PALANGKA RAYA-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya memperkirakan dalam sepuluh hari ke depan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di sebagian besar wilayah Kalteng.
Selain itu tingkat kelembaban udara di Kalteng sendiri, disebut BMKG masih tergolong cukup basah. Dua faktor ini menyebabkan kondisi Kalteng pada awal Mei masih cukup aman dari potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal tersebut disampaikan Ika Priti Widiastuti, prakirawan cuaca yang bertugas di Station Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut, Sabtu (29/4).
“Secara umum berdasarkan analisis kami pada dasarian 1, yakni dari tanggal 1 hingga 10 Mei, potensi hujan masih cukup merata terjadi di 14 kabupaten/kota,” terang Ika saat diwawancarai di kantornya.
Ika menyebut tingkat intensitas hujan pada awal Mei diperkirakan berkisar antara 50-150 mlm/dasarian. Pihaknya memperkirakan intensitas hujan tersebut akan mengalami penurunan pada pertengahan Mei.
“Pada dasarian II, secara umum berada pada kriteria rendah, yakni antara 20-50 mlm/dasarian,” ujarnya seraya menambahkan kondisi tersebut berlanjut sampai dasarian III, yakni pada akhir Mei.
Saat ini sebagian wilayah Kalteng tengah memasuki masa peralihan musim atau pancaroba. Pada masa peralihan seperti sekarang ini, potensi terjadinya cuaca ektrem sangatlah besar.
“Selama masa peralihan musim seperti sekarang ini, sangat besar potensi terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan kilat serta angin kencang atau angin puting beliung,” ujarnya lagi.
BMKG memperkirakan antara pertengahan Juni hingga awal Juli, wilayah Kalteng telah memasuki awal musim kemarau.
Ika menambahkan, berdasarkan data kondisi cuaca terkini, pihaknya meyakini wilayah Kalteng masih cukup aman dari ancamana karhutla.
“Perihal potensi terjadinya bencana karhutla di wilayah Kalteng secara umum, hingga beberapa hari ke depan masih dalam kategori aman,” ungkap Ika mengakhiri keterangannya. (sja/ce/ram)