Site icon KaltengPos

Kwarcab Pramuka Peduli Korban Banjir Kotim

PEDULI: Ketua Kwarcab Pramuka Kotim, Hj Khairiah Halikinnor menyerahkan bantuan untuk korban banjir di Kecamatan Parenggean, Kamis (9/9).

SAMPIT – Musibah banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Kabupaten Kotim menjadi perhatian serius Kwarcab Pramuka Kabupaten Kotim. Mereka melakukan aksi sosial berupa pemberian bantuan sembako kepada puluhan korban banjir di Desa Manjalin, Kecamatan Parenggean, Kamis (9/9).

Dalam kegiatan itu, Kwarcab Pramuka Kabupaten Kotim menyalurkan sejumlah bantuan  berupa  beras, mie, serta pakaian layak yang diberikan kepada puluhan keluarga yang terdampak. Sembako tersebut diserahkan langsung oleh Istri Bupari Kotim, Hj Khairiah Halikinnor selaku Ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Kotawaringin Timur.

“Saya ingin menyampaikan turut prihatin atas musibah alam yang melanda masyarakat Kotim khususnya di wilayah Utara,” ungkap Khairiah.

Dikatakannya, bantuan sembako itu diberikan sebagai bentuk solidaritas sosial dan kesetiakawanan dari Kwarcab Pramuka Kabupaten Kotim, yang ingin berbagi kasih dengan warga di wilayah ini yang kebetulan tertimpa musibah.

Dia berharap, masyarakat tidak melihat berapa nilai rupiah dan jumlah barang yang diberikan, tetapi lebih melihat kepada nilai dan bentuk solidaritas yang ditunjukan Kwarcab Pramuka Kabupaten Kotim kepada masyarakat yang terkena musibah banjir. “Semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan bagi bapak ibu yang terkena musibah.

“Bantuan  yang kami salurkan yaitu berupa beras 37 karung,  mie instan 57 dus, dan pakai layak yang diberikan kepada 40 keluarga yang terkena dampak banjir,” tukasnya.

Banjir yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, khususnya di wilayah Kecamatan Kota Besi hingga saat ini masih terjadi. Bahkan sudah melanda 7 desa di daerah tersebut. Ketinggian banjir sendiri cukup bervariasi, mulai dari 1,5 meter hingga 2 meter. Namun juga ada desa yang ketinggian airnya mengikuti pasang surutnya sungai. 7 desa yang terendam banjir tersebut yakni Desa Hanjalipan, Palangan, Simpur, Soren, Rasau Tumbuh, Dusun Pemadoan, dan Desa Pamalian. Desa Hanjalipan sendiri merupakan yang terparah, karena 313 kepala keluarga yang terdampak. (sli/ans)

Exit mobile version