KUALA KAPUAS-Ketua Umum (Ketum) Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah H Agustiar Sabran menekankan seluruh damang harus perkuat kearifan lokal, terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait adat istiadat, termasuk menjunjung tinggi falsafah huma betang dan belum bahadat.
“Saya selaku Ketua Umum (Ketum) Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng mengajak seluruh elemen,utamanya para damang dan mantir untuk terus menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang ada di Kalteng. Juga termasuk adat istiadat dan juga junjung falsafah huma betang,” kata Agustiar Sabaran, Minggu (28/1/2024).
Anggota DPR RI Dapil Kalteng ini menyampaikan, kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan hidup yang sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang orang di wilayah tersebut selama puluhan bahkan ratusan tahun.
“Mengingat kearifan lokal adalah pemikiran yang sudah lama dan berusia puluhan tahun. Maka, kearifan lokal yang ada pada suatu daerah jadi begitu melekat dan sulit untuk dipisahkan dari masyarakat yang hidup di wilayah tersebut,” tegasnya.
Agustiar menekankan, dengan kearifan lokal, maka tatanan sosial dan alam sekitar tetap lestari dan terjaga. Selain itu, kearifan lokal juga merupakan bentuk kekayaan budaya yang harus digenggam teguh, terutama oleh generasi muda untuk melawan arus globalisasi.
“Dengan begitu, karakteristik dari masyarakat daerah setempat tidak akan pernah luntur. Apalagi, kearifan lokal berasal dari nenek moyang kita, yang jelas lebih mengerti segala sesuatunya terutama yang berkaitan dengan wilayah tersebut,” ucapnya.
Agustiar juga mengajak masyarakat Menjaga toleransi, kebersamaan dan gotong royong di Kalteng. “Kebersamaan dan toleransi, dalam mendukung pembangunan Kalteng lebih berkah. Saya ingin menggambarkan kebersamaan dalam bingkai falsafah Huma Betang harus terjaga,” ujarnya.
Agustiar Sabran mengajak kepada masyarakat agar menjaga dan merawat kebersamaan yang sudah ada di huma betang. Kebersamaan, gotong royong, selalu dijaga dan dirawat untuk menuju Kalimantan Tengah yang berkah, Indonesia Maju,
“Falsafah masyarakat adat dayak Kalimantan Tengah yang kita kenal dengan prinsip kearifan lokal yang harus kita jaga , kita lestarikan, dan terus kita sampaikan kepada masyarakat Kalimantan Tengah, pertama adalah falsafah huma betang, prinsip belom bahadat, dan Kalteng Bumi Tambun Bungai Bumi Pancasila,” pungkasnya. (hms/ala)