Site icon KaltengPos

Konsumsi Ikan Efektif Cegah Stunting

Petugas SKIPM Palangka Raya memeriksa ikan betutu yang akan diekspor. FOTO: AGUS PRAMONO/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Angka konsumsi ikan (AKI) masyarakat Kalteng meningkat setiap tahunnya. Ratarata kenaikan AKI Kalteng sebesar 3,99 persen. Pada tahun 2021, AKI Kalteng 55,52 persen sehingga melebihi AKI nasional yang sebesar 55,37 persen.

Tentu, data di atas sangat positif. Terlebih jika dilihat darikaca mata kesehatan. Kalteng saat ini sedang gencar-gencarnya menurunkan angka stunting. Ikan menjadi makanan
yang sangat direkomendasikan untuk mencegah terjadinya stunting. Segudang manfaat disimpan oleh hewan perairan ini.

Mulai dari protein hingga lemak yang bermanfaat baik tumbuh kembang anak. Maka
tak ayal ikan pun menjadi makanan yang sangat direkomendasikan untuk mencegah terjadinya risiko stunting pada anak. Hal ini diungkapkan oleh Ahli Gizi RSUD dr Doris Sylvanus, Hermawati S.Tr.Gz.,RD.

Mengonsumsi ikan bagus sekali untuk anak agar terhindar dari risiko stunting. Ikan jenis apapun, memiliki kandungan utama berupa protein. Sementara, kandungan yang
dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak juga merupakan protein.

“Selain itu ya karbohidrat juga dibutuhkan, lemak juga dibutuhkan, tapi protein itu sangat penting untuk menunjang pertumbuhan anak, jadi termasuk untuk mencegah stunting
juga itu,” jelasnya kepada Kalteng Pos, Sabtu (19/11).

Hermawati mengatakan semua jenis ikan memiliki manfaat demikian. Protein di dalam ikan termasuk dalam protein biologis tinggi. Memiliki asam amino yang lebih lengkap. Maka dengan adanya itu penyerapan di dalam tubuh lebih bagus dan asam amino di dalamnya
lebih lengkap tadi dapat menunjang pertumbuhan anak. Protein termasuk dalam zat gizi makro seperti halnya karbohidrat dan lemak. Zat gizi makro merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah banyak.

“Jadi di dalam protein itu ada asam amino di situ, untuk pertumbuhan juga, asam amino itu juga di dalam protein itu jenisnya banyak, jadi di dalam protein itu sudah lengkap jenis
asam aminonya ketimbang asam amino di tempe dan tahu, nggak selengkap produk hewani,” ungkapnya.

Makanan yang termasuk dalam protein biologis tinggi tidak hanya ikan, melainkan juga ayam, telur, dan pangan jenis daging lainnya juga termasuk. Namun demikian, ikan memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis makanan protein biologis tinggi lainnya mengingat ikan merupakan makanan kaya manfaat yang mudah didapat dengan harga
terjangkau dan memiliki kandungan lemak baik.


“Ikan itu kolesterolnya sedikit sekali. Kalau misalkan kayak ayam, dagingdaging, itu kolesterolnya tinggi. Jadi pada ikan itu, lemaknya merupakan lemak baik,” ucapnya.
Untuk memberikan konsumsi ikan kepada anak-anak agar terhindar dari risiko stunting, lanjut Hermawati, tidak membutuhkan jenis metode memasak tertentu. Baik digoreng, direbus, atau dengan cara lainnya, selagi bahan utama makanan masih merupakan ikan, akan tetap bagus untuk dikonsumsi.

“Penyajiannya yang penting dimasak saja. Kalau misalkan mau digoreng pun tidak masalah. Terus dikukus boleh, dipanggang boleh. Atau anak-anak yang nggak suka makan
ikan bisa dibikin pentol, atau nugget, dan lain-lain,” jelasnya.

Namun demikian, Hermawati menyarankan agar jangan terlalu sering dimasak bergoreng dengan minyak banyak. Menanggapi pandangan sebagian masyarakat soal makan ikan dapat menyebabkan cacingan dan gangguan kesehatan lainnya, Hermawati mengatakan terjadinya penyakit demikian dapat terjadi karena ikan tidak dimasak dengan baik dan
benar. Kebersihan dalam memasak tidak dijaga, alat makan tidak dijaga, kondisi tangan tidak dicuci ketika makan, turut menjadi pemicu munculnya penyakit demikian.

Hermawati mengatakan untuk memilih jenis ikan yang akan diberikan kepada anak tidak perlu muluk-muluk membeli ikan salmon, ikan lokal yang terdapat di daerah juga memiliki kandungan yang sama dengan salmon.

Sehingga, ia merekomendasikan kepada masyarakat agar memanfaatkan potensi perikanan daerah yang ada saja, tak perlu ikan salmon yang harganya mahal. “Ikan lokal kan banyak yang bagus, seperti ikan haruan yang albuminnya tinggi, jadi banyak produk ikan kita ini yang bagus,” ucapnya.

Ikan dapat mulai dikonsumsi oleh bayi pada usia enam bulan pada makanan pendamping
ASI (MP-ASI). Tentu, cara memberikan konsumsi ikan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan sang bayi, seperti disaring dan dilembutkan sesuai kondisi bayi. “Jadi sejak
anak sudah diajarkan makan itu sudah boleh dikasih (ikan, red) selama anaknya tidak alergi,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengakui konsumsi ikan sangat baik bagi tubuh khususnya bagi pencegahan stunting. Suyuti mengatakan pihaknya sangat merekomendasikan ikan sebagai sumber protein
untuk mencegah stunting.

Beberapa alasan mengapa Dinkes Kalteng merekomendasikan ikan dikarenakan, pertama, ikan mudah didapatkan dan lebih murah dibanding harga daging di Kalteng. Kedua, ikan kaya dengan lemak omega 3 yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak anak.
Mengkonsumsi ikan selain bagus untuk pertumbuhan badan juga sangat bagus
untuk meningkatkan kecerdasan. Ketiga, ikan tidak termasuk daging merah yang terkenal memiliki kandungan kolesterol jahat yang tinggi.

“Selain itu, mengkonsumsi ikan akan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke,” ucap
Suyuti kepada Kalteng Pos lewat pesan WhatsApp, Sabtu (19/11).

Dikatakannya pula, saat ini pihaknya terus mendorong masyarakat agar mengkonsumsi ikan melalui kedua program kesehatan masyarakat yang tengah terus mereka jalankan saat ini.

“Program dinkes terkait upaya mendorong konsumsi ikan dilakukan melalui germas dan isi piringku. Kedua program ini bertujuan agar masyarakat konsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan serat dalam komposisi yang seimbang dan bersumber dari keanekaragaman sumber makanan termasuk ikan,” tuturnya.

Telah dihubungi sebelumnya, Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng Darliansjah mengatakan pihaknya terus melakukan kampanye makan ikan kepada masyarakat Kalteng agar
semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi ikan setiap harinya.

Dikatakannya, peningkatan angka konsumsi ikan yang intens setiap tahunnya itu merupakan akibat dari tumbuhnya kesadaran masyarakat Kalteng untuk dapat mengkonsumsi ikan. Konsumsi ikan begitu penting mengingat ikan sendiri memiliki segudang manfaat bagi tubuh.

“Kita dapat dikatakan efektif dalam memberikan sosialisasi, edukasi, intervensi, bahwa ikan itu mengandung gizi. Gizinya itu kan paling tidak ada empat. Satu, protein. Dua,
lemak omega tiga. Tiga, vitamin. Empat, mineral,” ungkap Darliansjah kepada Kalteng Pos. (dan/ram)

Exit mobile version