PALANGKA RAYA-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya menyebut sebagian besar wilayah Kalteng dalam sepekan ke depan tidak berpotensi turun hujan. Kondisi udara di sebagian besar Bumi Tambun Bungauwilayah Kalteng akan masih diliputi dengan kabut asap.
“Untuk wilayah Kalteng, khususnya Pulang pisau, Kapuas bagian selatan, Palangka Raya, Katingan bagian selatan, Seruyan untuk tiga hari ke depan diprediksi cuaca akan cerah hingga berawan,”ujar prakirawan Chandra kepada Kalteng Pos, Sabtu (30/9).
“Potensi hujan dalam satu minggu ke depan hanya mungkin terjadi di wilayah Kalteng bagian utara, itupun skala ringan,”tambahnya.
Perkiraan BMKG, Kalteng berpotensi memasuki awal musim penghujan di November mendatang. Hujan yang terjadi akan turun secara bertahap. November awal, hujan diperkirakan akan terjadi di Kalteng bagian timur dan tenggara serta kemungkinan juga di bagian tengah. Kemudian pertengahan bulan hujan diprediksi turun di Kalimantan bagian selatan.
“Penyebab wilayah Kalteng mengalami keterlambatan memasuki musim hujan pada tahun ini disebabkan oleh dampak pengaruh penomena El Nino,”ungkapnya.
Sementara itu, di halaman rumah jawabatan Pj Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu, dilaksanakan salat Istisqa. Ketua MUI Kota Palangka Raya KH Zainal Arifin menjadi imam dalam salat yang digelar pukul 07.00 WIB itu.
Salat istisqa merupakan salat yang dilakukan untuk memohon kepada Allah SWT, agar berkenan menurunkan hujan saat musim kemarau atau kekeringan panjang. Salat yang hukumnya sunah muakkadah ini, merupakan salat yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dilakukan apabila sedang terjadi kekeringan yang panjang.
“Kegiatan ini diinisiasi oleh MUI Kota Palangka Raya, dengan mengundang kita masyarakat kota untuk melakukan salah Istisqa, mengingat saat ini kualitas udara, sangat tidak baik, ini merupakan bagian doa kita bersama disampaikan ikhtiar yang kita lakukan, dan kita selaku unat beragama sudah seharusnya selain berikhtiar juga berdoa,”kata Hera.
KH Zainal Arifin dalam khotbahnya membacakan surat Al-Anfal ayat 53, yang memiliki makna; Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah maha mendengar, maha mengetahui.
Dari ayat ini maka dapat ditafsirkan bahawa sesungguhnya Allah SWT maha pemurah lagi maha penyayang, sehingga selalu memberikan nikmat dan rahmat kepada umat-Nya. Namun jika manusia lalai dan melakukan perusakan serta maksiat, maka saat itulah akan merubah rahmat-Nya menjadi hukuman.
“Saya mengajak masyarakat yang hadir agar dapat saling membantu antara sesama. Memperbanyak istighfar serta memohon ampun atas segala dosa yang pernah dilakukan,”katanya.(mut/sja/ram)