PALANGKA RAYA-Selama era kepemimpinan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dan H Edy Pratowo, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng fokus menuntaskan proyek pembangunan, untuk mewujudkan Kalteng makin bermartabat, elok, religius, kuat, amanah, dan harmonis (BERKAH).
Megaproyek infrastruktur yang sedang dibangun saat ini yakni Bundaran Besar, RSUD Hanau, Universitas Barito Raya, Gedung Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalteng, kawasan Jembatan Kahayan, Tugu Mahir Mahar dan berbagai proyek pembangunan lainnya. Proyek-proyek tersebut terus dikebut agar selesai sesuai target yang direncanakan.
Kepala Dinas PUPR Kalteng H Shalahuddin ST MT mengatakan, Pemprov Kalteng terus bergerak untuk merencanakan dan menata perwajahan ibu kota. Dinas PUPR Kalteng juga rutin melakukan monitoring atau pemantauan proyek pembangunan yang sedang dikerjakan.
“Penataan sarana infrastruktur di ibu kota provinsi terus dilakukan oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran melalui dinas pekerjaan umum dan penataan ruang,” kata Shalahuddin kepada Kalteng Pos di ruang kerjanya, Selasa (13/6).
Menurut Shalahuddin, selain terus fokus menuntaskan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, pemprov juga berupaya mempercantik wajah Kota Palangka Raya. Sejauh ini progres pembangunan Bundaran Besar mencapai 30,514 %, penataan tugu simpang Mahir Mahar 23,01 %, dan pembangunan gedung Kejati Kalteng 42,07 %.
“Pembangunan tugu simpang Mahir Mahar dilakukan bertahap. Total dana yang dibutuhkan senilai Rp30 miliar. Pembangunan yang dilakukan antara lain tugu dan patung penari tari manasai sebagai salah satu jenis tari pergaulan masyarakat Dayak Kalteng, sekaligus melambangkan kegembiraan menyambut tamu pemerintah yang berkunjung ke Kalteng,” terang Shalahuddin.
Ada pula patung jukung rangkang sebagai simbol alat transportasi tradisional masyarakat Kalteng. Di area sekitar tugu ini akan ditanami pohon kiara payung, dipasang lampu taman custom, tulisan dengan huruf akrilik, finishing lantai (colorful pattern concrete), areal grass block, pohon trembesi, pohon tapiung, ornamen ACP cutting, atap tanaman rambat, ornament kolom, pohon palem, lampu taman custom, pagar drainase, dan lainnya. Pengecatan didominasi lima warna yang sering digunakan suku Dayak, yakni merah, kuning, hijau, putih, dan hitam.
Pembangunan tugu ini merupakan bentuk perhatian serius Gubernur H Sugianto Sabran terhadap kemajuan sektor infrastruktur, selain pertanian, perikanan, pendidikan, serta kesehatan, dan pelayanan masyarakat. Pemerintah berharap dengan adanya pembangunan ini bisa mewujudkan keinginan masyarakat akan perwajahan ibu kota yang makin menarik serta ketersediaan ruang publik.
“Kami harapkan di tengah kota ada ruang publik, sehingga masyarakat bisa bersantai sambil berfoto di sana. Juga untuk menarik wisatawan datang berkunjung ke Kalteng. Selain itu, tujuan pembangunan ini yakni memperkuat sektor pariwisata dan minat masyarakat yang akan berkunjung ke Kota Palangka Raya sebagai pintu masuk ke wilayah Kalteng,” terangnya.
Sementara, Bundaran Besar Palangka Raya juga akan memiliki wajah baru. Bangunan yang menjadi ikon kota provinsi ini sedang dipoles dan ditata dengan gaya arsitektur modern. (nue/ce/ala)