Site icon KaltengPos

Pembinaan Olahraga Kalteng Harus Dibenahi

Ekspresi Juara Atlet Tim Dayung Kalimantan Selatan setelah berhasil Finish Pertama di Final cabang Olahraga Dayung Traditional Boat Race MIX 200 meter Pekan Olah Raga Nasional XX Papua 2021, venue dayung Teluk Youtefa, Holtekamp, Distrik Abepura, Kota Jayapura. Rabu (13/10/2021) Foto (PB.PON XX PAPUA/Ian Irman)

JAYAPURA-Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua telah berakhir. Provinsi Jawa Barat (Jabar) berhasil mempertahankan posisi sebagai juara umum, dengan mengoleksi 133 medali emas, 105 medali perak, dan 115 medali perunggu. Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berada di urutan 26 klasemen akhir, dengan torehan 2 emas, 6 perak, dan 5 perunggu. Hasil ini menjadi evaluasi dan pembelajaran semua pihak terkait, agar sistem dan strategi pembinaan olahraga di Bumi Tambun Bungai lebih baik lagi ke depan, sehingga pada multievent berikutnya bisa meraih prestasi yang diharapkan.

Selama multievent empat tahun tersebut, cabang olahraga (cabor) dayung dan panahan masih menjadi andalan Kalteng untuk mendulang medali. Terbukti tahun ini cabor dayung berhasil mempersembahkan 2 emas dan 4 perak. Cabor panahan merebut 1 perak dan 1 perunggu. Sementara, beberapa cabor yang tidak diperhitungan justru membuat kejutan, seperti cabor atletik dan catur yang sama-sama mengoleksi 1 perak dan 1 perunggu.

Dari cabor atletik, Eko Rimbawan meraih 1 perak di nomor 200 meter dan 1 perunggu pada nomor 100 meter. Pelatih cabor atletik untuk nomor lari, Karuhei T Asang mengatakan, hasil yang diraih tersebut sudah jauh melampaui target.

“Karena cabor atletik tidak menargetkan apa-apa, tetapi feeling saya dia (Eko, red) bisa meraih medali,” ucap Karuhei.

Ditambahkannya, keberhasilan Eko mempersembahkan medali merupakan suatu kebanggaan, karena mampu bersaing dengan pelari nasional Lalu Muhammad Zohri. “Sebagai bentuk apresiasi dan motivasi, saya akan beri bonus, dana ini murni dari kantong pribadi, sebagai bentuk perhatian kepada mereka,” tegas Karuhei.

Dijelaskan pria yang juga menjabat Ketua KONI Kota Palangka Raya ini, pihaknya sudah membina Eko sejak 2014 lalu, dan kemudian ditarik menjadi atlet PASI. Ditambahkan Karuhei, pelari yang baru berusia 25 tahun tersebut diyakini dapat menyumbangkan medali, walau targetnya bukan medali emas. Terbukti Eko telah memberikan yang terbaik untuk Bumi Tambun Bungai.

Terpisah, pelatih cabor dayung Kalteng, Silo mengatakan bahwa pihaknya sangat bangga atas pencapaian altet dayung Kalteng pada ajang PON XX Papua. Dari 18 nomor lomba yang diikuti, tim dayung Kalteng sukses membawa pulang 2 medali emas dan 4 medali perak. Usai pelaksanaan PON ini, pihaknya berencana segera menyusun program latihan jangka panjang untuk para atlet. Untuk itu diperlukan dukungan dari pemerintah daerah.
“Kami berharap suara kami di lapangan bisa didengar oleh pemerintah daerah. Kalau pembinaan dilakukan dari sekarang, maka peluang mendapat medali emas (pada PON berikutnya, red) akan lebih besar,” ucap Silo da diamini Gandie yang juga merupakan pelatih dayung.

Yang harus diperhatikan untuk meraih hasil maksimal pada multievent berikutnya, tutur Silo, yakni melakukan verifikasi, koreksi, dan evaluasi. Karena menurutnya, untuk sukses meraih prestasi tidak harus kuat vitamin D saja, tapi perlu pendukung utama yakni materi atlet standar, peralatan yang layak, pelatih bersahaja, dan kerja sama pengurus yang solid dan kompak. “Kemudian yang tak kalah penting juga adalah dukungan dari berbagai pihak seperti forkopimda, dinas terkait, KONI, Podsi,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Pengprov Perpani Kalteng Ade Supriyadi mengatakan bahwa hasil PON kali ini akan menjadi bahan evaluasi, agar pada pelaksanaan PON selanjutnya, Kalteng bisa mendapat hasil yang lebih baik. “Hasil PON XX Papua untuk panahan masih belum sesuai harapan, karena tidak ada emas yang diraih kali ini,” katanya kepada Kalteng Pos, Jumat (15/10).

Selain evaluasi, ia menilai perlu dilakukan pembinaan yang berkelanjutan terhadap para atlet, agar dapat bersaing dengan atlet dari provinsi lain pada Pra-PON maupun PON empat tahun mendatang.
“Perlu ada latihan intensif dan try out secara periodik untuk membentuk mental atlet, tapi secara umum atlet panahan sudah berjuang maksimal di PON XX Papua kali ini,” tambahnya.

Terpisah, Sekum Percasi Kalteng Ilham Busra menyebut, kendati cabor catur baru pertama kali tampil di PON, tapi para atlet sudah mampu bersaing dengan atlet dari provinsi lain.

“Pada intinya, meski di tengah pandemi Covid-19 dan dengan pendanaan yang seadanya, kawan-kawan atlet dan pelatih masih mampu mempersembahkan yang terbaik bagi Kalteng,” terangnya.

Pihaknya berharap para pengurus organisasi cabor lebih inovatif dalam mencari sumber pembiayaan untuk pembinaan olahraga. Jangan hanya berpangku tangan dan mengharapkan anggaran pemerintah. Harus bisa mencari sumber lain, seperti bapak angkat cabor atau bapak angkat atlet berprestasi, sehingga dalam kondisi apapun pembinaan atlet tetap berjalan dan tidak terganggu.

“Secara urutan perolehan medali pada PON kali ini sama seperti PON XIX Jabar lalu, tapi berdasarkan jumlah perolehan medali bertambah satu ya, dari 11 medali menjadi 12 medali,” tuturnya.

Ketua Harian Umum KONI Kalteng Christian Sancho mengatakan, prestasi atlet Kalteng pada ajang PON XX Papua tidaklah buruk.

“Karena memang situasi dan persiapan cabor dan KONI Kalteng belum maksimal. Harapan saya, pencapaian pada PON kali ini menjadi pelajaran buat cabor maupun atletnya agar lebih memaksimalkan persiapan menghadapi event-event olahraga lainnya, terutama PON XXI nanti,” tegasnya.

KONI Kalteng tetap akan melakukan pemantauan terhadap semua cabor, baik yang belum meraih medali maupun yang sudah. Tetap menjadi perhatian serius, terutama menyangkut sarana prasarana dan pembinaan berkelanjutan.

“Sebab tanpa itu tidak mungkin kita dapat meraih prestasi terbaik di setiap cabor, dan kami akan melihat cabor mana saja yang berpeluang mendulang medali. Saya yakni ke depan olahraga Kalteng akan lebih baik lagi, dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah,” pungkasnya.

Apresiasi Capaian Atlet Kalteng

Para atlet Kalteng yang berlaga di PON XX Papua telah berjuang membawa nama Bumi Tambun Bungai. Tentunya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng pun menghargai perjuangan atlet di tiap cabang olahraga (cabor).

Saat ini beberapa atlet sudah kembali ke Kalteng, tapi beberapa masih berada di Papua mengikuti seremoni penutupan. Para atlet yang sudah kembali ke Kalteng disambut secara langsung oleh Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Kamis sore (14/10). Wagub sangat mengapresiasi capaian para atlet Kalteng pada ajang PON kali ini.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalteng Falery Tuwan juga mengutarakan rasa bangganya atas perjuangan para atlet Kalteng yang berlaga di PON XX Papu, terutama mereka yang membawa pulang prestasi dengan mendulang medali.

“Atlet kita ada yang mendapatkan medali emas, ini luar biasa, suatu kebanggaan buat masyarakat Kalteng, bagi yang belum mendapatkan medali, janganlah berkecil hati, dalam pertandingan datau perlombaan, kalah dan menang sudah pasti ada,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (15/10).
Lebih lanjut dikatakannya, pencapaian Kalteng pada ajang PON kali ini tentu menjadi bahan evaluasi Pemprov Kalteng untuk perbaikan ke depan. Teknisnya nanti akan dilaksanakan oleh KONI.

“Capaian yang telah diraih pada atlet ini sangat kami hargai, mereka telah berjuang membawa nama Kalteng di Papua, dan mereka telah membuktikan bahwa Kalteng ini menjadi bagian dari NKRI, salah satu misi utama dalam event olahraga ini, selain ajang unjuk bakat dan kemampuan, tapi juga sebagai sarana mempersatukan bangsa,” beber Falery kepada Kalteng Pos.

Pihaknya juga menyampaikan bahwa Kalteng siap menjadi tuan rumah pelaksanaan PON 2028. Sebab, jika bisa menjadi tuan rumah PON, maka akan ada keuntungan bagi daerah. “Dengan menjadi tuan rumah PON, tentu akan ada keuntungan bagi dunia olahraga ke depan, peningkatan sarana prasarana tiap cabor, dan dapat memaksimalkan atlet masing-masing cabor untuk latihan.” tegasnya.

Pihaknya meyakini bahwa dengan menjadi tuan rumah pelaksanaan PON, akan ada potensi besar memajukan dunia lahraga di Bumi Tambun Bungai ini.
“Karena dengan majunya sektor olahraga, akan berdampak positif juga kepada sektor lain, seperti pariwisata dan perekonomian,” ucap dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk bisa menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON, butuh waktu untuk persiapannya. Masih ada banyak hal yang perlu dimatangkan. Apalagi sebelum ditetapkan sebagai tuan rumah PON, terlebih dahulu ada survei oleh pemerintah pusat.

“Di Kalteng ini sudah ada beberapa sarana yang mendukung, hanya perlu ditingkatkan lagi, memang untuk persiapannya menggunakan anggaran daerah, dan mengenai anggaran ini masih belum dibahas,” tutupnya. (nue/abw/ce/ala)

Exit mobile version