Site icon KaltengPos

Usaha Pembuatan Perahu Tetap Eksis dan Selalu Banjir Pesanan

DENAR/KALTENG POS TETAP BERTAHAN: Imis (31) sedang menyelesaikan pembuatan sebuah perahu di bantaran sungai kahayan Palangka Raya, Selasa (12/10).

Usaha pembuatan perahu di Kota Cantik Palangka Raya ternyata masih eksis dan bertahan hingga kini. Orderan dari masyarakat untuk dibuatkan transportasi sungai tersebut cukup banyak. Lokasi pembuatan perahu di bantaran sungai Kahayan, Kelurahan Pahandut Seberang tak pernah sepi dari aktivitas.

DENAR, Palangka Raya

DENTINGAN palu menghantam paku terdengar keras saat saya (wartawan Kalteng Pos) mendekati lokasi pembuatan perahu di Kelurahan Pahandut Seberang. Makin mendekati, terdengar pula suara gesekan gergaji. Hari itu, Selasa siang (12/10), seorang pria tengah sibuk memaku kayu. Sesekali ia terlihat mengencangkan baut di beberapa bagian perahu.
Namanya Imis (31). Ia merupakan anak kelima Johan (69), warga Kelurahan Pahandut Seberang, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya.

Bagi masyarakat di bantaran Sungai Kahayan, keluarga Johan memang terkenal ahli dalam membuat perahu. Sudah puluhan tahun lamannya. Di tengah kemajuan pembangunan infrastruktur dan transportasi, usaha yang digeluti Johan bersama keluarga seolah tak lekang oleh waktu. Hingga era revolusi industri 4.0, usaha mengolah perahu tak pernah goyah.
Selama puluhan tahun ini, Johan bersama keluarganya memang familiar bagi warga yang memiliki perahu. Banyak perahu yang beroperasi di sekitar bantaran Sungai kahayan merupakan karya tangan keluarga Johan.

Saat saya tiba, Johan sedang istirahat siang. Namun anak kelimanya terlihat sedang sibuk mengerjakan satu unit perahu yang panjangnya tujuh meter. Imis fokus memasang baut pada rangka kapal pesanan warga Desa Penda Barania. Pengerjaan perahu itu sudah memasuki minggu kedua. Dikatakan Imis, pesanan pembuatan perahu dalam kurun waktu tiga bulan terakhir cukup banyak. Saking banyaknya orderan, keluarganya harus berbagi tugas untuk pembuatan perahu.

“Kalau permintaan untuk membuat perahu cukup banyak ya, ada yang dari Desa Tanjung Sanggalang, Bukit Rawi, hingga Penda Barania, ada pemesan yang siapkan sendiri bahan bakunya, tapi ada juga yang suruh dibikinkan perahu yang bahan bakunya kami siapkan,” tutur Imis.

Imis mengaku, bahan kayu pembuatan perahu tidaklah sulit untuk dicari, karena di Palangka Raya banyak terdapat galangan kayu dan bandsaw yang menjual kayu, seperti meranti, benuas, muhur, maupun ulin.

“Kalau soal bahan, banyak saja, kadang ada pemesan yang siapkan sendiri kayunya, tapi ada juga yang meminta kami yang siapkan semuanya alias terima jadi, hanya saja untuk bahan kayu ulin memang cukup sulit, kadang kalau kami pesan, dua hari kemudian baru ada barangnya,” tutur Imis.

Mengenai pembuatan perahu, sebut Imis, tidak sulit bagi yang sudah terbiasa. Pembuatan perahu dimulai dengan membentuk lunas atau lantai perahu paling bawah. Biasanya menggunakan kayu muhur atau ulin yang tebal. Kemudian membuat bagian apak atau badan perahu. Pada bagian ini bisa mengunakan kayu benuas. Langkah selanjutnya adalah pembuatan rangka tulangan perahu atau gading agar perahu lebih kokoh.

“Untuk bagian apak ini, biasanya kayu dibakar dahulu sampai setengah gosong, agar nantinya bisa dibengkokkan untuk ujung bodi perahu, perlu waktu satu hari satu malam supaya bisa terbentuk lekukan, kayunya akan lemah setelah dibakar sehingga memudahkan untuk buat lekukan, barulah dirangkai dan sisi sambungan bodi didempul, ya tergantung ukuran perahu, bahkan bisa sampai sebulan lebih pengerjaan,” beber Imis.

Harga pembuatan perahu, beber Imis, dipatok sesuai ukuran bodi perahu yang dipesan. “Bervariasi ya, tergantung bahan-bahannya disiapkan pemesan atau kami yang mengadakan, kalau untuk harga mulai dari Rp6 juta hingga Rp9 juta lebih, sesuai ukuran perahu yang dibuat,” tutupnya. (*/ce/ala)

Exit mobile version