Mengenalkan Karamunting, Daun yang Membantu Menyembuhkan Diare
Husrin A. Latif
Sumber daya alam Kalimantan Tengah (Kalteng) sangat melimpah. Sebelumnya ada akar bajakah. Kini giliran buah karamunting yang mendunia. Buah kaya manfaat itu dikenalkan oleh siswa-siswi SMAN 2 Palangka Raya melalui karya ilmiah.
ANISA B WAHDAH, Palangka Raya
SISWA-siswi SMAN 2 Palangka Raya berhasil membawa pulang tiga medali emas dan satu medali perak pada ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, 11 hingga 15 Desember lalu.Salah satu penelitian yang berhasil membawa pulang medali emas yakni The Benefits of Karamunting Leaf Tea as an Alternative in Diarrhea Treatment.
Dua siswi SMAN 2 Palangka Raya, Sarah Nazwa Asyifa dan Debora Natalia Putri, telah melakukan penelitian terhadap tanaman karamunting yang banyak tumbuh di tanah Kalimantan ini, dijadikan sebagai obat alternatif penyembuh diare.“Pertama kali mendapat undangan untuk mengikuti lomba karya ilmiah ini pada Juli lalu, kemudian kami memutuskan ikut lomba itu Oktober,” kata Sarah Nazwa Asyifa.
Sarah tiba-tiba terpikirkan dengan karamunting yang tak asing lagi dalam lingkungan keluarganya. Tepat pada 19 Oktober, ia memutuskan untuk melakukan penelitian terhadap daun karamunting, tanaman yang mudah ditemui di Palangka Raya ini.
“Saya sudah tidak asing lagi dengan karamunting, dalam keluarga saya pun karamunting sering dikonsumsi, akhirnya saya penasaran dan tertarik untuk melakukan penelitian khasiat tanaman karamunting ini,” ucapnya saat dibincangi Kalteng Pos, Kamis (16/12).
Ia mulai mencari informasi tentang karamuning melalui berbagai literasi. Setelah itu, ia menentukan judul untuk penelitian yang akan menjadi isu utama dalam karya ilmiahnya. Mulai menulis karya ilmiahnya pada 23 Oktober dan mencari daun karamunting sebagai objek penelitian.
“Setelah mendapatkan daun karamunting, saya bersama teman saya didampingi guru mulai bereksperimen, selama dua hari pada 8 dan 9 November kami lakukan uji laboratorium,” ucap perempuan yang lahir di Palangka Raya, 14 Mei 2006 ini.Pengujian dilakukan dalam tiga tahap.
ahap pertama yakni metode wilstatter atau uji flavonoid golongan flavonol atau flavonon. Tahap dua dinamai metode bate smith atau uji flavonoid golongan antosianidin. Selanjutnya tahap tiga adalah metode NaOH10 persen atau flavonoid golongan fenol. “Jadi, setelah saya melakukan uji fitokimia, saya bersama tim menemukan bahwa ada kandungan flavonoid golongan antosianidin dalam daun karamunting,” ujar Sarah.
Perempuan yang memiliki hobi membaca buku ini menjelaskan bahwa flavonoid golongan antosianidin memiliki peran sebagai antioksidan. Juga dapat mengikat radikal bebas serta ion logam, sehingga dapat menghambat sistem enzimatik yang bertanggung jawab untuk pembentukan radikal bebas.“Dengan demikian, daun karamunting ini memiliki khasiat sebagai obat alternatif untuk diare,” jelasnya.Penelitian sudah dilakukan dan khasiat sudah diketahui.
Selanjutnya mereka mengemas daun karamunting menjadi teh agar mudah dikonsumsi. Caranya, daun karamunting yang telah dikeringkan, disangrai, kemudian di-blender menjadi cacahan kecil bukan serbuk halus.Setelah itu, daun karamunting yang sudah dihaluskan dimasukkan dalam kantong teh dengan massa 5-7 gram atau kantong teh. Selama November ini mereka fokus penelitian hingga tercipta the celup daun karamunting.“Setelah itu kami fokus untuk mengikuti lomba, produk sudah jadi dan kami terus belajar untuk menguasai materi, lalu pada 11 Desember kami bertolak ke Surabaya untuk ikut lomba,” kata perempuan yang duduk di bangku kelas X MIPA 4 ini.
Kepala Sekolah SMAN 2 Palangka Raya Mirazulhaidi mengatakan, ada empat tim yang berangkat pada perlombaan I2ASPO ini. Mereka membawa pulang tiga medali emas dan satu medali perak. Meliputi, Lemongrass Bamalem Tea an Alternative Therapy for Lowering Glucose Level meraih medali emas, The Benefits of Kelulut Honey Candy as an Alternative in Reducing Inflammation and Boosting Immune meraih medali emas, dan Planned Solution in Marketing Management for Micro-Business During the Pandemic Covid-19 yang meraih medali perak.Di SMAN 2 Palangka Raya, menurutnya, rutin dilaksanakan kegiatan ekstrakulikuler bagi siswa-siswi, sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Para peserta didik yang bertolak lomba ini merupakah hasil dari bimbingan mengikuti ekstrakurikuler.
Iya mereka ikut ekstrakurikuler, ada bermacam ekstrakurikuler di sini (SMAN 2, red),” katanya saat dibincangi.Ia menyebut, SMAN 2 Palangka Raya sudah sering mengikuti kegiatan perlombaan di tingkat nasional maupun internasional. Banyak pula peserta didik SMAN 2 Palangka Raya yang sudah meraih prestasi dengan membawa pulang medali.
“Kami bersyukur dengan capaian para peserta didik kami, harapannya prestasi tidak berhenti di sini tetapi justru menjadi motivasi bagi peserta didik lainnya,” tegasnya. (*/ce/ram)