Site icon KaltengPos

Kerinduan Salat Tarawih Berjamaah Tak Terbendung

TANPA PROKES: Jemaah terlihat tidak menjaga jarak saat salat Tarawih di Masjid Nurul Islam, Jalan Ahmad Yani, Palangka Raya, tadi malam (12/4). Foto: denar kalteng pos

PALANGKA RAYA-Euforia memasuki bulan suci Ramadan biasanya sangat terasa pada malam pertama. Ramadan yang dapat ditemui setahun sekali ini, membuat masyarakat, khususnya umat Islam, rindu momen-momen selama Ramadan, termasuk salat Tarawih. Tahun lalu, pemerintah melarang salat Tarawih dilaksanakan berjemaah dan dianjurkan dilakukan di rumah. Tahun ini berbeda. Pemerintah sudah membolehkan dengan catatan protokol kesehatan (prokes) harus diterapkan.

Kerinduan jemaah untuk melaksanakan salat Tarawih di masjid-masjid sudah tak terbendung. Pantauan Kalteng Pos di lapangan, jemaah membeludak sampai teras masjid. Di dalam masjid, saf jemaah berjarak, tidak rapat. Imam masjid juga menyerukan imbauan prokes kepada jemaah sebelum menjalankan salat. Di Masjid Nurul Islam, tak sepenuhnya prokes dijalankan.

Pengurus Masjid Raya Darussalam Palangka Raya sangat mengantisipasi terjadinya lonjakan jumlah jemaah yang menghadiri salat Tarawih hari pertama. Penerapan prokes bagi jemaah yang menjalankan salat di Masjid Raya Darussalam diawasi secara ketat.

Ketua Umum BP Masjid Raya Darussalam H Khairil Anwar mengatakan, sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah dan Kementerian Agama (Kemenag) RI, kegiatan salat Tarawih di masjid diperbolehkan dengan syarat jumlah jemaah yang hadir 50 persen dari total kapasitas. Masjid ini (Masjid Raya Darussalam, red) normalnya dapat menampung tiga ribu jemaah.

“Namun, dengan adanya aturan pembatasan 50 persen, maka dimungkinkan cukup untuk salat Tarawih dengan penerapan prokes, lantaran setelah dikurangi 50 persen, masih ada kuota 1.500 jemaah,” katanya kepada Kalteng Pos melalui sambungan telepon, Senin (12/4).

Diungkapkannya, pihaknya membuka semua lantai untuk digunakan jemaah mengikuti salat Tarawih. Bahkan apabila tiga lantai yang disediakan tidak mencukupi, maka jemaah dapat mengikuti salat di halaman masjid. Pihaknya sudah mengatur garis penggunaan salat di halaman masjid jika jemaah yang datang membeludak.

“Kami membuka empat pintu agar jemaah tidak berdesak-desakan, kami juga meminta jemaah tidak berkerumun saat datang maupun pulang,” ungkapnya.

Untuk menjamin penerapan prokes dilaksanakan secara ketat, akan ada petugas yang mengecek suhu tubuh dan memastikan saf salat tidak berdempetan. Juga memastikan tiap jemaah menggunakan masker.

“Apabila ada jemaah yang tidak pakai masker, yang rumahnya dekat akan kami suruh pulang ambil masker, tentunya kami harap semua jemaah yang datang menggunakan masker,” tegasnya seraya menyampaikan bahwa jemaah yang datang harus membawa sajadah masing-masing.

Sementara itu, Kemenag Kalteng melaksanakan rukyatul hilal penetapan 1 Ramadan 1440 Hijriah di Kota Palangka Raya dari atap Hotel Aquarius. Karena kondisi berawan, tim tidak dapat melihat hilal di langit Kota Cantik.

“Secara logika sebetulnya kami bisa melihat hilal di Kota Palangka Raya ini karena berada di atas 3 derajat lebih, tapi langitnya awan, mengakibatkan hilal tidak terlihat,” kata Kepala Seksi Urais dan Binsyar Kemenag Kalteng Fahrudin.

Ia juga mengakui bahwa selama empat tahun menjabat di Kemenag Kalteng, belum pernah melihat hilal. Ia menyebut, daerah lain di Kalteng yang berpotensi bisa melihat hilal yakni Seruyan dan Kobar.

Terpisah, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin mengimbau agar seluruh masyarakat Kota Palangka Raya tetap menerapkan prokes secara ketat selama menjalankan ibadah puasa Ramadan. Salah satu-nya saat menjalankan salat Tarawih.

“Terkait pelaksanaan ibadah pada bulan suci Ramadan ini, kami tekankan kepada masyarakat, mohon kerja samanya agar di bulan suci ini masyarakat Palangka Raya bebas dari persebaran Covid-19,” ucapnya. (abw/ahm/ce/ram)

Exit mobile version