Site icon KaltengPos

RSUD Kota Sisa Dua Kamar, RS Perluasan Penuh

HUMAS RSUD UNTUK KALTENG POS PERKUAT IMUN: Pasien Covid-19 saat menjalani perawatan di RSUD Kota Palangka Raya, Jumat (9/7).

PALANGKA RAYA-Seiring bergantinya hari jumlah masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 terus meningkat. Melonjaknya jumlah pasien menyebabkan keterisian tempat tidur pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Palangka Raya maupun rumah sakit perluasan ikut meningkat. Hampir semua tempat tidur terisi oleh pasien yang bergejala ringan, sedang, hingga berat. 

Data yang tercatat per Jumat (9/7), dari total 50 tempat tidur yang ada di RSUD Kota, 48 sudah terisi pasien yang dirawat. Artinya saat ini hanya tersedia 2 kamar tidur saja. Sedangkan pada RS perluasan di Hotel Batu Suli yang memiliki kapasitas 120 tempat tidur, semuanya terisi oleh pasien.

“Saya berharap dengan adanya penerapan PPKM Mikro, sebaran Covid-19 bisa melandai, karena saat ini BOR menjadi perhatian serius, dan tempat tidur pasien lebih diprioritaskan kepada yang bergejala berat,” kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Palangka Raya dr Abram Sidi Winasis melalui Kabid Humas dan Kepala Instalansi Gawat Darurat (IGD) dr Hendra Panguntaun kepada Kalteng Pos melalui sambungan telepon, kemarin (9/7).

Ia menyampaikan, rata-rata pasien yang ditangani pihaknya saat ini memiliki gejala sedang hingga berat. Sedangkan pasien yang dirawat di RS perluasan Hotel Batu Suli merupakan pasien yang memiliki gejala ringan hingga sedang, seperti hilangnya indra penciuman dan meriang.

Dikatakannya, gejala paling umum atau sering ditemui pihaknya pada pasien Covid-19 adalah sesak napas, hilangnya indra penciuman, hilangnya indra pengecap, batuk, demam, penurunan nafsu makan, dan diare.

“Di RSUD perluasan saat ini lebih banyak pasien yang bergejala ringan hingga sedang, jika pasien memiliki gejala berat, maka akan langsung dipindahkan ke ruang perawatan RSUD Kota” ucapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, lama waktu perawatan pasien variatif, tergantung kondisi imun tubuh masing-masing. Rata-rata pasien dirawat selama 10 sampai 12 hari. Pernah ada pasien yang dirawat selama 45 hari.

Waktu tercepat perawatan pasien adalah 10 hari, dengan keterangan memilki gejala ringan hingga sedang. Sementara untuk pasien bergejala berat, waktu perawatan cukup variatif.

Hendra menambahakan, vitamin yang diberikan pihaknya kepada pasien bergejala ringan berupa antibiotik Azitromicin suntik 7 hari serta vitamin lain seperti vitamin C, vitamin D, serta Zinc untuk saluran pencernaan.

“Untuk pasien bergejala ringan tidak kami berikan antivirus, karena imunnya sudah cukup kuat melawan virus, kalau memberat gejalanya, barulah akan kami berikan antivirus,” tuturnya.

Terhadap pasien bergejala sedang hingga berat, selain diberikan vitamin, juga diberikan antivirus seperti Favipiravir atau Remdesivir dengan tambahan obat untuk gejala yang muncul atau penyakit penyerta yang diderita pasien. (ahm/ce/ala)

Exit mobile version