PURUK CAHU-Bupati Murung Raya (Mura) Perdie M Yoseph berharap adanya pembangunan Lopo Betang akan menambah inventaris destinasi wisata budaya daerah. Dengan demikian, pengembangan sektor pariwisata kabupaten berjulukan Tira Tangka Balang ini bisa lebih dioptimalkan.
Dikatakan Perdie, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki banyak potensi wisata yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, dengan keunikan dan keunggulan masing-masing. Seperti wisata peninggalan sejarah, adat-istiadat dan budaya, wisata religi, maupun wisata alam yang disuguhkan oleh keindahan hutan, sungai, danau, riam, jeram, hingga perbukitan yang menakjubkan dan memesona.
“Berkaca dari kemajuan zaman saat ini, maka hal tersebut harus terus kita kembangkan melalui pembangunan sektor budaya dan pariwisata, dengan membangun dan menata destinasi-destinasi wisata secara sistematis, terencana, terpadu, dan berkelanjutan dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai seni, adat-istiadat, budaya, dan agama yang hidup dalam masyarakat multikultur,” terangnya.
Sebagaimana diketahui bersama, lanjut pria yang menjabat bupati dua periode ini, Murung Raya merupakan salah satu kabupaten di Kalteng yang memiliki wilayah terluas yaitu 23.700 km2, terdiri dari 10 Kecamatan, 116 desa, dan 9 kelurahan, serta memiliki jumlah penduduk sekitar 111.500 jiwa.
Pemerintah Kabupaten Mura akan terus berupaya mengembangkan sektor pariwisat, sebagai wujud nyata dan bentuk dukungan terhadap pemerintah provinsi maupun pusat dalam upaya pengembangan budaya dan pariwisata di Kalimantan Tengah.
Untuk itu, lanjutnya, saat ini pemerintah Kabupaten Murung Raya telah membuat berbagai rencana serta kebijakan program dan kegiatan. Salah satunya diwujudkan melalui pembangunan kawasan budaya, yang ditandai dengan kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Lopo Betang, yang nantinya akan menjadi sentral kawasan kegiatan seni dan budaya di Kabupaten Murung Raya.
Demi peningkatan, kemajuan, serta pembangunan daerah melalui sektor budaya dan pariwisata, Perdie berpesan agar selalu ada kerja sama dan koordinasi antarlembaga, pihak swasta, maupun stakeholders lainnya seperti perhotelan, restoran, tempat-tempat kuliner, usaha travel, para mitra pelaku usaha, seniman, dan budayawan, agar tercipta hubungan baik dan saling bersinerg satu sama lain demi memajukan perekonomian daerah. (dad/ce/ala/ko)