PALANGKA RAYA-Dalam rangka penanganan Covid-19 dan menekan potensi penularan di tengah masyarakat, pemerintah menerapkan pembatasan-pembatasan, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah (dalam hal ini Kalteng). Namun pembatasan ini tidak signifikan memengaruhi perekonomian Kalteng secara makro.
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menyebut, berdasarkan data yang dirilis oleh berita resmi statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng per Jumat (6/8), kinerja ekonomi Kalteng pada triwulan II tahun 2021 mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,56 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan triwulan II tahun 2020. Kondisi pertumbuhan ekonomi Kalteng semester I tahun 2021 (c-to-c) tumbuh sebesar 1,10 persen.
“Hampir keseluruhan daripada kategori mengalami pertumbuhan,” katanya, Rabu (11/8).
Diungkapkannya, kategori tersebut mencakup sektor pertanian tumbuh sebesar 1,77 persen (year on year) dibandingkan triwulan II tahun 2020. Kontribusi sektor pertanian adalah 22,29 persen dari total PDRB Kalteng.
“Produksi tandan buah segar kelapa sawit yang meningkat menjadi komponen pada pertumbuhan sektor pertanian, karena sudah memasuki masa panen (y-on-y),” tuturnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, sector perkebunan sawit, karet, dan kelapa juga mengalami peningkatan. Harga karet naik sehingga banyak petani yang kembali menyadap karet. Termasuk produksi kelapa yang mengalami kenaikan seiring tingginya permintaan konsumen selama ramadan (quarter to quarter/q-to-q).
“Untuk sektor pertambangan dan penggalian disumbang oleh produksi batu bara yang meningkat, sebaliknya produksi bauksit menurun signifikan dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y),” jelasnya.
Gubernur menyebut, yang mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya yakni produksi batu bara. Sedangkan pada industri pengolahan, produksi CPO, minyak goring, dan turunannya meningkat hingga 9 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y).
“Sedangkan produksi kayu olahan baik plywood maupun kayu olahan rakyat mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-on-q),” ujarnya.
Disebutkan gubernur, pengadaan listrik dan gas juga mengalami peningkatan, mengingat PLTU di Tumbang Kajuel mulai beroperasi dan telah menunjang pasokan listrik ke beberapa kabupaten di Bumi Tambun Bungai. Produksi listrik PLN meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya karena meningkatnya konsumsi listrik pada golongan rumah tangga (q-on-q).
“Jika melihat grafik struktur dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Kalteng pada triwulan II 2021 menunjukkan angka 2,92 persen (q-on-q),” sebutnya.
Selanjutnya, sektor pertanian pada triwulan II 2021 tumbuh positif sebesar 2,71 persen (q-on-q) dan menjadi keempat terbesar selain konstruksi 4,49 persen, transportasi dan pergudangan 6,06 persen, dan administrasi pemerintahan 73,02 persen. Secara keseluruhan perekonomian Kalteng pada triwulan II tahun 2021 tumbuh positif, baik secara y-on-y maupun q-to-q.
“Dengan demikian hampir seluruh sektor perekonomian di Bumi Tambun Bungai ini telah mengalami pertumbuhan,” ucap gubernur.
Dengan kondisi ini, lanjutnya, Kalteng dinilai mampu beradaptasi untuk dapat bertahan di masa pandemi. Tentunya dengan dukungan dari pemerintah pusat melalui instrumen kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sangat membantu dan mendukung bangkitnya perekonomian Kalteng.
“Selain itu, kebijakan pemberian bantuan sosial dan stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 turut membuahkan hasil positif,” pungkasnya.
Perpanjang Program Bansos dan Insentif untuk Dunia Usaha
Sementara itu, pemerintah pusat terus berupaya menjaga agar perekonomian Indonesia kembali pulih setelah mencatat pertumbuhan ekonomi 7,07 persen pada kuartal II tahun 2021 secara tahunan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, kuartal selanjutnya menjadi tantangan terberat karena kehadiran virus Covid-19 varian Delta.
Sri Mulyani menegaskan, pemerintah terus melakukan langkah-langkah antisipatif dengan memperkuat 3T (testing, tracing, dan treatment) yang menjadi faktor penting dalam penanganan Covid-19. Di sisi lain, mantan petinggi Bank Dunia itu meminta masyarakat tidak lengah dalam penerapan protokol kesehatan Covid-19.
Sebab, hal tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu pemerintah menanggulangi dampak berkepanjangan pandemi. “Dengan disiplin menerapkan 5M; memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” ujarnya secara virtual, beberapa waktu lalu.
Sri Mulyani melanjutkan, pemerintah juga menambah alokasi anggaran untuk perlindungan sosial serta memperpanjang beberapa program bantuan sosial. “Perluasan seperti internet untuk siswa, mahasiswa, guru dan dosen, diskon listrik sampai akhir tahun, serta berbagai perlindungan sosial lain ditingkatkan baik jumlah maupun anggarannya,” tutur Sri.
Ia menambahkan, pemerintah juga memperpanjang beberapa program dukungan dan insentif untuk dunia usaha, agar tren pemulihan di sektor usaha dapat terus dijaga. “Beberapa yang sekarang baru saja dikeluarkan selain yang waktu itu PPnBM untuk pembelian kendaraan, PPnBM pembebasan untuk pembelian rumah, kami juga barusan mengeluarkan untuk pembebasan PPN sewa untuk pertokoan dan pusat perbelanjaan,” jelasnya.
Sri Mulyani berharap hal tersebut dapat memberikan kekuatan bagi sektor usaha, selain insentif usaha yang selama ini sudah diberikan, seperti PPh 21 yang ditanggung pemerintah, PPN yang dipercepat restitusi, PPh yang menurun, dan berbagai fasilitas perpajakan lainnya. (abw/jpg/ce/ala)