Sabtu, Juli 12, 2025
26.1 C
Palangkaraya

Sedih! Inilah Curahan Hati Ibu Driver Ojol yang Tewas oleh Aksi Balapan Liar

PALANGKA RAYA-Ibu dari driver ojol yang tewas akibat aksi balapan liar begitu sedih dan begitu terpukul.

Suasana duka terlihat di rumahnya Jalan Pelatuk IV, Palangka Raya.

Na’im Rozikah, perempuan paruh baya itu menceritakan kisah perjalanan hidup sang anak kebanggaan kepada Kalteng Pos pada siang hari di rumah duka, Minggu (22/6/2025).

Tanpa harus berkata banyak, Na’im sudah memancarkan banyak luka mendalam yang tampak dari sorot matanya yang masih terlihat bengkak dan merah selepas menangis atas kepergian Luqman.

Bukan kuat, tapi berusaha tegar itulah yang saat ini dialami oleh ibunda Luqman. Sewaktu ia mulai bercerita tentang bagaimana sosok anaknya, tak dapat dipungkiri kenangan di dalam pikirannya yang mengulang masa indah membuat dirinya tak kuasa menahan air mata.

Linangan air mata turun melewati pipinya, tak selang lama segera ia mengusap dengan tisu. Luqman Hidayat, seorang anak muda berprestasi dan sedikit pemalu itulah sosok yang menggambarkan dirinya di mata keluarga.

Meskipun demikian, ia seperti memiliki kepribadian yang berbeda pada saat bersama dengan teman sebayanya di kampus.

Semasa hidup, Luqman dibesarkan keluarganya dengan penuh kasih sayang dan kehangatan. Walaupun ia kehilangan ayahnya pada saat usianya yang masih belia yaitu empat tahun akibat serangan jantung.

Namun, kini ia juga tidak tinggal sendiri bersama dengan ibu dan ayah tirinya, hidup akur dan damai di sebuah rumah beralamat di jalan Pelatuk IVa.

Menurut ibunya, Luqman adalah seorang anak penurut dan pintar. Sejak ia masih duduk dibangku sekolah dasar, kesukaannya terhadap mata pelajaran yang menyangkut dengan hitungan seperti matematika dan fisika jadi kegemaran.

Baca Juga :  Pemalak Bacok Anggota Polda Kalteng

Hal itu ia teruskan sampai dengan jadi mahasiswa di Universitas Palangka Raya program studi Kimia Murni, Fakultas MIPA angkatan 2021.

Selama sekolah Luqman juga merupakan siswa pintar yang selalu berhasil masuk dalam tiga besar perangkingan kelas. Ia juga kerap mengikuti ajang lomba seperti olimpiade matematika, fisika, kimia ditingkat sekolah, kota maupun setingkat provinsi.

Hal ini seolah jadi bakat turunan dari ayah kandungnya yang juga merupakan seorang guru dan gemar dengan pelajaran berhitung.

Dikalangan teman kuliah dan organisasi dirinya dikenal sebagai seorang anak yang supel dan ceria hampir berbeda dengan kepribadiannya saat di rumah yang sebaliknya pemalu.

“Kalau di rumah, bicara sama keluarga saja jarang sekali kalau tidak orang tua lebih dulu yang menanyakan,” ujar Na’im kepada Kalteng Pos.

Kedua orang tua Luqman yang memiliki usaha jualan di kantin sekolah madrasah di Palangka Raya seringkali meminta bantuan kepada Luqman untuk menyiapkan bahan dagangan dan membelikan bahan masakan untuk dijajakan di kantin pada saat dini hari.

Kebiasaanya dirumah juga sering kali membantu saudara-saudaranya untuk mengerjakan tugas sekolah apabila kesulitan. Bukan hanya senang membantu, Luqman juga dikatakan ibunya sosok anak yang tidak ingin membebani orang lain.

Seperti halnya ia memilih untuk jadi driver ojol sebagai caranya untuk mencari kesibukan lain dengan hal yang bermanfaat dan menghasilkan uang agar dapat di tabung untuk keperluannya.

Meskipun kedua orang tuanya telah mengatakan jika ia tidak perlu bersusah payah untuk bekerja dan fokus pada pendidikannya, ia tetap bersikeras dengan keputusannya.

Baca Juga :  DBD Renggut Satu Nyawa Anak di Palangka Raya

“Kaka itu akhir tahun 2024 lalu gabung jadi ojol, sebelumnya dia pernah jadi kurir juga di tempat lain hanya setahun,” tuturnya.

Melihat semangat anaknya yang giat dalam melakukan sesuatu tak kuasa sang ibu untuk melarang aktivitasnya selain memberikan dukungan dan semangat kepada Luqman selama hal itu positif dan berdampak baik bagi kehidupan anaknya. Namun, apalah daya dapat dikata bahwa saat ini anaknya telah tiada.

Luqman yang pergi meninggalkan rumah sesaat sebelum mengambil orderan, pamit kepada ibunya untuk menghadiri pengajian Ustadz Abdul Somad pada malam harinya setelah itu baru kembali untuk bekerja sepulangnya. Hal ini sudah jadi kebiasaan Luqman dan ibunya dalam interaksi sebelum pergi bekerja.

Sampai dengan malam harinya sekitar pukul sebelas ibunya belum juga mendapatkan kabar dari anaknya. Sebab di jam tersebut biasa Luqman sudah kembali ke rumah, tanpa ada firasat buruk sebelum telepon miliknya bordering malam itu dan ia mendapati kabar bahwa anaknya dilarikan ke IGD Bayangkara.

Jika Polisi Tak Mampu Urus Balapan Liar, Inilah Sikap Driver Ojol Palangka Raya

Tanpa pikir panjang ia bergegas ke rumah sakit dan menemui anaknya. Sesampai di rumah sakit ia mendapati bahwa anaknya telah ditutupi kain putih. Seketika ia syok dan menahan diri agar tetap tegar untuk melihat kondisi almarhum. Kini semua mimpinya tinggal kenangan dan hidupnya menyisakan kisah bagi orang tua dan teman-temannya. (*afa/ram)

PALANGKA RAYA-Ibu dari driver ojol yang tewas akibat aksi balapan liar begitu sedih dan begitu terpukul.

Suasana duka terlihat di rumahnya Jalan Pelatuk IV, Palangka Raya.

Na’im Rozikah, perempuan paruh baya itu menceritakan kisah perjalanan hidup sang anak kebanggaan kepada Kalteng Pos pada siang hari di rumah duka, Minggu (22/6/2025).

Tanpa harus berkata banyak, Na’im sudah memancarkan banyak luka mendalam yang tampak dari sorot matanya yang masih terlihat bengkak dan merah selepas menangis atas kepergian Luqman.

Bukan kuat, tapi berusaha tegar itulah yang saat ini dialami oleh ibunda Luqman. Sewaktu ia mulai bercerita tentang bagaimana sosok anaknya, tak dapat dipungkiri kenangan di dalam pikirannya yang mengulang masa indah membuat dirinya tak kuasa menahan air mata.

Linangan air mata turun melewati pipinya, tak selang lama segera ia mengusap dengan tisu. Luqman Hidayat, seorang anak muda berprestasi dan sedikit pemalu itulah sosok yang menggambarkan dirinya di mata keluarga.

Meskipun demikian, ia seperti memiliki kepribadian yang berbeda pada saat bersama dengan teman sebayanya di kampus.

Semasa hidup, Luqman dibesarkan keluarganya dengan penuh kasih sayang dan kehangatan. Walaupun ia kehilangan ayahnya pada saat usianya yang masih belia yaitu empat tahun akibat serangan jantung.

Namun, kini ia juga tidak tinggal sendiri bersama dengan ibu dan ayah tirinya, hidup akur dan damai di sebuah rumah beralamat di jalan Pelatuk IVa.

Menurut ibunya, Luqman adalah seorang anak penurut dan pintar. Sejak ia masih duduk dibangku sekolah dasar, kesukaannya terhadap mata pelajaran yang menyangkut dengan hitungan seperti matematika dan fisika jadi kegemaran.

Baca Juga :  Pemalak Bacok Anggota Polda Kalteng

Hal itu ia teruskan sampai dengan jadi mahasiswa di Universitas Palangka Raya program studi Kimia Murni, Fakultas MIPA angkatan 2021.

Selama sekolah Luqman juga merupakan siswa pintar yang selalu berhasil masuk dalam tiga besar perangkingan kelas. Ia juga kerap mengikuti ajang lomba seperti olimpiade matematika, fisika, kimia ditingkat sekolah, kota maupun setingkat provinsi.

Hal ini seolah jadi bakat turunan dari ayah kandungnya yang juga merupakan seorang guru dan gemar dengan pelajaran berhitung.

Dikalangan teman kuliah dan organisasi dirinya dikenal sebagai seorang anak yang supel dan ceria hampir berbeda dengan kepribadiannya saat di rumah yang sebaliknya pemalu.

“Kalau di rumah, bicara sama keluarga saja jarang sekali kalau tidak orang tua lebih dulu yang menanyakan,” ujar Na’im kepada Kalteng Pos.

Kedua orang tua Luqman yang memiliki usaha jualan di kantin sekolah madrasah di Palangka Raya seringkali meminta bantuan kepada Luqman untuk menyiapkan bahan dagangan dan membelikan bahan masakan untuk dijajakan di kantin pada saat dini hari.

Kebiasaanya dirumah juga sering kali membantu saudara-saudaranya untuk mengerjakan tugas sekolah apabila kesulitan. Bukan hanya senang membantu, Luqman juga dikatakan ibunya sosok anak yang tidak ingin membebani orang lain.

Seperti halnya ia memilih untuk jadi driver ojol sebagai caranya untuk mencari kesibukan lain dengan hal yang bermanfaat dan menghasilkan uang agar dapat di tabung untuk keperluannya.

Meskipun kedua orang tuanya telah mengatakan jika ia tidak perlu bersusah payah untuk bekerja dan fokus pada pendidikannya, ia tetap bersikeras dengan keputusannya.

Baca Juga :  DBD Renggut Satu Nyawa Anak di Palangka Raya

“Kaka itu akhir tahun 2024 lalu gabung jadi ojol, sebelumnya dia pernah jadi kurir juga di tempat lain hanya setahun,” tuturnya.

Melihat semangat anaknya yang giat dalam melakukan sesuatu tak kuasa sang ibu untuk melarang aktivitasnya selain memberikan dukungan dan semangat kepada Luqman selama hal itu positif dan berdampak baik bagi kehidupan anaknya. Namun, apalah daya dapat dikata bahwa saat ini anaknya telah tiada.

Luqman yang pergi meninggalkan rumah sesaat sebelum mengambil orderan, pamit kepada ibunya untuk menghadiri pengajian Ustadz Abdul Somad pada malam harinya setelah itu baru kembali untuk bekerja sepulangnya. Hal ini sudah jadi kebiasaan Luqman dan ibunya dalam interaksi sebelum pergi bekerja.

Sampai dengan malam harinya sekitar pukul sebelas ibunya belum juga mendapatkan kabar dari anaknya. Sebab di jam tersebut biasa Luqman sudah kembali ke rumah, tanpa ada firasat buruk sebelum telepon miliknya bordering malam itu dan ia mendapati kabar bahwa anaknya dilarikan ke IGD Bayangkara.

Jika Polisi Tak Mampu Urus Balapan Liar, Inilah Sikap Driver Ojol Palangka Raya

Tanpa pikir panjang ia bergegas ke rumah sakit dan menemui anaknya. Sesampai di rumah sakit ia mendapati bahwa anaknya telah ditutupi kain putih. Seketika ia syok dan menahan diri agar tetap tegar untuk melihat kondisi almarhum. Kini semua mimpinya tinggal kenangan dan hidupnya menyisakan kisah bagi orang tua dan teman-temannya. (*afa/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/