PALANGKA RAYA-Seiring masih tingginya angka kasus Covid-19 di Kalteng, kebutuhan akan oksigen tetap tinggi. Tak jarang rumah sakit (RS) yang menjadi rujukan untuk penanganan pasien Covid-19 waswas akan kekurangan stok tabung oksigen. Kondisi ini membuat pemerintah melakukan berbagai langkah strategis agar pasokan oksigen tetap aman di seluruh rumah sakit.
Terbaru, untuk membantu ketergantungan pada oksigen tabung, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran telah menerima bantuan oksigen konsentrator dari pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden RI Joko Widodo, di Ruang VIP Bandara Tjilik Riwut Palangka raya. Tentunya bantuan ini akan sangat berguna untuk menangani pasien yang memerlukan oksigen.
Direktur Rumah Sakit dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, sejak dua minggu yang lalu hingga beberapa hari terakhir ini RSDS mengalami kendala terkait stok oksigen. Saat itu jumlah kebutuhan oksigen sangat tinggi di RS.
“Kami sudah melakukan beberapa skema untuk mengatasi jika ada kekurangan dan keterlambatan, memang pasokan oksigen kurang,” katanya saat diwawancarai di RSDS, kemarin (8/8).
Diungkapkan Yayu, pihaknya sudah melakukan beberapa antisipasi internal. Meski demikian, pihaknya berusaha memberikan pelayanan maksimal untuk pasien tanpa mengalami kekurangan oksigen. Terutama pasien yang diprioritaskan memerlukan oksigen.
“Kami sudah petakan sesuai prioritas keperluan oksigen, mulai yang keperluan tinggi, sedang, dan ringan, kami bagi ruangan agar saluran-saluran oksigen sentral yang ada di RS bisa memenuhi saluran kebutuhan,” ungkapnya.
Untuk memastikan pasokan logistik itu, pihaknya juga bekerja sama dengan penyedia yang bisa mengirimkan pasokan. Juga terus melakukan koordnasi dan menambah pasokan dengan mencari sumber-sumber lain, termasuk mendapat bantuan dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, serta lembaga-lembaga.
“Sampai saat ini kami tidak melakukan penolakan terhadap pasien meskipun kami juga kejar-kejaran terus dengan keperluan oksigen,” tegasnya.
Pihaknya menyampaikan terima kasih atas bantuan oksigen konsentrator dari Presiden RI. Walaupun oksigen konsesntrator itu hanya bisa digunakan untuk pasien-pasien dengan tupoksi kekurangan oskigen yang masih ringan, karena hanya bisa mengembuskan oksigen murni lima liter per menit.
“Sementara kasus-kasus dengan kekurangan okisgen tinggi itu memerlukan liter per menit yang besar, jadi kami cukupi dengan oksigen tabung dan oksigen sentral,” sebutnya.
Angka Kasus Melonjak karena Data Tertunda
Sabtu lalu (7/8) angka konfirmasi positif Covid-19 di Kalteng mencapai 942, dengan penambahan terbanyak disumbangkan Kota Palangka Raya sebanyak 692 orang. Namun, Ketua Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyebut bahwa data itu merupakan akumulasi dari data yang tertunda sebelumnya.
Dikatakannya bahwa ada perbedaan data antara daerah dengan pusat. Agar tidak ada perbedaan, maka dilakukan penyamaan, sehingga menyebabkan angka kenaikan dalam satu hari bisa melonjak tinggi. Data itu merupakan data yang ditampung sejak Maret lalu.
“Kami cicil untuk dikeluarkan agar sama dengan pusat, tapi tidak kunjung habis, sehingga kami keluarkan pada Sabtu lalu itu,” tuturnya.
Emi menyebut, perbedaan data antara daerah dengan pusat ini terjadi lantaran RS memasukkan data di all record, dalam hal ini masuk ke kementerian terkait dengan basis KTP. Sedangkan pada kenyataannya, data domisili dalam KTP pasien terkadang tidak sesuai dengan tempat tinggal pasien yang sebenarnya.
“Padahal kami mencatat pasien yang masuk data kota itu mereka yang benar-benar tinggal di Palangka Raya, tidak hanya berdasarkan KTP-nya saja,” sebut dia.
Meski demikian pihaknya bisa memaklumi terhadap hal ini karena tingginya kasus yang terjadi dan banyak petugas kesehatan yang ikut terpapar. Dampaknya, terjadi kesalahan data. Namun perihal ini, tutur Yayu, tidak perlu ada saling menyalahkan. Yang perlu dilakukan adalah segera memperbaiki data agar ke depannya tak terjadi kesalahan lagi. (abw/ce/ala)