Site icon KaltengPos

Sekolah Jangan Lalai Prokes

Siswa-siswi SMAN 2 Palangka Raya fokus belajar mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir sekolah, Jumat (25/3).

Selama PTM dan Pelaksanaan Ujian Akhir

PALANGKA RAYA-Tak lama lagi satuan pendidikan dari berbagai tingkatan bakal menggelar ujian akhir sekolah. Sesuai dengan kalender Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalteng, pelaksanakan ujian sekolah berbasis komputer untuk tingkat SMA akan dilaksanakan pada 18-26 April mendatang. Setiap sekolah di bawah kewenangan provinsi diwantiwanti agar tidak lalai menjalankan protokol kesehatan (prokes) selama hari-hari pelaksanaan ujian.

Disdik Kalteng mengingatkan kepada seluruh satuan pendidikan, khususnya sekolah di bawah kewengan Pemprov Kalteng, untuk mempersiapkan ujian sekolah ini dengan matang.

Terlebih pelaksanaannya digelar di tengah kondisi pandemi Covid-19. Prokes harus dijalankan dengan ketat, sehingga tidak ada siswa maupun guru yang terpapar.

“Pelaksanaan ujian sekolah diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat dan berpedoman pada petunjuk teknis yang telah ditetapkan,” tegas Plt Kadisdik Kalteng Ahmad Syaifudi, Jumat (25/3).

Sebelum ujian sekolah dilaksanakan, lanjut Plt Kadisdik, siswa-siswi kelas XII yang akan menghadapi ujian diizinkan mengikuti proses belajar mengajar tatap muka langsung di sekolah. Yang terpenting, kata Plt Kadisdik, semuanya harus dikontrol. Terutama soal penerapan prokes, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan wajib pengecekan suhu sebelum masuk ruang kelas.

Pada kesempatan tersebut, Ahmad Syaifudi juga menyampaikan bahwa setelah SMA melaksanakan ujian sekolah pada 18-26 April, selanjutnya pada 9-18 Mei diadakan ujian untuk SMK, SMPLB, dan SMALB. Setelah itu ujian untuk SDLB, dimulai 30 Mei hingga 3 Juni 2022.

“Ujian sekolah praktik SMA/SMK/SLB ditentukan oleh satuan pendidikan masingmasing, yang dilaksanakan sebelum atau sesudah ujian teori,” terangnya. 

Ditambahkan Ahmad Syaifudi, untuk ujian sekolah SLB dilaksanakan berbasis komputer dan berbasis kertas. Pelaksanaan USBK dapat menggunakan perangkat seperti PC, laptop, tablet, dan smartphone. “Soal ujian sekolah disusun secara mandiri oleh satuan pendidikan. Sebagai referensi, bisa menggunakan soal yang sudah divalidasi oleh tim pada bank soal disdik provinsi,” ungkapnya.

Sudah sepekan SMAN 1 Palangka Raya melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk siswa-siswi kelas XII. Pihak sekolah menggunakan sistem genap ganjil. Setiap hari hanya 50 persen dari jumlah total 413 peserta didik.

Genap ganjil yang dimaksud adalah mengikuti sesuai nomor urut absen. Misal pemilik absen ganjil masuk hari Senin, berarti yang genap masuk hari Selasa. “Syarat utama bagi siswa-siswi agar bisa mengikuti PTM adalah wajib telah vaksinasi, minimal dosis dua,” kata Kepala Sekolah SMAN 1 Palangka Raya Arbusin kepada Kalteng Pos, Jumat (25/3).

Saat wartawan Kalteng Pos mengunjungi sekolah yang beralamat di Jalan Nasution itu, siswa-siswi sedang melaksanakan ujian praktik pelajaran agama dan prakarya. Usai bulan Ramadan nanti atau 18-26 April 2022 akan dilaksanakan ujian sekolah. “Ujian akhir nanti berbasis komputer. Ada 21 kelas yang disiapkan untuk ujian. Setiap kelas ditempati 20 siswa yang akan ikut ujian,” beber Arbusin.

Sementara itu, diberlakukannya kembali PTM di SMAN 1 Palangka Raya disambut baik oleh siswa-siswi. Seperti yang disampaikan oleh Reinhart Manoah. Siswa kelas XII MIPA 1 itu mengaku bahwa rasa bosannya terobati setelah menginjakkan lagi kakinya di sekolah tempatnya menimba ilmu.

“Saya senang dengan dilaksanakan lagi PTM, bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan teman-teman,” katanya kepada Kalteng Pos, Jumat (25/3).

Ditanya terkait kesiapan menghadapi ujian sekolah, pria bertubuh jangkung itu mengaku akan menyiapkan mental dan mengikuti bimbingan belajar (bimbel). “Untuk persiapan menghadapi ujian akhir sekolah, saat ini saya ikut bimbel,” paparnya.

Teman sekelas Reinhart, Eunike Anastasia Perakh juga memilih ikut pelajaran tambahan dari sekolah secara daring dan belajar mandiri di rumah. “kalau saya sih hanya mengikuti pelajaran tambahan dari sekolah dan belajar mandiri di rumah,” ucapnya seraya mengaku tidak begitu paham dengan mata pelajaran ἀsika.

Sementara itu, dua pekan terakhir SMKN 3 Palangka Raya sudah melaksanakan PTM penuh untuk siswa-siswi kelas XII. Hal ini dilakukan sebagai langkah persiapan menghadapi ujian akhir sekolah yang bakal digelar usai bulan Ramadan. Sedangkan untuk siswa-siswi kelas X, proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Sementara kelas XI sedang menjalani praktik atau magang di sejumlah tempat.

“Kemarin sempat PTM, tapi karena viral perseberan varian Omicron, maka kami hanya mewajibkan siswa-siswi kelas XII untuk turun ke sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ucap Kepala SMKN-3 Palangka Raya Sri Sundhari kepada Kalteng Pos, Jumat (25/3).

Dikatakan Sri, PTM sangat penting bagi siswa-siswi untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Karena, untuk menentukan kelulusan ditinjau selama tiga tahun mereka bersekolah. Mulai dari nilai dan perilaku, dan puncaknya mengikuti ujian yang diselenggarakan sekolah.

“Inikan sudah dua tahun kami laksanakan pembelajaran online, terus PTM masih terbatas. Semoga ke depannya kebijakan pemerintah bisa menerapkan pembelajaran secara tatap muka secara menyeluruh, biar proses pembelajaran bisa maksimal,” ucap perempuan yang telah delapan tahun menjabat kepala sekolah.

SMKN 3 Palangka Raya memiliki 936 peserta didik. Terbagi dalam enam jurusan. Meliputi jurusan perhotelan, tata boga, kecantikan, teknologi komputer jaringan, tata busana, dan pariwisata. Saat wartawan Kalteng Pos berkunjung ke sekolah yang beralamat di Jalan RA Kartini itu, beberapa peserta didik tampak sedang mengikuti ujian praktik.

Siswa-siswi kelas XII pun merasa senang dengan dilaksanakannya kembali PTM. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi ujian akhir, baik ujian praktik maupun teori. “Alhamdulillah sekarang belajar tatap muka lagi. Dari awal masuk sekolah tahun 2019, cuman 1 semester belajar tatap muka,” tutur Gebril Musroni, siswa kelas XII, Jumat (25/3).

Gebril menyebut, siswa-siswi jurusan perhotelan memang lebih banyak bergumul dengan praktik ketimbang teori. “Kalau belajarnya daring terus, materinya sedikit saja yang masuk di otak. Sebentar lagi ujian akhir sekolah mau dimulai, kami butuh praktik untuk menambah skill,” ujarnya.

Rini, salah satu siswi yang mengambil jurusan perhotelan, mengaku senang setelah PTM digelar kembali. Tak jadi persoalan jika diwajibkan memakai masker dan selalu mengecek suhu tubuh sebelum masuk ruang kelas. Menurutnya hal itu penting untuk mencegah penyebaran virus dan mengakhiri pandemi Covid-19, agar proses belajar mengajar tatap muka terus dilaksanakan ke depannya.

“Karena belajar di rumah tidak cukup bagi kami, apalagi sebentar lagi ujian, harus banyak praktik,” tuturnya.

Rini mengaku siap menghadapi ujian akhir sekolah. Tidak ada mata pelajaran yang dikhawatirkan. “Gak ada masalah untuk mata pelajaran. Saya siap ikut UAS,” ucapnya dengan nada meyakinkan.

PTM juga dilaksanakan di SMAN 2 Palangka Raya. Kepala SMAN 2 Palangka Raya Muhammad Mirazullhaidi menyebut, pihaknya sudah melaksanakan PTM terbatas sejak dua minggu lalu. Namun hanya dikhususkan untuk siswa-siswi kelas XII. Sementara kelas X dan XI tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Mungkin tidak lama lagi kelas X dan kelas XI juga melaksanakan PTM, setelah Dinas Pendidikan Kalteng melaksanakan rapat koordinasi,” ucap Mirazullhaidi ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (25/3).

Dia menerangkan, PTM terbatas dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama 50 persen secara oḀine dan sesi kedua secara 50 persen online.

“Protokol kesehatan tetap dilaksanakan sesuai anjuran pemerintah,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Mirazullhaidi, 25-31 Maret SMAN 2 Palangka Raya melaksanakan ujian praktik. Sementara ujian akhir sekolah dimulai 18 April sampai 26 April. Mata pelajaran yang akan diuji sesuai dengan jurusan masing-masing.

“Belum ada juknis untuk kelulusan dari sekolah, secara nilai dan kriteria mereka sudah mengikuti dari semester I sampai semester V. Itu bisa menentukan kelulusan. Sekolah tentu menargetkan 100 persen kelulusan,” sebutnya.

Menurutnya, sekolah belum sepenuhnya menjadi penentu kelulusan siswa-siswi. Pasalnya, yang mengeluarkan nilai ujian adalah disdik, karena lembaran jawaban ujian para siswa dikirim ke dinas tersebut. “Kami berharap peserta didik tetap belajar dan mengikuti pembelajaran dengan baik sebagai persiapan mengikuti UAS, dan tidak lupa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan,” terangnya.

Pihaknya belum mendapat informasi dari dinas pendidikan mengenai aktivitas siswa-siswi selama bulan Ramadan. “Jadi kami masih menunggu dari dinas, apakah nanti semuanya masuk sekolah atau tidak. Memang kelas XII melaksanakan ujian pada pertengahan bulan Ramadan, artinya kelas X dan kelas XI saat itu tidak masuk,” bebernya.

Di tempat berbeda, salah satu siswi kelas XII IPA, Alya mengaku senang dengan dilaksanakan kembali PTM terbatas, walau hanya 50 persen kehadiran. Alya mengatakan, ada perbedaan cukup besar yang dirasakan antara belajar mengajar tatap muka langsung dengan pembelajaran secara online. Ada banyak kendala yang dialami selama belajar online, seperti, ketiduran, telepon genggam yang kurang memadai, maupun kendala lainnya. “Kami sebagai peserta didik merasa lebih nyaman saat PTM penuh dibanding PTM terbatas yang sekarang diterapkan,” tutupnya. (nue/*pwn/*isb/*rky/*fzn/*irj/ce/ala/ko)

Exit mobile version