Site icon KaltengPos

Ingat, Faskes Harus Siap Hadapi Lonjakan

RAWAN PENULARAN: Aktivitas susur Sungai Kahayan yang tidak menerapkan prokes rawan terjadi penularan Covid-19.

PALANGKA RAYA-Kasus Covid-19 di Kalimantan Tengah (Kalteng) terus mengalami peningkatan akhir-akhir ini. Per Rabu (2/2), tercatat 12 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Secara nasional, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia per hari mencapai 17.895 orang. DKI Jakarta dan Jawa Barat menjadi penyumbang tertinggi.

Melihat perkembangan kasus yang sudah diprediksi akan melonjak pada Februari ini, Persatuan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Kalteng meminta kepada pemerintah untuk kembali menerapkan kebijakan seperti awal terjadinya pandemi Covid-19, yakni dengan melakukan pembatasan mobilitas masyarakat.

“Lonjakan kasus ini memang sudah kami prediksi sebelumnya berdasarkan indikator-indikator penanda Covid-19,” kata Ketua PAEI Kalteng Rini Fortina saat dihubungi Kalteng Pos, kemarin.

Ketika transmisi lokal terjadi di tengah masyarakat, penularan akan tak terbendung. Apalagi varian Omicron punya penularan yang cepat. Karena itu pemerintah didesak untuk gencar mengedukasi masyarakat terkait cara-cara menghindari penularan varian ini.

“Pemerintah harus mulai melakukan pencegahan di tingkat keluarga dan komunitas, kembali seperti skenario awal, mobilitas masyarakat dibatasi,” katanya.

Masyarakat juga perlu diedukasi secepat mungkin, mengenali gejala paling awal dan melaksanakan isolasi mandiri. Di sisi lain, rumah sakit dan fasilitas kesehatan (faskes) lainnya pun harus siap. Yang dihindari adalah kolabnya faskes.

“Penunggunaan tempat tidur juga masih rendah saat ini di Kalteng, tapi tidak tertutup kemungkinan akan ada banyak pasien nanti jika angka penularan terus tinggi dan faskes tidak sanggup menampung,” ungkapnya.

Sejauh ini bed occupancy rate (BOR) di Kalteng hanya berada di angka 38 persen. Dari 42 tempat tidur perawatan yang tersedia, hanya 16 yang terpakai. Selain itu, lanjutnya, tingkat keparahan pasien terpapar Covid-19 yang sudah divaksin relatif rendah.

“Tetapi ini tetap berbahaya, di tingkat laboratorium angka serangan Omicron lebih tinggi daripada Delta, kita lebih kuat karena kan sudah divaksin. Yang harus kita jaga adalah komorbit dan lansia walau sudah divaksin, karena mereka punya tingkat kerentanan yang tinggi untuk tertular,” ujarnya.

Namun di sisi lain saat ini perekonomian sudah mulai bangkit. Pembatasan dan edukasi kepada masyarakat harus dilakukan dengan cara yang lebih humanis. Tidak harus seketat sebelumnya. (abw/ce/ala/ko)

Exit mobile version