SUKAMARA- Bupati Sukamara H Windu Subagio secara langsung mengajak Kalteng Pos untuk mengunjungi budi daya tambak udang vaname di Desa Sungai Pasir, Kecamatan
Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara. Budi daya yang didirikan akhir tahun 2021 lalu itu sudah melewati panen perdana pada awal tahun 2022.
Dalam kesempatan itu, Windu juga mengungkapkan bahwa sebelumnya dilakukan budi daya udang windu dan ikan bandeng secara tradisional, masih ada ratusan hektare dengan
tambak ekstra tradisional yang dulunya sempat tidak lama dikelola dengan baik, akhirnya direvitalisasi menjadi tambak udang.
“Jadi sebelumnya itu dilakukan budi daya udang windu dan ikan bandeng secara tradisional, masih ada ratusan hektare dengan tambak ekstra tradisional yang dulunya sempat tidak lama dikelola dengan baik, sehingga direvitalisasi menjadi tambak udang,” ucap Windu.
Windu menjelaskan, shrimp estate program Pemprov Kalteng yang bertempat di Kabupaten
Sukamara tersebut, akan dibangun lagi dengan lahan 40 hektare dengan 90 kolam. Program ini ditargetkan akan rampung di tahun depan.
“Untuk saat ini masih ditahap proses land clearing (pembersihan lahan) dan pembangunan fasilitas lainnya, seperti kantor, gudang, penyaluran, jalan, dan lainnya,” jelasnya.
Perkembangan budi daya tambak udang vaname secara umum saat ini sudah ada pelaku-pelaku bisnis yang berminat, walaupun masih berasal dari warga lokal. Model pola tambak
udang vename secara intensif saat ini masih kluster nasional oleh bantuan Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Adapun Desa Sungai Pasir, Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara, pemeliharaan dan perkembangan udangnya baik, dengan dua kali panan tiga siklus.
“Saat ini sudah siklus yang ketiga. pertama, panen ada 36 ton, kedua, belum begitu berhasil, hasilnya masih sedikit karena tidak semua kolam terpakai dan ada perbaikan konstruksi. Ada enam kolam yang diperkirakan rencana panen sekitar 25 ton,” terangnya.
Windu mengatakan bahwa satu kolam biasanya 4 ton, dari segi pemasaran selama ini menjualnya kepada supplier pabrik yang ada di luar daerah.
Ini artinya berada di Pulau Jawa, tidak ada masalah dalam pemasaran, mereka
datang langsung, membeli. Sementara pemeliharaan dalam satu siklus memakan
waktu tiga sampai empat bulan, hanya saja rata-rata panen di usia dua bulan
atau 70 hari sudah bisa panen yang disebut dengan panen parsial.
“Saat ini jika kita ekorkan udangnya, sebanyak 30 ekor sudah mencapai per
kg, udang vename masuk kategori udang putih, soal rasa dan bentuk cenderung
sama seperti pada kebanyakan udang laut lainnya. Cuman ini dipelihara dan
diberikan pangan,” tandasnya.(nhz/ram)