PALANGKARAYA – Peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan Pondok Pesantren Naudhatul Ulama Kalteng di tepi Jalan Trans Kalimantan Kilometer 50 Desa Humbangraya, Kabupaten Kapuas. Namun karena alasan teknis, panitia memutuskan untuk menggeser waktu pengerjaan.
“Kami harus melakukan penyempurnaan pada beberapa rencana teknis kegiatan di lapangan, termasuk RAB. Insya Allah setelah lebaran pembangunan bisa dimulai,” terang ketua Yayasan Raudhatun Nahdliyyin Katma F Dirun, Sabtu (19/3/2022).
Sebelumnya, pembangunan pondok pesantren yang berdiri di atas lahan seluas 10 hektare ini pada tahap awal akan digarap dengan konstruksi semi permanen. Bangunan awal diproyeksikan untuk aedung asrama santri, ruang belajar, asrama guru, serta fasilitas pendukung lainnya.
Rencana membangun dengan konstruksi semi permanen, semula didasarkan atas pertimbangan pondok bisa segera beroperasi. Namun rencana ini kemudian berubah setelah sumbangan yang datang dari berbagai pihak dianggap bisa langsung dilaksanakan untuk bangunan permanen sebagaimana master plan yang telah dibuat.
“Mungkin total kebutuhan dana awal ini untuk belum cukup, tapi setidaknya dengan dana sumbangan yang masuk, bisa langsung dimanfaatkan untuk bangunan sebagaimana desain awal,” kata Katma.
Pada saat peletakan batu pertama oleh Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dan Gubernur Kalteng yang dilaksanakan Selasa (15/3/2022), terhimpun sumbangan hingga Rp 1,9 miliar dan 1.500 sak semen. Penghimpunan ini terjadi secara spontanitas, antara lain berasal dari pimpinan Media Group Surya Paloh, Gubernur Kalteng, Bupati Kapuas, dan sejumlah dermawan lainnya.
“Semoga dalam waktu dekat berbagai rencana teknis yang dibutuhkan bisa segera dirampungkan. Untuk teknisnya, pelaksanaan dilakukan oleh pihak profesional di bidang perencanaan,” timpal Katma yang juga menjabat Asisten I Setda Pemprov Kalteng. (*)