Site icon KaltengPos

Pemprov Pastikan Food Estate Berhasil

LUMBUNG PANGAN: Para petani beristirahat di tengah kesibukan aktivitas di lahan pertanian Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kamis (16/2/2023). FOTO: ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Kunjungan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasim Limpo (SYL) ke Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Kamis (16/2) dalam rangka peninjauan proyek food estate di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas. Dalam kunjungan tersebut, mentan beserta jajaran melihat secara langsung progres pengembangan proyek food estate sekaligus membuat evaluasi.

Plh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Kalteng Leonard S Ampung mengatakan, kunjungan mentan beserta jajaran, mulai dari dirjen hingga direktur adalah untuk melihat kondisi rill di A5 Desa Petuk Jaya. Mentan ingin memastikan perkembangan pelaksanaan program ekstensifikasi pertanian di wilayah food estate itu.

“Sudah jelas kelihatan bahwa hasilnya lebih bagus dibandingkan sebelum masuknya food estate, kami bicara fakta dan data,” kata Leo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (17/2).

Leo menyebut produk pertanian di lokasi itu mengalami peningkatan dari sebelumnya yang hanya bisa panen tiga hingga empat ton per hektare. Tentunya pengembangan food estate ini sangat positif untuk program ketahanan pangan nasional.

“Pemprov Kalteng melihat program ini sangat positif dan ada perkembangan yang signifikan, walaupun harus melalui tahapan-tahapan,” ucapnya kepada Kalteng Pos.

Tahapan pembangunan, lanjut Leo, seperti ketersediaan air yang dibangun melalui Kementerian PUPR. Pembangunan ini dinilai sudah cukup baik. Terbukti di wilayah A5 tidak lagi terjadi banjir, sehingga bisa dilakukan penanaman oleh petani. Hasilnya pun cukup signifikan.

“Dalam kunjungan ini, beliau (mentan, red) meminta kepada jajaran di tingkat pusat maupun Pemprov Kalteng untuk mengejar target pengembangan lebih lanjut di  lahan seluas 500 hektare. Menepis anggapan masyarakat bahwa itu (program food estate) tidak berhasil, kami tegaskan bahwa proyek ini signifikan dan meningkat hasilnya, dalam artian berhasil,” ucapnya.

Leo menambahkan, kondisi tanah, demografi, serta kontur dan kualitas tanah di Kalteng berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa, Sulawesi, ataupun Sumatera. Karena itu perlu treatment atau penanganan melalui sistem pengairan, teknologi pertanian modern, dan lainnya.

“Itu sudah dilakukan dan hasilnya ada peningkatan, sangat luar biasa,” tegasnya.

Artinya, upaya yang sudah dilakukan pemerintah, berkolaborasi dengan para petani dan stakeholder yang ada di Kalteng sangat luar bisa. Berkenaan lahan food estate yang masuk pada area eks PLG, dengan masuknya food estate ini, lahan yang sebelumnya terbengkalai dan sering direndam banjir, melalui treatment sistem ke-PU-an dengan sumber daya air dan sistem pengairan yang bagus, pola tanam dan teknologi yang bagus, lahan-lahan itu tidak lagi menjadi lahan kosong yang tidak produktif.

“Sekarang lahan itu jadi lahan produktif yang menyejahterakan dan meningkatkan penghasilan petani,” tutupnya. (abw/ce/ala)

Exit mobile version