wudu, Warga Kotim Disambar Buaya

DISAMBAR BUAYA: H.Salman (60) saat dijahit lukanya oleh orang kesehatan usai diterkam buaya pada Senin (31/5) malam.

SAMPIT- Serangan buaya kembali terjadi kali ini menimpa seorang kakek bernama H.Salman (60), warga Desa Jaya Karet Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), pada Senin (31/5) sekitar pukul 18.00 WIB.

Camat Mentaya Hilir Selatan Drs.Syahrial, mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 18.00 WIB ketika H.Salman pergi ke Sungai Mentaya untuk mengambil air wudu. Seperti biasa, dia menuju sebuah titian yang menjulur ke sungai di belakang dapur rumahnya. Saat mulai berwudlu, tiba-tiba dari dalam air muncul seekor buaya yang langsung menyambar kaki kirinya. Korban berusaha melepaskan diri dari gigitan buaya, kemudian bergegas naik kerumah untuk menghindari serangan susulan buaya tersebut.

“Akibat kejadian tersebut, korban menderita luka robek di paha kirinya bekas gigitan buaya. Dan terpaksa mendapat beberapa jahitan pada luka tersebut. Saat ini korban mendapat perawatan di rumah saja,” ujar Syahrial saat di konfirmasi Selasa (1/6).

Informasi yang didapat, buaya yang menerkam warga tersebut tidak terlalu besar, dan saat kejadian air sungai mentaya sedang pasang besar dari sore hari. Sebelumnya korban juga sudah diwanti-wanti oleh masyarakat sekitar untuk tidak mengambil air wudu pada saat magrib dan isya, tetapi korban tetap melakukan aktifitas tersebut.

“Buaya yang menerkam warga itu informasinya tidak terlalu besar, kalau saja buaya itu besar, kita tidak bisa membayangkannya, dan kita bersyukur alhamdullilah warga tersebut berhasil selamat dari keganasan buaya itu,” ucap Syahrial.

Dirinya juga menghimbau warga masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas di sungai mentaya saat air sedang pasang, dan meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai, apalagi saat hari gelap karena sangat rawat terjadi serangan buaya.

Sementara komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah mengaku baru mendapat informasi terkait kejadian itu. Pihaknya akan ke lokasi kejadian dan menjenguk korban dan ingin mengetahui kronologis lengkapnya.

“Kami baru mendapat informasi, dan kami akan turun kelokasi kejadian dan ingin mengetahui kronologisnya, karena didaerah tersebut memang sering terjadi serangan buaya, maka kewaspadaan tinggi sangat diperlukan karena populasi buaya di Sungai Mentaya diperkirakan masih cukup banya,” terangnya.

Muriansyah mengatakan kejadian ini merupakan insiden kedua serangan buaya terhadap manusia pada 2021 ini. Awal tahun 2021 kemarin seorang nenek bernama Bahriah (74) warga Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, menderita putus tangan kiri dan patah kaki kiri setelah buaya besar menerkam tangannya saat dia mencuci tangan usai buang air besar di pinggir Sungai Mentaya.

“Kalau selama tahun 2020 lalu kami mencatat ada 11 kasus serangan buaya di Kabupaten Kotim, walaupun tidak sampai merenggut nyawa, maka kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai mentaya,” tutupnya.(bah/bud).

Exit mobile version