PALANGKA RAYA-Hujan deras yang terjadi sepekan terakhir mengakibatkan beberapa ruas jalan lintas kabupaten maupun provinsi tergenang air. Salah satunya jalan lintas kabupaten di wilayah Bukit Rawi, tepatnya di Desa Penda Barania, Kecamatan Kahayan Tengah. Ruas jalan yang menghubungan Kota Palangka Raya dengan kabupaten di daerah Barito dan Kahayan tersebut teredam banjir. Kemacetan tak terhindarkan, karena pengendara harus antre untuk bisa melintas.
Pemerintah sejatinya sudah melakukan upaya untuk mengatasi persoalan banjir yang menjadi pemicu kemacetan lalu lintas di kawasan Bukit Rawi. Pengerjaan jembatan layang atau pile slab terus dikebut. Ditargetkan tahun depan (2022) jalur menuju arah timur yang menghubungkan Palangka Raya dengan Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya tak lagi terendam banjir.
Berdasarkan pantauan Kalteng Pos di lapangan, kemacetan lalu lintas terjadi pada pukul 13.00 WIB. Antrean kendaraan yang akan melintas begitu panjang. Satu per satu kendaraan harus melewati genangan air yang cukup dalam, dengan ketinggian sekitar setengah betis orang dewasa. Kemacetan makin bertambah karena di kerusakan jalan pada kawasan yang tergenang banjir. Sehingga pengendara roda dua, roda empat, maupun kendaraan bertonase besar yang mau melintas harus dipandu warga.
Selain nekat menerobos banjir, sebagian pengendara memilih menyewa jasa angkut menggunakan kelotok warga untuk bisa melewati banjir. Bagi pengendara yang nekat, tak sedikit yang amblas. Seperti yang dialami minibus berwarna merah. Karena pengemudinya kurang hati-hati, mobil itu akhirnya amblas. Posisi minibus saat itu miring mendekati tiang pile slab. Beruntung warga bersama aparat kepolisian dibantu truk berhasil menarik minibus itu sehingga selamat melintasi genangan banjir.
Menurut penuturan salah satu warga yang melintas, Dedi, banjir yang sering terjadi setiap musim hujan sangat mengganggu kelancaran perjalanan masyarakat. Apalagi seperti dirinya yang saban minggu berangkat dari Kabupaten Barsel menuju ke Palangka Raya. Ia mengaku kesal karena saat itu mesin sepeda motornya mendadak macet saat mencoba melewati banjir.
“Lumayan parah banjirnya, tadi sempat jalan kaki karena motor saya mati pas kena lubang cukup dalam,” ungkap Dedi kepada Kalteng Pos, kemarin.
Ia berharap pembangunan pile slab oleh pemerintah segera dirampungkan, karena keberadaan pile slab tersebut akan mengatasi persoalan banjir yang selama ini menjadi keluhan masyarakat. “Ya, mudah-mudahan pembangunannya cepat diselesaikan, jadi tidak ada lagi kemacetan seperti ini tiap musim hujan, ini belum seberapa banjirnya, kondisnya lebih parah kalau terus hujan dalam beberapa minggu, lebih dalam lagi airnya,” pungkasnya.
Genangan Air Tak Dapat Dihindari
Sementara itu, pengerjaan Pile slab ruas jalan Bukit Rawi terus dilakukan oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalteng pada Kementerian PUPR, Sejak tahun 2021 lalu dan ditargetkan akan rampung tahun 2022 mendatang.
“Saat ini pengerjaan terus berjalan seperti pemancangan, pengecoran tiang pancang, kepala tiang maupun lantai. Progresnya bisa mencapai 60 persen saat ini,” kata Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalteng pada Kementerian PUPR Hardi Siahaan kepada Kalteng Pos, Selasa (31/8).
Ditargetkan bisa lebih cepat rampung pengerjaan pile slab tersebut. Sehingga masih terus dipacu pengerjaannya agar dapat siselesaikan tepat waktu.
“Penegasannya bahwa banjir yang terjadi tak dapat dihindari karena merupakan banjir kawasan. Kalau dari saluran jalan mungkin kita bisa atasi dan menaikan jalannya. Tetapi kalau banjir kawasan jakan-jakan pasti tenggelam. Yang bisa dilakukan mungkin ditanggul sungainya sepanjang itu. Tetapi sangat sulit dilakukan,” tegasnya.
Ditegaskannya bahwa, kalau terjadi banjir maka tak dapat dihindari macet dan jalan terendam. Pihak Balai juga menyediakan rambu-rambu dan kerjasama pihak terkait seperti polisi dan pihak lain untuk mengatur lalulintas. Kalau dalamnya sampai 1 meter, maka harus pakai perahu. Dan tak dapat dihindari.
“Tetapi jika sudah fungsional maka pihaknya optimistis akan dapat diatasi karena sudah dinaikan lebih dari 2 meter,” lanjutnya lagi.
Kepada masyarakat dihimbau untuk hati-hati sast melintas terutama terjaid genangan. Karena jalannya kondisi rusak karena sering tergenang. Kita lakulan penanganan dan mohon kesabarannya sampai tahun depan.
Sementara itu Kepala Dinas Pelerkaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalteng H Shalahudin mengatakan bahwa koordinasi terus dilakukan bersama pihak balai dan lainnya.
Menurutnya, keberadaan ruas jalan tersebut sangat staregis, karena menghubungkan ibu kota provinsi dengan dengan sejumlah kabupaten di Kalteng seperti Kota Palangka Raya, Gunung Mas, Batik, Barsel, Barut dan Mura.
”Artinya ruas jalan itu penting diperhatikan penangannya, karena menghubungkan sejumkah kabupaten dan dua provinsi lainnya. Semoga dengan pengerjaan yang terus dikebut maka kendala yang selama ini dirasakan di wilayah tersebut bisa teratasi dengan jembatan ini nantinya,” ungkapnya.
Ditambahkannya bahwa dengan selesainya pembangunan itu, maka arus lalu lintas akan semakin lancar dan jarak tempuh akan semakin cepat serta dapat meningkatkan dan membangkitkan perekonomian masyarakat di daerah tersebut.
“Selama ini masih sering terjadi banjir saat musim hujan, lalu lintas jadi terganggu dan lainnya. Sehinga jika jembatan selesai pembanguna nanti, maka tidak ada lagi hambatan di ruas jalan itu. Sekalipun saat musim penghujan tiba,” pungasnya. (ena/nue/ce/ala)