G4 Raptors merupakan tim terjauh yang ikut ajang bergengsi bertajuk Kalteng Pos Tournament Mobile Legend: Bang Bang 2023. Mereka berasal dari Kabupaten Sukamara, daerah pesisir yang jaraknya sekitar 686 km dari Kota Palangka Raya. Jarak yang jauh tidak menurunkan semangat mereka mengikuti turnamen yang digagas Kalteng Pos, koran terbesar di Bumi Tambun Bungai.
AKHMAD DHANI, Palangka Raya
KALTENG Pos Tournament Mobile Legend: Bang Bang sukses digelar. Event yang diikuti puluhan tim dari berbagai penjuru Kalteng ini berjalan sengit dan menegangkan. Sengit karena diikuti oleh peserta yang berpengalaman. Menegangkan karena setiap detiknya berpengaruh terhadap kemenangan tim. Game strategi ini tidak hanya membutuhkan jam terbang bermain yang tinggi, tetapi juga kecerdasan dan koordinasi tim yang baik.
G4 Raptors berangkat dari Sukamara ke Palangka Raya setelah memastikan satu tiket ke semifinal, Jumat (2/6). Mereka pun berhasil melenggang hingga babak final. Sayangnya, di laga pemungkas mereka harus mengakui kehebatan tim From Zero To Hero asal Pangkalan Bun. Meski meraih juara dua dalam event yang diikuti puluhan tim ini, pihak pengelola mengaku tidak berpuas diri.
Beni Utama selaku manajer G4 Raptors menyebut, tim yang dikelolanya itu bukan beranggotakan atlet-atlet E-sport seperti kebanyakan peserta turnamen, melainkan sekelompok siswa sekolah menengah atas (SMA) yang memiliki keterampilan dan jam terbang cukup dalam bermain game ini.
“Belum bisa dibilang sukses karena kami masih kalah di final, tetapi anak-anak lumayan try hard atau berusaha keras untuk berlatih mengikuti turnamen ini, sejak pulang sekolah sampai malam mereka mengasah kemampuan untuk bisa sukses dalam event E-sport ini,” ungkap Beni kepada Kalteng Pos, Sabtu malam (3/6).
Menurut Beni, meski sekeras apapun berlatih, diakuinya jam terbang timnya masih sangat kurang, karena jarang mengikuti event-event di luar kota.
“Kami jarang ke luar kota, hanya saja sering ikut turnamen online (tidak resmi, red), makanya saya inisiatif agar setiap ada event di luar kota, diusahakan agar anak-anak dapat berangkat meski membutuhkan akomodasi cukup besar, ini untuk membentuk mental mereka dalam bertanding,” jelas pria yang menjabat Ketua Umum E-sport Indonesia (ESI) Kabupaten Sukamara.
Upaya tersebut merupakan salah satu langkah yang pihaknya ambil untuk mempersiapkan atlet-atlet E-sport unggulan dari Sukamara yang siap berlaga di ajang bergengsi tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Beni mengatakan, organisasi yang menangani atlet-atlet E-sport kabupaten, dalam hal ini ESI Sukamara, baru terbentuk tahun 2021 lalu dan bergabung dengan KONI Sukamara tahun 2022.
Tim G4 terdiri dari lima orang anggota. Dua di antaranya baru lulus SMA dan sisanya masih duduk di bangku SMA. Untuk mendapatkan lima orang tersebut, lanjut Beni, pihaknya menggunakan sistem seleksi. Prosesnya dimulai sejak Januari 2023 lalu, dalam rangka seleksi atlet E-sport yang akan berlaga pada ajang Porprov XII di Sampit.
“Tim G4 ini yang akan mewakili Sukamara mengikuti porprov di Sampit cabor E-sport kategori game Mobile Legends: Bang-Bang, mereka sudah diseleksi sejak Januari kemarin,” bebernya.
Beni mengatakan tim G4 sendiri sudah terbentuk sejak 2019, tetapi baru memiliki anggota ketika sudah dilaksanakan seleksi porprov cabor E-sport kategori MLBB awal 2023 lalu.
“Waktu itu kami pakai metode seleksi itu per tim, kebetulan mereka yang berlima ini dulunya berhasil menang di antara tim lainnya. Kenapa kami pakai seleksi tim, karena game ini membutuhkan chemistry yang baik antaranggota, datang dari tempat yang sama,” tuturnya.
Menurut Beni, dengan mengikuti turnamen MLBB yang digelar Kalteng Pos memberikan impact yang sangat besar untuk pembentukan mentalitas para atlet E-sport Sukamara agar lebih siap bertanding pada ajang-ajang ke depannya.
“Kami wajib bertanding offline dan bertemu tatap muka dengan lawan-lawan hebat yang sebelumnya belum pernah kami temui, seperti kemarin kami ketemu tim-tim hebat yang bertanding di turnamen MLBB Kalteng Pos, di situ bisa menjadi acuan mana aja tim-tim hebat yang bisa jadi lawan sulit di ajang porprov nanti,” tuturnya.
Meski demikian, Beni mengaku pihaknya sempat menghadapi kendala keterbatasan dana untuk berangkat mengikuti turnamen MLBB Kalteng Pos dari Sukamara ke Palangka Raya. Ia harus merogoh kantong pribadi dan rekan-rekannya dari sejumlah perusahaan agar bisa mengikuti turnamen ini. Beruntungnya, pihaknya juga mendapat support dari Bupati Sukamara.
“Sementara ini dana ESI Sukamara tidak ada, KONI Sukamara juga belum ada, sehingga dana transportasi kemarin campur aduk dengan dana saya sendiri dan beberapa rekan-rekan perusahaan yang men-support, enggak masalah, yang penting anak-anak nanti berhasil di porprov, kami juga di-support oleh Bupati Sukamara,” bebernya.
Beni berharap kepada pihak terkait untuk mendukung eksistensi atlet E-sport. Menurutnya masih banyak pihak yang menganggap bahwa MLBB hanyalah game anak-anak, padahal tidak demikian. Sebab, buktinya game ini menjadi salah satu kategori cabor E-sport yang dipertandingkan di perhelatan porprov.
“Semoga ke depannya ada pihak-pihak terkait yang bisa membantu mendukung kami agar lebih maju, karena saat ini kami masih terkendala dana untuk maju, salah satunya kami sulit ikut pertandingan di luar daerah karena keterbatasan biaya transportasi dan akomodasi,” tandasnya.
Ketua Harian Pengurus Provinsi (Pengprov) ESI Provinsi Kalteng Rio Kriswana mengatakan, pandangan terhadap kebanyakan game saat ini sudah mengalami pergeseran. Sudah sebaiknya demikian. Sebelumnya bermain game diidentikkan sebagai kegiatan yang menghabiskan waktu tanpa memberikan manfaat. Namun, lanjut Rio, dewasa ini sudah ada banyak game yang dijadikan cabor E-sport dan dipertandingkan dalam berbagai perhelatan olahraga.
“E-sport yang di dalamnya mempertandingkan game-game tertentu, sekarang ini sudah menjadi bagian dari olahraga prestasi karena sudah menjadi salah satu cabor di bawah naungan KONI,” jelas Rio, Sabtu (3/6).
Menurutnya, perlu ada ekosistem masyarakat yang mendukung berkembangnya potensi atlet-atlet E-sport di Bumi Tambun Bungai ini. Salah satunya melalui pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Karena itu ia sangat mengapresiasi event E-sport MLBB yang diselenggarakan Kalteng Pos.
“Kami sebagai pengurus E-sport Kalteng sangat mengapresiasi adanya kepedulian sejumlah pihak terhadap keberlangsungan atlet E-sport lokal. Prestasi tertinggi kita ada di SEA Games, salah satu atlet kita juara di cabang E-sport game, Valerian. Prestasi kita sangat luar biasa,” ucapnya.
Berkembangnya atlet-atlet E-sport dari Kalteng tidak hanya membutuhkan terciptanya ekosistem yang mendukung, tetapi juga niat sang atlet untuk berkembang lebih jauh. Menurut Rio, agar para atlet E-sport dapat berkembang, mereka harus terlebih dahulu membentuk tim. Tidak bisa bermain sendiri-sendiri.
“Bentuk dahulu timnya, dari tim itulah kemudian mereka beranjak mengikuti berbagai event, baik event resmi maupun tidak resmi,” tuturnya.
Rio mengatakan dengan mengikuti event tidak resmi, kemampuan para pemain dapat terasah dan meningkatkan jam terbang tanding. Adapun untuk berkembang lebih jauh dan menjadi seorang atlet E-sport profesional, lanjut Rio, player dapat mengikuti perlombaan resmi baik yang diadakan pemerintah maupun komunitas besar atau pihak swasta.
“Namun kalau turnamen yang resmi itu kan biasanya berjangka waktu, ada yang setahun sekali. Emang sangat penting untuk mengikuti berbagai turnamen. Selain untuk mengasah kemampuan diri, juga mengasah koordinasi dengan anggota tim. Diharapkan dengan mengikuti berbagai pertandingan, kekompakan tim makin solid,” tandasnya. (*/ce/ala)