PALANGKA RAYA-program nasional yang dijalankan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ini terus berjalan untuk meningkatkan pemenuhan gizi anak sekolah.
Koordinator SPPG di Kalteng, Elisa Agustino, menjelaskan secara rinci alur pelaksanaan program yang melibatkan banyak tim, dimulai sejak sehari sebelum pendistribusian makanan.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat sekitar turut dilibatkan. Mereka terlebih dahulu diberi pelatihan dan sertifikasi oleh BPOM.
Idealnya, tiap unit SPPG melibatkan 50 orang untuk menyiapkan 3.000 hingga 3.500 porsi makanan per hari. Mereka terbagi dalam berbagai divisi. Mulai dari persiapan, produksi, hingga distribusi makanan.
Dikatakannya, persiapan dimulai pada pukul 16.00 sore sehari sebelumnya. Tim persiapan bertugas mengecek kualitas bahan makanan. Bahan-bahan yang kurang layak langsung diganti.
Setelahnya, pada pukul 18.00, sayuran dan bumbu akan diolah, kemudian disimpan dalam freezer pada pukul 21.00.
Pada pukul 01.00 dini hari, tim produksi datang dan siap untuk bekerja pukul 01.20. Proses memasak berlangsung hingga pukul 05.00, menghasilkan makanan matang seperti nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah-buahan.
Selanjutnya, pada pukul 06.00, tim pemorsian mulai menakar, mengemas, dan menyusun makanan dalam keranjang sesuai jadwal pengantaran.
Distribusi pertama dilakukan pukul 07.30 hingga 08.00. Menyasar PAUD, TK, dan kelas 1-3 SD. Sembari tim distribusi kloter pertama mengatar makanan, tim produksi lanjut memasak untuk pengantaran selanjutnya.
Sedangkan distribusi kedua dilakukan pukul 11.00 siang untuk kelas 4-6 SD, SMP, dan SMA. Makanan yang telah sampai di sekolah diterima oleh pihak sekolah, lalu menyerahkan ke masing-masing kelas. Guru wali kelas juga wajib mengisi tanda terima sesuai jumlah porsi yang diterima.
“Setelah anak-anak selesai makan, food tray dikumpulkan dalam keranjang yang telah disediakan. Tim distribusi kemudian mengambil kembali food tray dari sekolah pada pukul 12.00 siang. Selanjutnya, pukul 13.00, tim pencuci food tray membersihkan peralatan sesuai standar operasional,” jelasnya, Kamis (16/1).
Elisa menegaskan, tiap porsi makanan telah disesuaikan dengan kebutuhan gizi berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN). Program ini melibatkan ahli gizi untuk memastikan menu yang diberikan memenuhi standar kesehatan.
“Kami juga terus mengedukasi anak-anak agar mengonsumsi semua jenis sayur yang disediakan. Sejauh ini, kami belum menerima laporan alergi, karena sebelumnya kami juga meminta pihak sekolah untuk mengumpulkan data anak-anak yang alergi,” ujarnya.
Elisa mengimbau orang tua untuk turut serta dalam pemenuhan gizi anak dengan membiasakan sarapan, makan makanan sehat, dan menjaga pola tidur anak, sehingga Generasi Emas 2045 dapat terwujud.
Ia menambahkan, sejauh ini baru satu unit SPPG yang sudah aktif, yakni yang terletak di Jalan Bukit Kenanga, Palangka Raya, dari total enam titik yang tersebar di empat kabupaten/kota.
“Di Palangka Raya, SPPG di Jalan Diponegoro merupakan SPPG tipe 1. Sedangkan di lokasi lainnya, termasuk yang berada di Kabupaten Kapuas, Seruyan, dan Kotawaringin Timur merupakan SPPG tipe 3. Untuk saat ini masih satu yang aktif, itu di Jalan Bukit Kenanga. Kami menargetkan seluruh unit bisa beroperasi paling lambat awal Februari,” tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Kalteng Pos di SDN 7 Palangka, Kamis (16/1), ada keterlambatan distribusi. Makanan yang dijadwalkan tiba pukul 08.00, justru baru sampai ke sekolah itu pukul 09.12.
Salah satu petugas distribusi, Ujang, mengatakan SDN 7 merupakan tujuan terakhir untuk pendistribusian gelombang pertama. Ada dua unit kendaraan yang dierahkan. Masing-masing mendistribusikan makanan ke delapan sekolah tujuan.
Di sisi lain, Kepala SDN 7 Palangka, Salmani SPd, mengapresiasi program MBG yang dianggap berdampak positif, terutama dalam mengurangi pengeluaran jajan anak dan mencukupi kebutuhan gizi. Namun, ada beberapa anak yang menginginkan tambahan susu dalam menu MBG.
”Dalam empat hari ini, sebagian besar anak menghabiskan makanan. Kalau untuk sayur, ada juga yang tidak habis, bahkan diberikan ke teman. Tetapi pada hari ketiga, sepertinya ada anak-anak yang kurang suka ikan patin, jadi ada yang enggak habis makannya,” bebernya, kemarin.
Pada hari keempat pelaksanaan, menu yang disajikan terdiri dari nasi putih, oseng kacang panjang dan wortel, tempe goreng, ayam kecap, serta buah pisang. Menu ini tentunya dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai standar AKG.
Sebagai informasi, sekolah-sekolah di Kota Palangka Raya sebagai penerima manfaat program ini yakni SDN 4 Bukit Tunggal, SDN 13 Palangka, SDN 10 Palangka, SDN 9 Palangka, SDN 1 Bukit Tunggal, SDN 11 Palangka, SDN 3 Palangka, SDN 7 Palangka, SD/MI Miftahul Ulum, SMA Karya, SMA Garuda, SMP Pancasila, SMPN 3, TK RA Hidayaturahman, TK Pandehen, dan TK Kristen. (zia/ovi/ce/ala)