Site icon KaltengPos

Klinik Peduli Literasi Jadi Solusi Mengatasi Learning Loss

AYO BELAJAR: Seorang murid sedang mengikuti proses belajar di SDN Percobaan Palangka Raya. Sekolah yang terletak di Jalan Damang Leman ini salah satu sekolah yang memberikan layanan Klinik Peduli Literasi Sekolah. FOTO: ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

LEARNING loss sedang dialami peserta didik tingkat sekolah dasar (SD) di Kota Palangka Raya. Learning loss sendiri adalah hilangnya sebagian besar atau sebagian kecil pengetahuan dan keterampilan akademis peserta didik, baik secara spesifik maupun umum, yang dipengaruhi berbagai faktor. Salah satu penyebabnya adalah pembelajaran daring yang tidak efektif, sehingga membuat peserta didik sulit mengerti dan memahami pembelajaran yang diberikan guru.

Mengatasi permasalahan ini, dinas pendidikan (disdik) telah menyiapkan program yang dinamai Klinik Peduli Literasi Sekolah. Program ini diluncurkan untuk menanggulangi kasus learning loss. Klinik Literasi ini menjadi wadah bagi peserta didik yang belum bisa membaca, menulis, ataupun berhitung (calistung).

“Kalau anak-anak belum lancar membaca atau belum bisa menulis dan berhitung, orang tua boleh berkonsultasi kepada guru-guru di klinik itu, bagaimana agar anak-anaknya bisa membaca melalui bimbingan dua pihak baik dari sekolah maupun orang tua,” ucap Kepala Disdik Kota Palangka Raya Jayani SPd MSi saat dibincangi Kalteng Pos via telepon, Senin (17/10).

Klinik Literasi merupakan program yang dikembangkan disdik untuk menanggulangi masalah learning loss di dunia pendidikan akibat pandemi Covid-19 dua tahun belakangan. Jayani menyebut baru beberapa sekolah yang ditetapkan untuk menjalankan program ini.

“Ada beberapa yang sudah menerapkan, seperti SDN Percobaan, SDN 4 Menteng, dan SDN 11 Langkai, sekolah-sekolah itu yang sudah ada Klinik Literasi,” bebernya.

“Ke depannya jika ada sekolah yang sudah siap, kami akan luncurkan juga,” tambahnya.

Salah satu sekolah yang sudah menerapkan Klinik Peduli Literasi Sekolah yakni SDN Percobaan di Jalan Damang Leman. Program ini diluncurkan bertepatan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) peserta didik baru pada pertengan Juli 2022 lalu. Pemerintah menargetkan tahun depan semua lembaga pendidikan jenjang SD sudah memiliki layanan Klinik Peduli Literasi Sekolah.

SDN Percobaan merupakan salah satu sekolah yang berhasil menerapkan program Klinik Literasi ini. Sejak diluncurkan pada Juli lalu, program ini berhasil menurunkan jumlah learning loss pada anak didik kelas rendah di sekolah tersebut.

Kepala SDN Percobaan Palangka Raya Mulyati SPd MM mengatakan, program Klinik Literasi yang digagas Disdik Kota Palangka Raya mampu menjawab kebutuhan pihaknya dalam menangani masalah learning loss. Sejak dimulainya kembali sekolah tatap muka langsung, ada sebagian besar peserta didik yang diketahui mengalami masalah belajar, seperti ketidakmampuan membaca dan berhitung.

“Lalu kami terapkan program itu di sekolah kami, kami menyediakan pelayanan literasi bagi anak didik kelas rendah, terutama yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung,” tuturnya.

Mulyati pun menjelaskan mekanisme penerapan program ini. Dimulai dengan diagnosis oleh guru wali kelas rendah terkait kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) tiap anak didik. Setelah didapatkan diagnosis, kemudian dilakukan klasifikasi untuk anak didik yang baru mengenal huruf, baru bisa merangkai suku kata, dan yang sudah bisa membaca tapi masih terbata-bata.

Langkas selanjutnya yakni anak didik diberi pendampingan sesuai klasifikasi kemampuan berdasarkan hasil diagnosis. Pendampingan akan diberikan setelah jam sekolah berakhir. “Kami lakukan diagnosis dahulu terhadap setiap siswa sebelum diberi bimbingan tambahan oleh wali kelas mereka,” tuturnya.

Dikatakan Mulyati, Klinik Literasi yang sudah dijalankan sejak tahun ajaran baru itu betul-betul memberi kemajuan pada anak didik yang belum bisa calistung. Perlahan permasalahan learning loss dapat diatasi. Ada progres yang benar-benar terlihat.

“Anak didik yang kemarin belum mengenal huruf, jadi bisa mengenal huruf, yang baru bisa merangkai suku kata jadi bisa merangkai kata, bahkan sudah bisa menyusun kalimat, begitu pun dengan operasi hitung baik perkalian, penambahan, pengurangan, dan lainnya, sudah mulai bisa sejak adanya Klinik Literasi ini,” bebernya.

Mulyati menambahkan, pada dasarnya dalam program Klinik Literasi ini, tidak hanya peran guru yang memberikan bimbingan pembelajaran kepada anak didik. Ada juga peran orang tua di dalamnya, dengan memberi bimbingan di rumah kepada anak masing-masing.

“Makanya progress calistung agak lambat, karena rata-rata orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada guru, padahal peran orang tua juga dibutuhkan untuk memberi bimbingan di rumah,” pungkasnya. (dan/ce/ala)

Exit mobile version