PALANGKA RAYA-Berdasarkan Instruksi Mendagri Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 Covid-19 di Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Papua, jumlah testing per hari harus dilaksanakan di Kota Palangka Raya berada di angka 2.912. Inmendagri tersebut diterbitkan Senin (9/8).
Ketua Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani mengatakan, tentu pihaknya akan menyesuaikan dengan insruksi imendagri itu. Untuk itu, Wali Kota Palangka Raya pun melaksanakan rapat bersama pihak-pihak terkait salah satunya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya untuk pembahasan hal ini.
“Karena berkenaan dengan testing ini ada kaitannya dengan dinkes, jadi wali kota melakukan rapat untuk tindaklanjut daripada imendagri itu,” katanya saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Selasa (10/8).
Diungkapkannya, pada dasarnya target itu memenuhi saja karena testing yang dilakukan saat ini sudah bisa menggunakan swab antigen, tidak harus menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Bahkan, dengan testing menggunakan swab antigen ini untuk di Kota Palangka Raya sudah melebihi dari target itu.
“Itu jika kita kumpulkan dari apotek, klinik dan laboratorium yang ada seperti Medika dan Kimia Farma, namun kami masih akan melakukan perhitungan dan nantinya dilakukan pemantauan,” ungkapnya kepada Kalteng Pos.
Di tempat terpisah, Kepala Laboratorium Mikrobiologi Klinik Biomekuler RSUD Kota Covid-19 Kota Palangka Rayadr Mayawati E S Mewo mengungkapkan, pihaknya siap berkontribusi dalam penuhi target testing yang ditetapkan dalam Inmendagri. Menurutnya, target tes sebanyak 2.912 per hari tersebut adalah campuran dari tes uji usap (swab) antigen, anti bodi dan tes PCR. Sehingga kemungkinan besar target tes yang ditetapkan oleh pemerintah bisa terpenuhi.
“Kami atas nama Lab RSUD Kota Palangka Raya, siap penuhi target testing yang ditetapkan oleh Kemendagri, dan untuktracing, cukup aktif dilakukan oleh dinkes Kota sehingga tes di kota pun cukup tinggi,” katanya kepada Kalteng Pos, Selasa (10/8).
Dia menambahkan, saat ini pihakn bisa melakukan running atau pemeriksaan sampel Polymerase Chain Reaction (PCR) per harinya hingga 276 sampel. “Dalam waktu dekat ini kami akan menerima bantuan alat,” ucapnya.
Sambungnya, untuk maksimal running sampel dari lab RSUD Kota Palangka Raya sebanyak 400 sampel. Akan tetapi dengan adanya alat bantuan mesin ekstraksi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) running swab bisa lebih cepat. Sebelumnya, lanjutnya, sekali running sampel PCR memakan waktu empat jam. Namun dengan adanya alat ekstraksi dan beroperasi nantinya lab PCR RSUD Kota Palangka Raya bisa melakukan running hingga 500 sampel.
“Alat ekstraksi ini sudah ada di RSUD Kota Palangka Raya, kami menunggu reagennya dari pusat terlebih dahulu agar bisa segera kita fungsional dan bisa membantu kita dalam melakukan running sampel,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Kalteng Rini Fortina menyebut pada kondisi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level empat yang saat ini sedang berjalan memang yang perlu diperkuat yakni testing dan tracing. Lantaran, testing merupakan skrining untuk menyaring orang-orang yang kemungkinan terpapar.
Namun, hal ini juga menjadi pekerjaan rumah (PR), ketika kasus banyak maka banyak pula yang dites dan juga tracing selama 1×24 jam. Akan banyak melibatkan tenaga kesehatan (nakes) seperti petugas pengambil swab, laboratoritum dan kondisi mesin yang juga tidak bisa dipaksa.
“Nantinya juga berlanjut bagi yang positif di rawat atau isolasi mandiri (isoman),” katanya.
Terlebih, target pemerintah untuk pelacakan kontak atau tracing yakni 15 hingga 30 orang. “Bagaimana cara kita memenuhi hal ini dalam waktu 1×24 jam, sementara petigas lapangan banyak yang terpapar,” tegasnya. (abw)