Site icon KaltengPos

Booster Kedua Boleh Berbeda Merek

Ilustrasi vaksin Covid-19 (CNA)

PALANGKA RAYA-Pemerintah sudah mulai menggencarkan vaksinasi booster kedua atau penyuntikan vaksin dosis keempat, dengan sasaran utama adalah para tenaga kesehatan (nakes). Sesuai ketentuan, vaksin booster kedua harusnya diberikan sesuai dengan merek vaksin booster pertama. Namun pemerintah telah mengeluarkan edaran bahwa penyuntikan vaksin booster kedua boleh berbeda merek dengan merek yang diterima pada booster pertama, tapi mengikuti ketentuan.

Terkait ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul membenarkan bahwa sebelumnya ada aturan bahwa vaksin booster kedua harus sama dengan mereka vaksin booster pertama. Sebagian besar nakes menerima suntikan vaksin merek Moderna untuk booster pertama. Sementara stok vaksin Moderna saat ini sudah hampir habis di Indonesia.

“Memang vaksinasi nakes agak lambat karena aturannya harus merek yang sama, nakes kita banyak menerima merek Moderna saat booster pertama, sedangkan stok vaksin Moderna saat ini sudah hampir habis,” katanya saat diwawancari di Kantor Gubernur Kalteng, akhir pekan lalu.

Dikatakan Suyuti, pemerintah telah mengeluarkan edaran bahwa nakes yang menerima vaksin booster pertama merek Moderna, dibolehkan untuk menerima suntikan vaksin mereka Pfizer untuk booster kedua, tapi dengan ketentuan hanya setengah dosis.

“Sudah keluar edaran baru bahwa boleh menggunakan Pfizer setengah dosis, nah kalau merek Pfizer ini, kita masih punya persediaan cukup banyak,” sebutnya.

Suyuti menjelaskan, sejauh ini capaian vaksinasi dosis keempat atau booster kedua masih rendah, karena sasarannya masih sebatas para nakes. Jika semua nakes telah menerima booster kedua, selanjutnya akan dilakukan vaksinasi dosis keempat untuk masyarakat.

“Diselesaikan dahulu untuk para nakes sesuai kebijakan pemerintah, karena mempertimbangkan persediaan vaksin yang terbatas. Sementara untuk sasaran lainnya, kami belum dapat informasi,” ucapnya.

Untuk masyarakat umum, pihaknya akan terus mengejar capaian vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama, lantaran capaian dosis ketiga belum maksimal. “Kecuali para nakes, karena booster pertama atau vaksin dosis ketiganya sudah selesai 100 persen,” pungkasnya. (abw/ce/ala/ko)

Exit mobile version