Lima Sekolah Tingkat SMA Ditutup Sementara
PALANGKA RAYA-Angka penularan Covid-19 di Kalimantan Tengah (Kalteng) terus bertambah. Pelaku perjalanan dari Pulau Jawa melalui Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya yang terdeteksi terpapar Covid-19 juga terus bertambah. Begitu pun dengan klaster di satuan pendidikan tingkat SD, SMP, hingga SMA Jumlah peserta didik yang tertular virus terus bertambah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng Achmad Syaifudi mengatakan, berkenaan dengan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, pihaknya sudah menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait diskresi SKB Empat Menteri yang menyebut bahwa PTM terbatas di wilayah PPKM level 2 tidak lagi 100 persen, melainkan 50 persen.
“Sekolah-sekolah SMA/SMK dan SLB seKalteng normal berjalan, kecuali beberapa sekolah yang memang ditutup sementara karena terdeteksi ada warga sekolah yang terpapar Covid-19,” tegasnya.
Hingga saat ini sudah lima sekolah yang ditutup sementara. Yakni SMAN 1 Palangka Raya, SMKN 2 Kasongan, SMAN 1 Kumai, SMAN 1 Tamiang Layang, dan SMAN 5 Palangka Raya.
Memang, selama dua tahun terakhir ini pembelajaran tidak optimal, sehingga mutu lulusan berpengaruh. Termasuk tidak optimalnya kinerja guru. Selama dua tahun ini banyak oknum guru memanfaatkan kondisi ini. sehingga fungsi guru yang seharusnya mengajar dan mendidik tidak optimal.
“Sentuhan karakter kurang, ada juga yang memanfaatkan sinyal lelet dan lain sebagainya kemudian tidak mengajar, juga kami temukan ada guru yang menganggap pembelajaran daring itu sebagai zona nyaman,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya sangat mendorong dan mendukung kebijakan SKB Empat Men-teri dan SE tentang diskresi. Termasuk menindaklanjuti kebijakan peningkatan penanganan Covid-19 yang dikeluarkan oleh gubernur.
“Di Kota Palangka Raya, seluruh SMA/SMK dan SLB melaksanakan PTM 50 persen karena kondisi level 2,” sebutnya.
Berkenaan kemungkinan diberlakukannya kembali pembelajaran daring sepenuhnya, pihaknya berharap masyarakat tetap menaati protokol kesehatan 5M sehingga PTM langsung bisa berjalan kembali. “Saya kira, varian Covid-19 apa saja, penanganannya sama, yakni dengan penerapan 5M. Vaksinasi guru dan siswa dosis dua juga sudah hampir 90 persen. Kami tidak berharap ada peningkatan kasus,” ucapnya.
Untuk sekolah yang sempat ditutup sementara, jika daerah masih berstatus level 1, dipersilakan melaksanakan PTM 100 persen lagi setelah selang waktu 7 hingga 14 hari .”Tapi jika masih level 2, maka harus PTM 50 persen, seperti di Kota Palangka Raya ini,” pungkasnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas Sekretaris Disdik Kota Palangka Raya Aswani mengatakan, berdasarkan informasi yang pihaknya terima, saat ini baru ada dua sekolah yang salah satu muridnya terkonἀrmasi positif, yaitu Sekolah Menegah Pertama (SMP) St Paulus dan SMPN dua Palangka Raya yang baru – baru ini dilaporkan.
Sedangkan untuk sekolah – sekolah lain yang berada di bawah wewenang Disdik Kota Palangka Raya, juga baru ada di sekolah tersebut yang melaporkan ada kasus murid terkonἀrmasi positif.
“Semoga saja tidak ada klaster sekolah, dan kita harapkan juga kedepannya dari dua sekolah tersebut tidak ada lagi yang terkonἀrmasi positif Covid – 19,” ucapnya.
Sedangkan untuk metode pembelajaran yang diterapkan saat ini adalah masih berpacu pada Surat Edaran (SE) nomor 420/314/870.UmPeg/II/2022 tentang penyesuaian pelaksanaan PTM. Dimana untuk kelurahan yang dinyatakan zona merah diminta untuk sementara memberlakukan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring untuk mencegah sebaran Covid – 19 di sekolah.
Sedangkan untuk zona oranye dan zona kuning diminta untuk menerapkan PTM dengan kapasitas murid yang mengikuti sebanyak 50 persen dan untuk zona hijau diperbolehkan PTM 100 persen.
“Kemungkinan nanti kami kembali akan mengeluarkan surat edaran terkait semua sekolah yang berada di Kelurahan Pahandut akan di arahkan untuk menerapkan metode pembelajaran secara PJJ,” sebutnya.
Sementara itu, menyikapi kondisi penyebaran kasus Covid-19 di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dinas kesehatan setempat sudah melakukan pemeriksaan secara acak terhadap 21 pelajar di semua tingkatan pendidikan. Pemeriksaan itu penting untuk mengetahui perkembangan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah. Sebab sejauh ini PTM terbatas masih tetap dilaksanakan.
“Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim telah melakukan uji petik sebanyak 21 pelajar, mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Hasilnya ditemukan dua peserta didik terkonfirmasi positif Covid-19,” ucap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kotim Multazam, Jumat (11/2).
Ia mengatakan, pemeriksaan secara acak dilakukan di lima SD dengan enam spesimen, tujuh SMP dengan delapan spesimen, dan tujuh SMA dengan tujuh spesimen. Pemeriksaan menggunakan metode swab PCR. Dari situlah terdeteksi dua pelajar yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Hasil itu sudah kami sampaikan ke pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kotim, dengan arapan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk pelaksanaan belajar mengajar dalam situasi seperti saat ini,” terang Multazam.
Dengan adanya peserta didik yang terkonἀrmasi positif Covid-19 melalui pemeriksaan acak tersebut, sistem pembelajaran tatap muka yang berjalan selama ini menjadi sorotan. Dikhawatirkan risiko penularan tinggi. Apalagi kasus Covid-19 terus meningkat akhir-akhir ini.
“Kami selaku tim Satgas Penanganan Covid-19 menyerahkan keputusan kepada dinas pendidikan, perihal sistem belajar mengajar ke depannya di tengah munculnya klaster sekolah ini. Bapak Bupati juga sudah menerbitkan instruksi sebagai acuan untuk proses pembelajaran di tengah pandemi,” kata Multazam.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim Umar Kaderi mengatakan, untuk sekolah yang peserta didiknya terpapar Covid-19, pihaknya akan merekomendasikan kepada bupati untuk menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka langsung.
“Kami akan merekomendasikan sekolah yang siswanya positif Covid-19 untuk memberhentikan sementara waktu pembelajaran tatap muka dan dilakukan secara daring saja, ini untuk kebaikan bersama, kami tengah berusaha mencegah agar penyebaran Covid-19 di kalangan para pelajar tidak meluas,” tutupnya.
Hingga Kamis (10/2), jumlah pasien Covid-19 yang ditangani sebanyak 50 orang. Terdiri dari 48 orang menjalani isolasi mandiri dan 2 pasien dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BP-BPK) Kalteng Falery Tuwan mengatakan, pemerintah melaksanakan pemeriksaan acak dengan jumlah terbatas. Perihal kemungkinan menambah jumlah tes acak, masih menunggu hasil koordinasi bersama.
“Apakah memang perlu atau tidak, sejauh ini belum ke arah sana, tapi jika memang diperlukan, bisa dilaksanakan, sambil menunggu kebijakan gubernur, jika memang harus 100 ataupun meningkatkan jenis tes, kita lihat saja ke depan,” katanya.
Berkaitan dengan lonjakan kasus yang saat ini terjadi, pihaknya memastikan akan ada koordinasi untuk penanganan. Jika nanti lonjakannya cukup signiἀkan, tentu akan ada kebijakan khusus untuk penanganan.
Entah berupa kebijakan mewajibkan penumpang untuk PCR atau dites ulang 100 persen, atau juga ada pembatasan khusus dengan penyekatan-penyekatan. Sudah ada planning ke arah sana, termasuk rencana PCR, menunggu hasil rapat koordinasi nanti,” tuturnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perhubungan (Dishub) Kalteng Yulindra Dedi mengatakan, berdasarkan laporan dari tim tes acak, sudah ada lima orang penumpang terdeteksi positif Covid-19. Namun pada Jumat (11/2), hingga penerbangan siang belum ditemukan penumpang yang positif Covid-19. “Penerbangan pagi dan siang tidak ditemukan penumpang positif,” ucapnya, kemarin sore.
Pihaknya menganjutkan agar para pelaku perjalanan dari luar Kalteng sebaiknya melaksanakan isolasi mandiri beberapa hari. “Iya, arahnya ke isolasi mandiri, data-data dari KKP diserahkan ke Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya, mereka yang akan monitoring,” tegasnya. (abw/ahm/bah/ce/ala/ko)