Site icon KaltengPos

Divaksin Sinovac Kena Covid-19, Ahli: 40 Persen Tetap Bisa Tertular

Vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Sinovac. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

KaltengOnline.com-Ratusan tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 meski sudah divaksinasi dengan vaksin Sinovac dari Tiongkok. Hal itu menjadi pertanyaan terkait dengan efikasi dan efektivitas Sinovac. Para ahli menilai kejadian itu tak aneh sebab memang tak ada vaksin yang manjur 100 persen.

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan sejak awal efikasi dari vaksin yang dipakai oleh Indonesia tak ada yang 70 persen lebih. Sinovac pun di bawah 70 persen nilai efikasinya.

“Jadi dari awal pakai Sinovac kan ada 40 persen yang mungkin tetap akan kena Covid-19,” jelasnya kepada JawaPos.com, Sabtu (19/6).

Apalagi ditambah dengan varian baru Delta dari India, maka nilai efikasi pasti akan menurun. “Mungkin 40 persen orang kena Covid-19 meski sudah divaksinasi,” jelasnya.

Lalu apakah bisa fatal atau hanya gejala ringan? Tri Yunis menegaskan keduanya bisa saja terjadi.

“Bisa (meninggal), kalau dia enggak dapat pertolongan, enggak dapat oksigen ya bisa meninggal,” katanya.

Hal senada diungkapkan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Praktisi Klinis Prof Ari Fahrial Syam. Dia mengakui nakes di DKI Jakarta yang merupakan rekan-rekan sejawatnya juga sudah tertular Covid-19 sekalipun sudah divaksinasi. Artinya, memang tak ada efikasi vaksin yang 100 persen. Apalagi khusus untuk Sinovac, menurutnya masih belum ada perbandingan negara mana yang memakainya lalu juga tertular Covid-19. Sehingga masih belum bisa dibandingkan.

“Artinya begini, itu kan efikasi tak 100 persen, efikasi kan menurunkan saja. Kalau di luar kan, di India enggak pakai Sinovac makanya kami susah menilai. India kan pakai Astrazeneca dan Pfizer. Keduanya masih efektif walaupun agak menurun sedikit. Nah, Sinovac ini kita tak tahu nih,” jelas Prof Ari.

Untung saja nakes rekan sejawatnya menunjukkan gejala ringan. “Gejala nakes memang tak berat, kebetulan ringan bisa isoman. Vaksin kan memang begitu, kalau seseorang terinfeksi gejalanya tak berat,” ujarnya.

Sebelumnya pada Januari 2021 Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin. Berdasarkan hasil uji klinis fase 1 dan 2 di Tiongkok, lalu juga hasil uji klinis di Bandung dan hasil interim, menunjukkan vaksin Sinovac di Indonesia manjur 65,3 persen atau benar di bawah 70 persen meski sudah memenuhi standar WHO yakni di atas 50 persen. (jawapos.com)

Exit mobile version