Site icon KaltengPos

Momentum Menjernihkan Hati di Tanah Suci

IHRAM: Kakanwil Kemenag Kalteng H Noor Fahmi selaku tim monev PPIH mengenakan pakaian ihram sebelum berangkat ke Arafah. KEMENAG UNTUK KALTENG POS

PADA Senin (26/6) pukul 07.00 -24.00 waktu Arab Saudi (WAS), jemaah haji Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai bergerak menuju ke Arafah untuk mengikuti rangkaian puncak haji (lihat tabel grafis). 1.710 jemaah haji reguler asal Bumi Tambun Bungai yang sudah berada di Makkah siap menjalani prosesi puncak haji di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).

Jemaah haji Kalteng sudah melaksanakan rangkaian ibadah di Tanah Suci. Tahap demi tahap sudah dilaksanakan hingga rukun haji yang wajib dilaksanakan, yakni wukuf di Arafah. Ibadah ini merupakan momentum bagi jemaah haji untuk menjernihkan hati, sehingga kembali dengan selamat ke Tanah Air dengan predikat haji mabrur.

Kakanwil Kemenag Kalteng H Noor Fahmi selaku tim monitoring dan evaluasi (monev) petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) mengatakan, total ada 1.710 jemaah haji reguler asal Kalteng yang kini sudah berada di Makkah dan bersiap menjalani prosesi puncak haji di Armuzna.

“Jemaah akan diberangkatkan ke Arafah hari ini, mulai pukul 07.00 sampai 24.00 waktu setempat, dengan difasilitasi maktab masing-masing,” terangnya, Senin (26/06) sebagaimana rilis humas.

Ia mengatakan, pemerintah Arab Saudi telah mengalokasikan 21 bus untuk setiap maktab jemaah haji Indonesia, dengan jumlah rata-rata 3.000 jemaah per maktab. Dengan adanya 21 armada bus itu, diperkirakan hanya butuh 3 kali perjalanan untuk mengangkut seluruh jemaah ke Arafah.

Dikatakannya, jemaah diberangkatkan secara bertahap menggunakan bus, dengan harapan proses pemindahan bisa berjalan tertib dan lancar.

“Kami mengimbau jemaah memperhatikan jadwal keberangkatan yang telah disusun petugas. Jangan sampai ada jemaah yang semestinya berangkat pukul empat sore, pagi-pagi sudah memenuhi lobi, karena bisa mengganggu kelancaran pergerakan jemaah lain dari Makkah ke Arafah,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, setelah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1444 Hijriah atau Selasa 27 Juni 2023, jemaah akan bergerak dari Arafah menuju Mudzalifah usai Salat Magrib untuk melakukan mabit (menginap). Kemudian setelah melewati tengah malam, jemaah akan bertolak ke Mina dan melaksanakan ritual lempar jumrah aqabah, dan dilanjutkan dengan tahallul awal pagi harinya atau 28 Juni 2023.

Kemudian hari Kamis, 29 Juni 2023, mulai dini hari hingga sebelum waktu Magrib jemaah akan melaksanakan jamarat atau lempar jumrah pertama. Dilanjutkan Jumat, 30 Juni 2023, jemaah melaksankan lempar jumrah kedua.

Besoknya atau 1 Juli 2023, bagi jemaah yang melakukan nafar awal akan kembali ke Makkah untuk melaksanakan tawaf dan sai di Masjidilharam. Sementara bagi jemaah yang bertahan di Mina akan melaksanakan lempar jumrah atau nafar tsani mulai pagi sampai siang hari, dan baru kembali ke Makkah pada Ahad atau 2 Juli 2023.

H Noor Fahmi mengingatkan jemaah bahwa puncak ibadah haji akan diwarnai pergerakan jemaah. Karena itu, kesehatan dan kebugaran fisik menjadi modal penting untuk kesempurnaan ibadah. “Siapkan jiwa dan raga jelang Armuzna, catat waktunya dan ikuti arahan petugas,” tegasnya.

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalteng Kusnan Fathkhuddin mengatakan, tagline haji tahun ini yakni Haji Ramah Lansia, lantaran banyak jemaah haji Indonesia termasuk Kalteng yang berusia di atas 65 tahun.

“Meski ada beberapa hal yang bisa diwakilkan bagi jemah haji yang tidak bisa melaksanakan rangkaian ibadah, tetapi untuk pelaksanaan wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun dan kewajiban jemaah haji. Walaupun jemaah haji dalam kondisi sakit, diupayakan agar tetap melaksanakan. Bisa menggunakan ambulans atau upaya lain,” katanya.

Meski demikian, mengingat jemaah haji lansia terbatas kondisi kesehatannya, maka ada beberapa rangkaian ibadah yang bisa diwakilkan, seperti melontar jumrah dan ibadah umrah. “Namun yang menjadi rukun haji harus dilaksanakan dalam kondisi apa pun,” ucapnya.

Kusnan menjelaskan, untuk pelakasanaan ibadah haji, jemaah diberangkatkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama diberangkatkan dari Indonesia menuju ke Madinah dan gelombang dua langsung menuju Makkah.

“Untuk gelombang satu, jemaah diberangkatkan ke Madinah, di sana jemaah melaksanakan arbain salat selama 40 waktu, kemudian ziarah ke makan Rasulullah, makam para sahabat Rasulullah, serta tempat-tempat bersejarah lainnya,” tutur Kusnah.

Untuk gelombang dua, jemaah haji diberangkatkan langsung ke Makkah. Jemaah langsung mengambil miqat di bandara sekaligus menggunakan ihram. Selanjutnya jemaah istirahat sebentar di hotel, lalu melaksanakan thawaf kudum dan sai.

“Selanjutnya jemaah menunggu pelaksanaan Armuzna sembari melaksanakan salat lima waktu di Masjidilharam dan bisa melaksanakan umrah-umrah sunah,” kata dia.

Selanjutnya jemaah haji melaksanakan wukuf di Arafah, lalu mabit di Muzdalifah, dan mengambil kerikil untuk digunakan melontar. Kemudian jemaah haji bergerak menuju Mina untuk melaksanakan lempar jumrah.

“Setelah itu jemaah kembali ke Makkah untuk melaksanakan ibadah tahawaf ifadah, lalu ke Madinah untuk melaksanakan Arbain dan ziarah. Sedangkan jemaah gelombang satu bertahan di Makkah untuk melaksanakan salat lima waktu dan umrah-umrah sunah sembari menunggu jadwal pulang ke Indonesia,” jelas Kusnan.

Pihaknya mengimbau agar jemaah haji menjaga kesehatan selama berada di Makkah, karena saat ini sedang musim panas. Jemaah haji diimbau agar bisa memilah waktu untuk melaksanakan kegiatan. “Jemaah haji bisa ke masjid saat pagi atau sore hari agar tidak terpapar matahari secara langsung, usahakan tiap 15 menit minum air putih agar tidak dehidrasi,” tegasnya.

Terpisah, informasi yang dihimpun Kalteng Pos dari ketua kloter 6 BDJ, Achmad Farichin, tiga jemaah haji kloter 6 BDJ akan disafariwukufkan karena sedang sakit.

“Ada tiga jemaah haji kloter 6 BDJ yang masih dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), mereka tidak bisa berangkat ke Arafah bersama kloternya, jadi akan disafariwukufkan oleh tim medis di KKHI,” ucap Farichin.

Lebih lanjut dijelaskannya, jemaah haji kloter 6 DBD yang terdiri dari jemaah haji asal Palangka Raya, Katingan, Kapuas, dan Sukamara dijadwalkan berangkat dari Hotel Roay Al-Hasyimiyah Makkah menuju Arafah pada Senin (26/6) sekitar pukul 14.00 WAS.

Total jemaah dan petugas haji kloter 6 BDJ  sebanyak 328 orang. Dari jumlah tersebut, ada 50 jemaah masuk kategori risiko tinggi (risti) dan 15 jemaah menggunakan kursi roda.

“Secara umum jemaah kita siap berangkat ke Arafah untuk melaksanakan wukuf dan rangkaian puncak haji lainnya di Muzdalifah dan Mina. Mohon doanya agar semua jemaah tetap sehat, diberi kemudahan dan kelancaran melaksanakan ibadah, dan kembali ke Tanah Air dengan predikat haji mabrur,” ucapnya.

Sebelum bertolak ke Arafah, lanjut Farichin, tim kloter 6 BDJ yang terdiri dari ketua kloter Achmad Farichin, pembimbing ibadah Taufikurahman, TKHI dr M Rizal, paramedis Widodo, Nani, dan PHD Ni Made Sriasih telah melaksanakan kegiatan pemantapan manasik haji bagi seluruh jemaah kloter 6 BDJ di Hotel Roay Al-Hasyimiah, baik yang dilaksanakan oleh tim kloter maupun bersamaan tim bimbad sektor 4.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng Prof Khairil Anwar juga menyampaikan pesannya untuk para jemaah haji yang akan melaksanakan ibadah haji.

“Sebelum wukuf, harus jaga kesehatan, banyak minum air putih dan istirahat yang cukup,” ucapnya pada Kalteng Pos, Senin (26/6).

Mengingat wukuf merupakan rukun haji, maka jemaah haji yang sehat maupun yang sakit diimbau untuk menunaikannya. “Jadi yang perlu disiapkan bagi yang sehat, tentu saja mengikuti panduan yang ditetapkan oleh ketua TPHI,” lanjutnya.

Khairil meminta agar para jemaah haji mengikuti setiap arahan. “Walaupun kita memang disuruh untuk beribadah, tetapi harus mempertimbangkan juga kemampuan tubuh masing-masing,” terangnya.

Apabila sedang dalam kondisi kurang sehat, lanjutnya, jangan dipaksakan. “Laksanakan ibadah yang wajib saja,” lanjutnya.

Bagi Khairil, yang terpenting saat menjalani wukuf ialah perbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, dan melakukan salat.

Khairil menambahkan, hari kedelapan Dzulhijjah disebut juga dengan tarwiyah. “Para jemaah haji ke Arafah, di Arafah nginap semalaman, besok pagi sampai zuhur wukuf di Arafah, setelah zuhur dilanjutkan mendengarkan khotbah,” jelasnya.

Setelah wukuf di Arafah selesai, para jemaah haji yang dalam kondisi kurang sehat diperkenankan untuk beristirahat, karena usai Salat Magrib para jemaah haji akan bertolak ke Muzdalifah untuk mengambil batu, lalu menuju Mina dan merayakan Iduladha di Mina.

Ketua MUI Kalteng ini juga menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat Kalteng. “Kami imbau umat Islam agar bisa menghargai dan menghormati perbedaan hari raya kurban tahun ini,” tuturnya.

“Kalau kami hari Kamis, mari kita toleran kepada saudara-saudari kita yang berhari raya pada hari Rabu, begitu pula sebaliknya,” tuturnya.

“Intinya saling menghormati, saling menghargai, dan toleran terhadap perbedaan, jangan sampai hal ini dipermasalahkan,” pungkasnya. (abw/zia/hms/sma/ce/ala)

Exit mobile version