PALANGKA RAYA-Di tengah kesibukannya sebagai anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, H Agustiar Sabran terus memberikan perhatian terhadap dunia olahraga di Kalteng dan Indonesia. Hadir memberikan motivasi kepada para atlet muda untuk tetap semangat bertanding dan berlatih di setiap momen, dalam upaya mencapai prestasi membanggakan dan mengharumkan Bumi Tambun Bungai.
Saat pelaksanakan penutupan JAPFA FIDE RATED Chess Tournament 2021 di Jakarta, H Agustiar juga hadir secara langsung untuk memberi motivasi kepada para atlet.
Turnamen catur itu dilaksanakan 4-8 Desember 2021, di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta. Diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia dan perwakilan beberapa negara. Kalteng mengirim satu orang atletnya atas nama Surya Wahyudi. Setelah beberapa hari bertanding dengan jumlah 9 babak, pecatur Kalteng bisa meraih juara 2 dengan mengoleksi 7,5 poin, sedangkan juara 1 diamankan GM Susanto Megaranto mengoleksi 8 poin.
Sebelumnya pada 28 November lalu digelar Kejuaraan Catur Internasional Piala Kasad 2021. Pada event tersebut, Percasi Kalteng mengirim lima orang pecatur, yakni H Agustiar Sabran, Surya Wahyudi, Gelar Segara, Sudung Tampubolon, dan Yemi Jelsen. “Alhamdulillah semua pecatur Kalteng masuk daftar penerima hadiah. Yang lebih membanggakan lagi, pecatur Kalteng Gelar Segara, MN bisa memperoleh juara satu,” ujarnya.
Sebagai pembina catur Kalteng, H Agustiar Sabran meminta dukungan dan doa masyarakat Bumi Tambun Bungai, supaya para atlet catur bisa mengharumkan nama Kalteng di kancah nasional.
Hingga akhir 2021 ini, Percasi Kalteng telah empat kali mendapat prestasi di event nasional. Meliputi PON Papua 2021 (3 medali), Kejurnas Catur Junior Bangka Belitung (juara 2 nasional), Catur Internasional Piala Kasad (juara 1), dan JAPFA FIDE RATED International Chess Tournament (juara 2).
Menurut pria yang menjabat Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini, cabang olahraga catur masih harus bekerja keras untuk melahirkan pecatur-pecatur andal. Salah satunya caranya yakni memperbanyak jam terbang dengan mengikuti turnamen catur klasik.
“Oleh karena itu perlu sinergi yang baik antara pemerintah pusat dengan provinsi dan pihak lainnya, sehingga dapat melahirkan pecatur tangguh yang nantinya dapat berprestasi di kancah nasional maupun internasional,” harapnya.
Turnamen catur yang digelar sangat penting sebagai wadah pembinaan para pecatur. Selain berhadiah, juga dapat memberi pengalaman bermain bagi pecatur sekaligus mengukur kemampuan masing-masing.
“Semua atlet harus tetap belajar jika ingin maju. Harus benahi substansi dan ilmunya juga dibina, karena tak ada kemajuan tanpa ilmu. Atlet juga harus terus semangat berlatih dan bertanding,” tuturnya.
Dalam upaya untuk melahirkan pecatur tangguh, tentu memerlukan proses panjang. Tidak ada yang by pass. Mesti giat memperdalam ilmu dengan sesering mungkin mengikuti turnamen catur klasik dan lainnya. (nue/ce/ala)