PALANGKA RAYA-Pemprov Kalteng di era kepemimpinan Gubernur H Sugianto Sabran akan fokus menggarap semua potensi yang dimiliki Bumi Tambun Bungai ini. Arahnya untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat. Salah satunya melalui rencana membangun shrimp estate atau kawasan tambak udang berskala besar.
Daerah yang berpotensi untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan adalah kabupaten yang berada di wilayah pesisir. Salah satunya Kabupaten Sukamara. Daerah yang berbatasan langsung di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) itu sejauh ini sudah mengembangkan budi daya udang vaname. Hasilnya cukup bagus.
Potensi ini mendorong Pemprov Kalteng terus melakukan percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Sebagaimana disampaikan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran melalui Wakil Gubernur (Wagub) H Edy Pratowo usai rapat terbatas di kantor gubernur, kemarin (12/7).
“Kami adakan rapat terbatas tadi guna mempercepat pembangunan sektor kelautan dan perikanan melalui program pembangunan kawasan shrimp estate, khususnya budi daya udang vaname,” kata Edy Pratowo, kemarin.
Terkait kondisi lahan, kata Edy, berdasarkan hasil studi kelayakan menyangkut infrastruktur, lokasi dan lainnya sangat memadai serta dinilai cocok. “Kondisi lahan sangat baik untuk mengembangkannya (budi daya udang vaname) dengan lahan seluas 26 hektare. Ada 40 hektare yang CnC (clean and clear). Jadi ke depannya bisa terintegrasi dengan tambak, pabrik pakan, ipal, dan lainnya,” terangnya.
Dijelaskan wagub, udang vaname merupakan salah satu komoditas yang bisa dikembangkan di wilayah Sukamara. Kawasan yang sudah direncanakan jadi percontohan seluas 5,2 hektare sangat mendukung. “Hasilnya sangat bagus dan cocok untuk pengembangan udang vaname,” ungkapnya.
Melalui program ini akan ada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ini juga sebagai bagian dari pengembangan food estate. Pemprov menginginkan agar semua daerah atau kabupaten di Kalteng memiliki potensi unggulan masing-masing.
“Misalnya Kapuas dan Pulang Pisau ada padi, Gunung Mas ada singkong, Sukamara ada udang, Pangkalan Bun ada sektor peternakan yang terintegrasi dengan sawit,” lanjutnya.
Melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalteng, pemprov akan menindaklanjuti rencana besar ini. Rapat yang dilaksanakan kemarin dimaksudkan untuk menyamakan persepsi agar semua stakeholder memiliki satu pemikiran, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Termasuk skema keuangan dan lainnya. “Bisa melalui koperasi, kelompok tani, badan usaha daerah, maupun lainnya untuk pemasaran serta pembinaan petani,” tuturnya.
Gubernur dan wakilnya mengharapkan agar setiap daerah memiliki kekhasan yang dapat dikembangkan dan menghasilkan untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang memiliki potensi mengembangkan usaha diberi keleluasaan untuk mengembangkan itu. Tidak perlu banyak dan besar-besaran. Jika benar-benar ditekuni, maka akan didukung oleh pemerintah.
“Potensi yang ada harus digeluti dan diberdayakan, dijalani secara serius sehingga bisa menghasilkan produk unggulan Kalteng. Pemerintah bersama pihak terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan serta lainnya siap mendukung,” tuturnya.
Budi daya udang vaname bisa dipanen tiga kali dalam setahun. Jika lima klaster bisa dibuka dengan cepat, maka diharapkan tahun 2022 sudah bisa produksi dan panen. Sebelumnya sudah ada yang panen, tapi dalam skala kecil. (nue/ce/ala)