Site icon KaltengPos

Momentum Mengingatkan Perjuangan dan Pengorbanan

BERJEMAAH: Pemprov Kalteng menggelar salat Iduladha berjemaah di halaman kantor gubernur, Minggu (10/7). Prof Alim Alim Al Alamah Al Habb Basim bin Al Atthos bertindak sebagai imam dan KH Ahmad Sanusi selaku khatib.

Umat Muslim Antusias Mengikuti Salat Iduladha

“Marilah kita memaknai perayaan Iduladha ini dengan spirit menumbuhkan perjuangan, karena dengan berkurban kita membentuk karakter masyarakat dan bangsa yang beradab”

H Edy Pratowo Wagub Kalteng

PALANGKA RAYA-Antusiasme umat muslim merayakan Iduladha 1443 hijriah sangat luar biasa. Masyarakat datang berbondong-bondong ke masjid dan lapangan terbuka yang menggelar salat Iduladha berjemaah. Minggu pagi (10/7), masjid-masjid di Kota Palangka Raya dipenuhi umat muslim yang berkumpul untuk melaksanakan salat Iduladha.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, Pemprov Kalteng juga melaksanakan salat Iduladha berjemaah di halaman kantor gubernur. Kegiatan itu dilaksanakan bekerja sama dengan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kalteng.

Hadir saat itu Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo, Ketua TP-PKK Kalteng Ivo Sugianto Sabran, Sekretaris Daerah Kalteng Nuryakin, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Setda Kalteng Katma F Dirun, serta sejumlah kepala perangkat daerah (PD) lingkup pemprov beserta keluarga masing-masing.

Yang bertindak sebagai imam saat itu yakni Prof Dr Alim Alim Al Alamah Al Habb Basim bin Al Atthos. Sedangkan KH Ahmad Sanusi Ibrahim atau yang dikenal dengan sebutan Guru Jaro menjadi khatib.

Dalam sambutan, Wagub Kalteng H Edy Pratowo mengatakan, perayaan Iduladha ini dimaknai sebagai momentum bahwa setiap individu tidak akan pernah sepi dalam proses perjuangan dan pengorbanan. Karena itu, Iduladha menjadi momentum untuk mengingatkan diri tentang perjuangan dan pengorbanan.

“Marilah kita memaknai perayaan Iduladha ini dengan spirit menumbuhkan perjuangan, karena dengan berkurban kita membentuk karakter masyarakat dan bangsa yang beradab, karena penyembelihan hewan kurban bukan sekadar ritual penyembelihan belaka, tapi kita mencari makna substansi yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap mantan Bupati Pulpis ini.

Wagub juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang selalu menjaga keharmonisan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, menjunjung tinggi falsafah huma betang, sehingga bisa gotong royong dan bahu-membahu membangun Kalteng.

Edy juga menyampaikan bahwa pemprov telah menyalurkan 419 ekor sapi kurban kepada masyarakat Kalteng.

“Pemprov membagikan 419 ekor hewan kurban berupa sapi, ada juga hewan kurban bantuan dari Presiden Joko Widodo, dengan harapan dapat dibagikan kepada masyarakat Kalimantan Tengah,” ucap pria berusia 52 tahun itu.

Dalam pelaksanaan salat sunah muakkad, yang bertindak sebagai khatib adalah KH Ahmad Sanusi Ibrahim. Dalam ceramahnya, ulama dari Tabalong, Kalimantan Selatan ini meminta umat muslim untuk memaknai peristiwa yang dilalui Nabi Ibrahim. Memaknai pengorbanan Nabi Ibrahim sebagai bentuk mendekati diri kepada Allah Swt.

“Inilah peristiwa kurban yang diabadikan oleh umat Rasulullah. Setiap merayakan Iduladha, kita menyembelih sapi dan kambing dengan tujuan berkurban yang punya makna qarib yang artinya dekat. Apabila mengorbankan sesuatu, tujuan adalah untuk dekat dengan Allah,” ucap KH Ahmad Sanusi dalam khotbah saat itu.

Masih di Kota Palangka Raya, ribuan umat muslim memadati Masjid Raya Darussalam untuk menunaikan ibadah salat Iduladha 1443 Hijriah, Minggu (10/7). Jemaah salat Iduladha memenuhi seluruh lantai masjid terbesar di Kota Palangka Raya ini. Bahkan jemaah menggelar sajadah di pelataran masjid.

Salat dilaksanakan tepat pukul 06.44 WIB. Drs Yazid Fakhri bertindak sebagai imam, sedangkan Drs H Masrani Arsyad menjadi khatib. Dalam ceramahnya, H Masrani menyampaikan bahwa teladan Nabi Ibrahim AS sebagai sejarah dimulainya menunaikan ibadah haji dan kurban.

“Melalui mimbar ini saya mengajak umat muslim meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta meneladani suri teladan Nabi Ibrahim AS,” katanya.

Ia mengungkapkan, keteladanan perjuangan Nabi Ibrahim AS beserta keluarga dalam menegakkan perintah Allah Swt dapat dicontoh dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Salah satu peristiwa besar yang patut menjadi suri teladan yakni berkurban saat hari raya Iduladha.

“Syariat kurban bermula dari pertanyaan malaikat kepada Allah Swt, mengapa gelar khalilullah diberikan kepada Nabi ibrahim AS, kemudian Allah menyampaikan kepada malaikat bahwa jangan menilai nabi Ibrahim AS hanya dari lahirnya sejarah, tapi perlu melihat isi hati dan kecintaannya kepada Allah Swt,” jelas H Masrani.

Kemudian Allah Swt menguji Nabi Ibrahim AS dengan perintah menyembelih putra yang dicintainya, Ismail. Malaikat kagum melihat ketabahan, kesabaran, dan keteguhan Nabi Ibrahim yang memang benar melaksanakan perintah Allah Swt.

“Bahkan ketika Nabi Ibrahim AS menyampaikan kepada putranya bahwa mendapat perintah untuk menyembelih anaknya, Ismail dengan ikhlas berserah untuk disembelih ayahnya,” tegasnya.

Kisah tersebut diabadikan dalam Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an tertulis bahwa Allah Swt berfirman; “Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian”.

“Dari peristiwa ini terlihat kesabaran dari keduanya, Nabi Ibrahim AS dan Ismail,” tuturnya.

Peristiwa ini, lanjut Masrani, memperlihatkan bahwa Nabi Ibrahim AS telah menempatkan ketaatan kepada Allah Swt di atas segalanya, termasuk harta maupun keluarga. Kisah ini patut menjadi contoh bagi umat muslim untuk menjalani kehidupan yang sakinah.

“Dari peristiwa itu menggambarkan kerukunan keluarga dalam menegakkan perintah Allah Swt dan suri teladan kehidupan anak kepada orang tua, yang menjadi teladan dan mutasi hidup umat muslim,” pungkasnya. (irj/abw/ce/ala/ko)

Exit mobile version