Selama pandemi tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di laboratorium (lab) rumah sakit sangat sibuk. Dari pagi hingga pagi mereka bekerja. Makin banyak spesimen yang diperiksa menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR), maka mereka makin tak punya waktu untuk bersantai. Sebab, hasil pemeriksaan lab sangat ditunggu-tunggu untuk memastikan seseorang positif Covid-19 atau tidak.
PATHUR RAHMAN, Palangka Raya
SELURUH nakes di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Biomekuler Covid-19 RSUD Kota Palangka Raya mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Tiap hari memakai baju hazmat putih yang menutupi dari ujung kaki hingga kepala. Masker standar medis berlapis selalu dikenakan. Face shield tak pernah lepas dari wajah. Pengap. Itulah yang dirasakan oleh para nakes tiap hari. Memakai APD lengkap tanpa dilepas, menahan rasa pengap, serta menahan kencing maupun buang air besar.
Rata-rata nakes bekerja enam jam setiap harinya. Bahkan bisa lebih jika jumlah sampel atau spesimen yang diperiksa banyak. Ketika jumlah spesimen yang diperiksa terus meningkat tiap hari, jam kerja para nakes di lab pemeriksaan spesimen Covid-19 tersebut menggunakan sistem sif. Sif pagi mulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, sif sore dimulai pukul 14.00 WIB, sedangkan sif malam dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB.
Ketua Lab Covid-19 RSUD Kota Palangka Raya dr Mayawati E S Mewo mengungkapkan, kerja para nakes dalam memeriksa sampel swab tidaklah mudah, karena mereka yang bertugas rata-rata memakai APD hingga enam jam bahkan lebih apabila masih banyak sampel yang harus diperiksa.
Selama memakai APD, kata dr Mayawati, semangat para nakes patut diapresiasi. Para nakes cukup tangguh untuk menahan diri buang air dan berupaya agar tidak dehidrasi. APD berlapis yang dikenakan itu bukan hanya berat, tapi juga pengap.
Dan selama pandemi ini, kata dr Mayawati, ada banyak suka dan duka yang dirasakan nakes yang bertugas di laboratorium. “Pernah ada pengalaman saat banyak sekali sampel yang diperiksa, sif malam yang seharusnya sampai pukul 02.00 WIB, malah over sif sampai pukul 04.00 WIB lewat, keluar ruangan pas matahari terbit, itu seru,” ungkap dr Mayawati kepada Kalteng Pos.
Kemudian, dalam hal testing ini, kata dr Mayawati, laboratorium mikrobiologi klinik biomekuler Covid-19 RSUD Kota Palangka Raya merupakan laboratorium pemeriksaan sampel PCR. Di laboratorium ini, tiap harinya ada 500 sampai 700 sampel yang diperiksa. Running sampel atau proses pemeriksaan dilakukan lma sampai tujuh kali sehari selama tiga sif.
“Dari sampel yang kami running minggu lalu, ada sekitar 50 sampai 60 persen dari total sampel yang diperiksa hasilnya terkonfirmasi positif Covid-19,” bebernya.
Dokter Maya mengungkapkan, dalam satu sif ada enam nakes yang bertugas. Idealnya satu sif diisi delapan petugas. “Karena saat ini banyak rekan yang mengikuti latihan dasar (Latsar) CPNS, makanya kami maksimalkan SDM) yang ada. Sekali running bisa 100 sampai 150 sampel yang diperiksa oleh mesin PCR, dan dalam tiga sif itu rata-rata tiga sampai empat kali running,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, minggu terakhir jumlah sampel yang diperiksa menurun dibandingkan minggu sebelumnya dengan running sebanyak 400 sampel.
Selain itu, persentase jumlah sampel yang hasil running terkonfirmasi positif minggu terakhir hanya 30 persen. Jumlah itu menurun dibandingkan minggu sebelumnya yang mencapai 50 sampai 60 persen. Artinya mulai ada penurunan perlahan. Pihaknya berharap tren penurunan positive rate atau angka persentase orang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil PCR terus menurun ke depannya.
Agar tetap prima dan sehat dalam bertugas, tutur dr Maya, selain mengonsumsi vitamin sebelum dan sesudah bertugas, para nakes memanfaatkan waktu libur untuk istirahat dan berolah raga ringan. Selain sebagai Kepala Laboratorium Covid-19 RSUD Kota Palangka Raya, dr Maya juga sehari-harinya melakukan uji usap (swab) di rumah sakit perluasan (RSP) Hotel Batu Suli untuk kemudian dicek sampelnya di lab Covid-19 RSUD Kota.
“Saya sangat harapkan teman-teman latsar CPNS bisa segera kembali bertugas, untuk anggota relawan lab Covid-19 kami harap terus bertugas sebagai tambahan SDM, dan hal ini sudah saya koordinasikan dengan direktur,” tutup dr Maya. (*/ce/ala)