Site icon KaltengPos

CFD Ternyata Memang Cocok Dipindah ke Kawasan Tuah Pahoe

SIAP-SIAP DIPINDAH: Pengunjung memadati kawasan CFD di Jalan Yos Sudarso, Palangka Raya, Minggu pagi (7/5/2023). Pengurus berencana memindahkan lokasi CFD ke tempat yang baru. FOTO: ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Wacana pemindahan lokasi car free day (CFD) ke tempat yang representatif mendapat respons positif dari berbagai pihak. Salah satunya Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalteng yang mendukung rencana pemindahan lokasi CFD ke kawasan Stadion Tuah Pahoe, Jalan Tjilik Riwut Km 5, Kota Palangka Raya.

Kepala Dispora Kalteng, Hamka menyambut baik rencana pemindahan lokasi CFD ke kompleks Stadion Tuah Pahoe. Menurutnya, kompleks stadion merupakan lokasi yang sangat cocok. “Kami mengapresiasi rencana pengelola CFD untuk memindahkan lokasinya. Salah satu alternatif adalah kompleks Stadion Tuah Pahoe,” ucap Hamka saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (8/5).

Selain memiliki area yang luas, menurut Hamka, di kompleks stadion juga ada banyak fasilitas pendukung. Misalnya lokasi parkir yang luas. Kemudian di sekitar stadion ada lokasi Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda. Di samping stadion pun terdapat lapangan luas, depan gor indoor.

“Lokasi Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda itu seperti lokasi wisata kota. Di sana sudah kami siapkan. Jika lokasi CFD dipindahkan ke sana, maka ada tiga tempat yang bisa digunakan, yakni lapangan depan gelanggang olahraga (gor) indoor, depan Stadion Tuah Pahoe, dan lokasi wisata itu,” ujar Hamka.

Selain itu, apabila kegiatan CFD dipindahkan ke kompleks Stadion Tuah Pahoe dan sekitarnya, tidak akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

“Selain berwisata dan berbelanja, masyarakat juga bisa berolahraga, karena ada jogging track, tempat renang, lapangan golf, motor ATV, dan ada juga rencana dibuatkan track sepeda, jadi lengkap,” tuturnya.

Menurut Hamka, dispora siap bantu memfasilitasi pemindahan lokasi CFD ke kompleks Stadion Tuah Pahoe apabila rencana tersebut benar-benar direalisasikan.

Sementara itu, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kalteng masih belum mengambil langkah untuk memindah lokasi penyelenggaraan CFD. Hal itu karena perlu pertimbangan yang matang sebelum adanya pemindahan. Rencana pemindahan sejatinya dilakukan karena kegiatan CFD yang dilaksanakan di Jalan Yos Sudarso selama ini dinilai mengganggu mobilitas masyarakat pengguna jalan. Itulah yang menjadi pertimbangan pemerintah sehingga muncul wacana relokasi. Meski demikian, perlu ada komunikasi lebih lanjut lintas stakeholders, baik di lingkup Pemprov Kalteng maupun Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kalteng Norhani membenarkan soal adanya rencana pemindahan lokasi CFD. Namun rencana pemindahan masih ditunda, karena perlu ada koordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait di lingkup Pemprov Kalteng maupun Pemko Palangka Raya. Tak hanya itu, upaya relokasi juga mempertimbangkan sejumlah pihak yang ikut terlibat dalam kegiatan CFD, terutama pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini mendapatkan penghasilan dari adanya kegiatan mingguan tersebut.

“Terkait pemindahan lokasi CFD masih ditunda dulu, masih perlu komunikasi dan koordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait di lingkup provinsi dan pemerintah kota untuk mematangkan keputusan tersebut,” ungkap Norhani kepada Kalteng Pos, Senin (8/5).

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya masih mempertimbangkan lokasi yang dinilai cocok untuk kegiatan CFD sembari koordinasi dengan instansi terkait. Untuk saat ini, kegiatan CFD masih dilaksanakan di Jalan Yos Sudarso.

“Kami masih melihat tempat yang bisa dijadikan lokasi baru CFD, belum ada kepastian, untuk sementara waktu kegiatan CFD tetap dilaksanakan di Jalan Yos Sudarso, tapi akan kami lakukan penataan ulang agar tidak mengganggu pengguna jalan,” jelasnya.

Langkah berikutnya memerlukan komunikasi dan koordinasi lebih lanjut antara Pemprov Kalteng dengan Pemko Palangka Raya dan pihak pengelola kegiatan CFD.

“Intinya masih menggunakan lokasi semula di Jalan Yos Sudarso, tapi diupayakan untuk ditata lebih baik, semua diberi dukungan dan difasilitasi, tapi ada pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan, seperti dari sisi kelancaran arus lalu lintas,” tuturnya.

Terkait adanya rencana pemindahan kegiatan CFD ke Jalan Willem AS, Norhani menyebut hal itu bisa saja dilakukan. Namun menurutnya lokasi tersebut tidak akan mampu menampung para pedagang yang terlibat dalam kegiatan CFD.

“Bisa saja di Jalan Willem AS, cuman harus dipertimbangkan lagi dari segi penataan, jangan sampai ketika sudah pindah dan ditata, tapi kemudian jumlah pedagangnya makin bertambah, lalu mengganggu jalur lalu lintas di sekitarnya, nantinya kan sulit juga,” ucapnya.

Karena itu, lanjut Norhani, CFD masih akan dilaksanakan di tempat semula, tetapi dengan sistem pengelolaan lalu lintas yang lebih dimaksimalkan. “Juga diperlukan penataan yang baik dari segi parkirnya, penataan lapak pedagang agar lebih rapi, sehingga keamanan masyarakat maupun pengguna jalan tetap terjamin,” tambahnya.

Upaya koordinasi lintas stakeholder juga diperlukan agar tidak terjadi kesalapahaman komunikasi antara pemerintah dan pengelola CFD. “Koordinasi antara stakeholder juga diupayakan dengan baik, pada intinya pemerintah provinsi sangat mendukung keberadaan CFD, intinya benahi lagi yang sudah ada, dari segi penataan lapak dan lain-lain,” ujarnya.

Untuk upaya penataan itu, Norhani mengatakan pihaknya meminta pengelola CFD untuk lebih intens berkomunikasi dengan pihak-pihak atau instansi terkait.

“Kami siap membantu dan memfasilitasi upaya tersebut. Intinya kalau mau pemindahan, benar-benar dipersiapkan terlebih dulu lokasi, penataan, keamanan, dan parkirnya, yang mana sejauh ini kami masih jalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,” tandasnya. (sma/dan/ce/ala)

 

Exit mobile version