Site icon KaltengPos

Pertahankan Tradisi Emas, Pemprov Apresiasi Cabor Dayung

PATRIOT OLAHRAGA: Kontingen Dayung Kalteng disambut sahabat dan keluarga di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Minggu (17/10). FOTO: DENAR/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Sebagai apresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) kepada para pahlawan olahraga yang telah berjuang membawa nama Bumi Tambun Bungai di kancah nasional, Wakil Gubernur (Wagub) KaltengH Edy Pratowo menyambut para atlet cabang olahraga (cabor) dayung yang tiba di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Minggu sore (17/10).

Tak hanya pemerintah, para kerabat dan keluarga pun turut menjemput kedatangan para patriot olahraga ini. Sebagai wujud apresiasi, perwakilan atlet mendapat penyambutan yang cukup istimewa, terlebih dihadiri secara langsung oleh orang nomor dua di Kalteng. Wagub pun mengalungkan karangan bunga, diiringi tari dan musik.

H Edy Pratowo mengatakan, pihaknya merasa bangga atas capaian prestasi yang diperoleh para pahlawan olahraga Kalteng. Pihaknya juga mengapresiasi karena cabor dayung bisa mempertahankan tradisi medali emas.

“Kami apresiasi karena para atlet ini bisa mempertahankan tradisi meraih emas untuk cabor dayung,” kata wagub saat diwawancarai usai penyambutan, kemarin.

Bahkan ada peningkatan capaian prestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) kali ini dibandingkan sebelumnya, lantaran cabor dayung memperoleh tambahan medali perak. Tentunya ke depan akan terus diberdayakan para atlet untuk semua cabor demi prestasi yang lebih baik lagi.

“Jadi tidak hanya cabor unggulan saja, tapi juga cabor lain diharapkan bisa memberikan prestasi yang lebih dan mengharumkan nama Kalteng di kesempatan berikutnya,” tegas Edy.

Ditambahkannya, para atlet yang telah berprestasi akan diberikan bonus berupa uang pembinaan.

Sementara itu, Sekretaris Umum (Sekum) KONI Kalteng Elbadi Fardian mengatakan, setelah berakhirnya PON XX ini, akan dilakukan evaluasi untuk seluruh cabor.

“Kami juga akan meminta pendapat para ahli dan tokoh,” tuturnya.

Prestasi membanggakan cabor dayung ini tentunya tidak lepas dari usaha dan latihan para atlet. Terkait raihan membanggakan ini, Gandhi selaku pelatih cabor dayung mengatakan, pada PON kali ini pihaknya telah menyumbang dua medali emas dan empat medali perak. Prestasi ini dinilai lebih baik dibandingkan PON sebelumnya.

“Upaya dari para atlet ini luar biasa selama enam bulan, hujan atau panas dilalui semua sehingga bisa menghasilkan prestasi, ini sangat memuaskan,” ucapnya.

Sebagai bahan evaluasi, kata dia, ke depannya harus terus dilakukan latihan. Jangan sampai terputus. Apalagi untuk menghadapi PON Aceh yang akan dilaksanakan empat tahun ke depan.

Masih di tempat yang sama, salah satu atlet dayung, Poliansyah mengatakan, dirinya sudah tiga kali berlaga mengikuti PON di cabor dayung dan terus meraih medali emas. PON XX Papua kali ini merupakan PON terakhir yang diikutinya.

“Harapan ke depan, mudah-mudahan KONI atau pemda bisa mengevaluasi masalah cabor dayung, kalau bisa dari sebulan atau dua bulan sudah melaksanakan pelatihan, karena ini adalah olahraga panjang,” ucapnya.

Ia menyebut, meski selama pelaksanaan PON dari awal sampai akhir tidak ada, namun latihan yang dilaksanakan selalu meminjam perahu dari provinsi lain. Selain itu, ketersediaan sarana prasarana pendukung pun sangatlah penting.

Kebahagian juga dirasakan oleh Titus. Ia merupakan ayah dari Septivina, atlet dayung yang ikut mempersembahkan medali untuk Kalteng. Titus langsung berlari dan memeluk putrinya sembari memberikan selamat. Beberapa kali ia menyeka air mata, sembari menatap dua medali yang didapat anaknya pada ajang PON XX Papua.

Titus merasa bangga apa yang ditorehkan Putrinya Septivina sebagai atlet perempuan dari cabor dayung. Menurut Titus anaknya sudah membuat bangga kedua orangtua dan keluarga, khsusunya Nama besar Provinsi Kalteng di kancah nasional.

“Saya terharu dan senang, begitu dia datang, saya langsung peluk dan mengucapkan selamat kepadanya, saya bilang; tim kalian hebat, sudah buat ayah bangga,” ungkap Titus, kemarin (17/10).

Titus mengatakan, kemungkinan PON ini menjadi PON terakhir yang diikuti anaknya, karena ada batasan usia tertentu untuk seorang atlet PON. Meski demikian, ia tetap menyemangati anaknya dan memintanya tidak berkecil hati. Ia tetap mendukung anaknya untuk terus berlatih.

“Ini PON yang terakhir yang diikuti putri saya, karena ada batasan usia yang ditentukan untuk ikut PON, andai tidak terkendala itu (usia,red), saya tetap men-support dia untuk ikut perlombaan, kalau bisa mengharukkan nama Indonesia dan nama Kalteng juga,” tutupnya. (abw/ena/ce/ala)

Exit mobile version