Site icon KaltengPos

Jembatan Layang Ditarget Fungsional Tahun Ini

TERUS DIKEBUT: Pile Slab di Desa Penda Barania hingga sekarang masih dalam tahap pembangunan oleh pekerja, tampak kondisi bangunan, Minggu (20/3).

PALANGKA RAYA-Pembangunan pile slab atau jembatan layang di Desa Penda Barania, Kecamatan Kahayan Tengah terus berprogres. Infrastruktur penghubung ibu kota provinsi dengan kabupaten di wilayah Barito dan Gunung Mas (Gumas) ini ditargetkan tahun ini sudah fungsional. Bisa dilintasi kendaraan tanpa khawatir terendam banjir lagi.

Jembatan layang ini menjadi solusi mengantisipasi ketika wilayah yang masuk Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) tersebut tergenang banjir. Karena pada 2021 lalu hampir 3 km kawasan tersebut banjir selama beberapa hari, bahkan tercatat lima kali terjadi banjir yang menggenangi. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalteng pada Kementerian PUPR bersama Pemerintah Provinsi terus mendorong percepatan pelaksanaan pembangunannya hingga saat ini.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalteng pada Kementerian PUPR Hardy P Syahaan ST MSc melalui Kepala Satker PJN III Provinsi Kalteng, Hanyi Ether Binti ST MT menegaskan bahwa pengerjaan pembangunan pile slab terus dikebut.

“Progres kontraknya adalah rencana (83,31), realisasi (85,015), deviasi (1,705). Pengerjaan yang dilakukan di lapangan antara lain tiang pancang, pilecap, halfslab selesai, Lantai Insitu sisa 1 segmen. Oprit (70%), arapet (65%) dan trotoar (55%),”kata Hanyi Ether Binti  kepada Kalteng Pos, Minggu (20/3).

Ditambahkannya bahwa tahun ini akan selesai dan fungsional sesuai dengan kontrak yaitu akhir kontrak tanggal 18 Agustus 2020. Ada penambahan pekerjaan peninggian badan jalan dan pasangan batu sepanjang 450 meter setelah pile slab arah bukit rawi (setelah oprit) karena sesuai banjir tertinggi september/oktober 2021 masih tergenang. Kontrak menjadi Rp 177.427.443.000 yang semula senilai Rp 161.740.579.000.

“Untuk pile slab tahun ini dibangun sepanjang 2,2 Km dan yang sudah selesai di tahun 2019 adalah 800 meter, sehingga total panjang pile slab menjadi 3 km,”jelasnya lagi.

Kendala utama dalam pembangunan pile slab adalah banjir. Yang mana ditahun 2021 saja setidaknya 5x banjir. Ini yang sempat menghambat dan menghentikan pembangunan karena sempat tidak dapat dilewati sehingga pekerjaan pancang dll sempat terhenti total.

“Target kedepan mudah-mudahan penyelesaian pembangunan pile slab bisa sesuai schedule dan malah lebih cepat agar segera daapt digunakan oleh masyarakat,”ungkap Hanyi Ether Binti.

Harapannya dengan selesainya pembangunan pile slab, masalah banjir yang menggenangi jalan nasional tudak lagi menjadi penghambat dan mobilitas orang maupun barang akan lancar. Karena jalan ini sangat vital perannya karena menghubungkan 5 ibukota kabupaten.

“Mohon maaf kepada masyarakat jika selama pembangunan pile slab jalan menjadi kurang nyaman dan dihimbau agar berhati-hati. Mohon doanya agar semua dapat sesuai target dan sesuai rencanakan,”harapnya.

Selain itu, pembangunan pile slabnya sendiri akhir bulan Juni ditargetkan selesai. Namun untuk fungsional pihaknya kenargetkan pertengahan Agustus karena ada tambahan pekerjaan baru berupa peninggian badan jalan sepanjang 450 meter.

Kontrak berakhir 18 September 2022. Pihaknya menargetkan bisa selesai pertengahan Agustus sehingga lebih cepat 1 bulan dari kontrak. Mudah-mudahanan tidak ada banjir lagi dalam beberapa bulan ke depan sampai selesainya konstruksi.

Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalteng H Shalahuddin ST MT menambahkan bahwa sesuai dengan harapan Gubernur H Sugianto Sabran agar pengerjaan pile slab dapat diselesaikan tepat waktu.

“Sehingga tahun ini sudah bisa segera fungsional, sehingga dengan adanya pembangunan ini akan mengatasi banjir yang sering terjadi setiap tahun. Tidak ada lagi kemacetan dan antrian yang cukup panjang. Arus lalulintas menuju 5 kabupaten di wilayah timur pun dapat berjalan lancar nantinya,”katanya kepada Kalteng Pos, Minggu (20/3).

Hal ini merupakan perjuangan dan perhatian Gubernur H Sugianto Sabran yang meminta langsung kepada Presiden Joko Widodo dan Menteris PUPR M Basoeki Hadimoeldjono, sehingga dapat direalisasikan pembangunannya pada tahun 2022 ini.

“Ini juga tentu menjadi kebanggaan masyarakat Kalteng, khususnya yang berada di Wilayah Timur yaitu Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur dan Gunung Mas,”tambahnya.

Dengan rampungnya pembangunan pile slab itu nanti maka akan membantu melancarkan arus transportasi. Rencananya akan digunakan baik melalui pile slab dan jalan dibawahnya, jika pada kondisi yang tidak terendam banjir. Tetapi jika terandam banjir maka hanya digunakan pada bagian atas saja.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos di lapangan, pengerjaan pile slab masih dilakukan oleh para pekerja, beberapa alat berat juga masih melakukan beberapa pengerjaan di area Pile Slab, sedangkan jalan raya yang dilalui tampak rusak parah. Kondisi jalan terlihat becek dan berlubang hampir di sepanjang 3 km.

Kondisi jalan yang rusak juga dirasakan beberapa pengendara yang melintas, jalan penuh kubangan jadi hal yang biasa melewati jalan negara tersebut. “Kondisinya seperti ini, berdebu, ada jalan yang becek akibat genangan air hujan ya jalan jadi licin,” ungkap Abrahman warga asal desa Pamarunan Kabupaten Pulang Pisau ini, Minggu (20/3).

Abrahman berharap pembangunan pile slab bisa secepatnya selesai, terlebih lagi sebelum musim hujan yang bisa berpotensi banjir parah di jalan tersebut seperti beberapa bulan lalu yang mengakibatkan banjir lama dan memutuskan arus lalu lintas.

“Kalau bisa ya cepat selesai, supaya ga ada lagi seperti kondisi sekarang, apalagi jalan yang rawan banjir ini menurut saya sudah tidak layak dilewati, mudah-mudahan pembanguan jembatan dipercepat sebelum musim banjir, jujur saja kalau daerah sini sudah banjir sangat-sangat merugikan pengguna jalan, kita yang lewat harus bayar ongkos melewati banjir dengan harga yang terbilang cukup mahal,” tukasnya. (nue/ena/ala/ko)

Exit mobile version