Site icon KaltengPos

Pasokan Listrik Belum Normal, Pasien Dipindahkan ke RS Darurat

DARURAT: Direktur RSUD Mas Amsyar Kasongan dr Agnes Paulina (kanan) bersama tim medis ketika berada di Hotel Katingan yang dijadikan rumah sakit darurat, Minggu (12/9). FOTO: JERI/KALTENG POS

Bencana banjir di Kecamatan Katingan Hilir, Kota Kasongan berangsur surut. Hanya beberapa titik di dataran rendah yang masih tergenang. Namun banjir besar yang menimpa wilayah ibu kota Katingan kali ini berdampak untuk semua sektor. Termasuk pelayanan di RSUD Mas Amsyar Kasongan.

JERI, Kasongan

SELAIN mengganggu aktivitas masyarakat, bencana banjir di wilayah Kecamatan Katingan Hilir, Kota Kasongan, Kabupaten Katingan juga mengganggu pelayanan kesehatan. Akibat bencana alam ini, pelayanan di RSUD Mas Amsyar Kasongan lumpuh total. Meski demikian, pemerintah masih mempunyai solusi dengan mengalihkan pelayanan ke rumah sakit (RS) darurat di Hotel Katingan.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, hinggakemarin (12/9) pelayanan di RSUD masih belum normal. Hal itu lantaran pasokan listrik belum stabil. Ada beberapa trafo listrik sempat terendam banjir, sehingga pengoperasian RSUD Mas Amsyar Kasongan yang terletak di Jalan Katunen itu belum bisa dilakukan dan dialihkan ke RS darurat.

“Kami sudah tanyakan dan koordinasi dengan PLN. Pihak PLN masih belum berani untuk menyalakan listrik, karena trafo masih basah. Di rumah sakit ada dua trafo, satunya di belakang,” kata Direktur RSUD Mas Amsyar Kasongan dr Agnes Paulina kepada Kalteng Pos, Minggu (12/9).

Karena itu, lanjutnya, sementara waktu pelayanan kesehatan diberikan di RS darurat. Ia juga belum bisa memastikan kapan pelayanan normal lagi, karena harus menunggu kondisi aliran listrik di RSUD Mas Amsyar Kasongan benar-benar normal.

“Kami tidak mau mengambil risiko. Listrik di rumah sakit mulai dipadamkan sejak Selasa lalu,” sebutnya.

Mengenai pelayanan di rumah sakit darurat, diakuinya bahwa peralatan medis sangat terbatas. Masih banyak alat medis yang tertinggal di rumah sakit. Seperti alat USG, alat radiologi, dan lainnya.

“Tapi yang bersifat darurat, seperti oksigen, pengukur tensi, alat untuk penanganan bayi, dan lainnya ada semua di rumah sakit darurat ini. Sudah kami bawa,” terang mantan Kepala Puskesmas Kasongan II.

Ia menyebut bahwa tidak semua peralatan bisa dipindahkan, karena rumah sakit darurat hanya bersifat sementara. “Ya, mudah-mudahan kelistrikan di rumah Sakit tidak ada masalah, kami tunggu sampai aman, barulah kami pindah lagi,” ujarnya.

Pelayanan terhadap pasien di rumah sakit darurat tetap berjalan normal. Ada 18 tempat tidur dan 2 ruang UGD yang disiapkan untuk merawat pasien. “Saat ini pasien rawat inap ada empat orang,” tuturnya.

Terpisah, Bupati Katingan Sakariyas mengaku prihatin atas bencana alam yang menimpa daerahnya. Banjir kali ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tapi juga pelayanan umum untuk masyarakat. 

“Selama ini RSUD Mas Amsyar Kasongan tidak pernah kebanjiran, kecuali di halamannya, baru kali ini air masuk sampai ruangan,” katanya kepada wartawan ketika meninjau kondisi banjir di RSUD Mas Amsyar Kasongan, beberapa waktu lalu.

Banjir dengan ketinggian sampai lutut orang dewasa itu, ujarnya, tentu sangat mengganggu pelayanan tim medis terhadap para pasien. Untuk itu, langkah yang diambil pemerintah adalah dengan memindah pelayanan ke tempat yang lebih aman. “Untuk sementara pelayanan di Hotel Katingan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan Kabupaten Katingan Christian Rain mengungkapkan, akibat banjir besar ini telah mengganggu dan merusak sejumlah kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan. Misalnya pembangunan infrastruktur jalan. Tak sedikit ruas jalan yang sedang dibangun rusak akibat diterjang banjir.

“Ya, mau gimana lagi, karena ini akibat bencana,” ucapnya ketika dihubungi melalui telepon seluler.

Ia meminta kepada para kontraktor yang menangani proyek pembangunan infrastruktur itu untuk segera memperbaiki kerusakan akibat banjir tersebut. Jika pekerjaan tidak bisa diselesaikan tepat waktu, idak tertutup kemungkinan akan diberi perpanjangan waktu.

“Nanti akan kami lihat ke depan, jika misalnya belum selesai, paling tidak kami beri waktu perpanjangan sesuai dengan berapa lama terjadinya banjir ini. Jadi bencana ini memang sangat mengganggu, banyak kegiatan harus terhenti,” ungkap Rain.

Sementara itu, belum berakhir bencana banjir susulan sebelumnya, kini ancaman banjir menghantui kembali wilayah Katingan. Akibat tingginya curah hujan, debit air di wilayah hulu naik lagi. Ketika dikonfirmasi Kalteng Pos, Camat Katingan Tengah Yobie Sandra membenarkan soal kenaikan debit air. “Sejak tadi pagi mulai naik,” katanya, Minggu (12/9).

Namun, lanjut Yobie, kenaikan air tidak signifikan. Belum sampai merendam ruas jalan maupun permukiman warga di wilayahnya. “Aktivitas warga masih normal, tidak terganggu. Ini karena turun lagi hujan di daerah hulu. Di Katingan Katingan Tengah juga hujan tadi malam,” ujarnya.

Kondisi terkini, banjir masih merendam belasan desa di dua kecamatan wilayah hilir Kabupaten Katingan, yakni di Kecamatan Tasik Payawan, Kecamatan Kamipang, dan satu desa di Kecamatan Mendawai yaitu Desa Tumbang Bulan. Akses masyarakat di wilayah tersebut lumpuh total. Tak hanya itu, jaringan komunikasi pun terputus. Untuk membantu masyarakat di wilayah itu, berbagai bantuan logistik, makanan, dan minuman terus mengalir dari berbagai pihak. Begitu pun bantuan personel, mulai dari TNI, Polri, relawan, dan lainnya terus berdatangan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana banjir.  (*/ce/ala)

Exit mobile version