JAYAPURA – Dugaan main mata antara Aceh dan Kalimantan Timur (Kaltim) masih diselidiki. Hanya, belum ada keputusan resmi yang diambil PB PON XX soal laga penyisihan grup C tersebut.
Di tengah ketidakpastian, kedua tim tetap tampil di babak enam besar. Aceh menghadapi Papua di Stadion Mandala, Jayapura, Rabu (6/10) sore. Dalam laga tersebut, Aceh kalah tipis 0-1 oleh Papua. Gol semata wayang tim tuan rumah dicetak Samuel Gideon pada menit ke-54.
Pelatih Papua Eduard Ivakdalam tidak mau tahu soal itu. Yang jelas, dia hanya fokus menjalani laga di babak enam besar. ’’Anak-anak dalam kondisi lelah karena jadwal sangat padat. Tidak ada waktu istirahat. Permainan jadi agak menurun, tapi beruntung kami masih bisa meraih kemenangan,’’ kata pelatih yang akrab disapa Edu tersebut.
Aceh ogah merespons dugaan main mata dengan Kaltim. Aceh juga tetap ingin mengejar peluang lolos ke semifinal. Di laga pemungkas, mereka akan menghadapi Sumatera Utara (8/10). ’’Pemain jaga kondisi semua. Ini turnamen padat dan ketat. Jangan sampai lengah. Peluang ke semifinal masih ada,’’ ucap pelatih Aceh Fakhri Husaini.
Bagaimana dengan Kaltim? Nasib mereka lebih baik. Dalam laga di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, mereka menang tipis 1-0 atas Jawa Barat. Hasil tersebut sekaligus membuka kans Kaltim lolos ke semifinal. Mereka tinggal menghadapi Jawa Timur (10/10) di laga pemungkas enam besar.
Pelatih Kaltim Rahmad Hidayat memastikan bahwa isu main mata dengan Aceh tidak membuat anak asuhnya drop. Pemain dinilai tetap tampil maksimal. ’’Alhamdulillah kami berhasil menang dari tim kuat sekelas Jabar. Ini jadi modal penting sebelum bertemu Jawa Timur,’’ ujar mantan arsitek Mitra Kukar U-21 itu.
Hanya, dia tidak menampik laga terakhir akan berjalan berat. Sebab, dia tahu Jatim adalah salah satu favorit juara. ’’Jatim bagus, tapi kami akan tampil maksimal agar bisa lolos ke semifinal,’’ ucapnya. (jpc)