Site icon KaltengPos

Distribusi Pangan dan BBM Tersendat, Siap-Siap Harga Meningkat

MEMILIH BERTAHAN DI TRUK: Belasan kendaraan terjebak banjir di jalan trans Kalimantan Palangka Raya-Gunung Mas, Desa Penda Barania, Selasa (16/11). FOTO: AGUS PRAMONO/KALTENG POS

JALUR Bukit Rawi di Desa Penda Barania, Kabupaten Pulang Pisau merupakan akses utama yang menghubungkan Palangka Raya dengan Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dan Barito Selatan (Barsel). Sebagian besar kebutuhan pangan dan bahan bakar minyak (BBM) dua daerah tersebut didistribusikan dari ibu kota provinsi. Kurang lebih tiga pekan, jalur utama tersebut terputus akibat genangan banjir.

Kendaraan pengangkut barang maupun BBM sudah tak bisa melintas, karena ketinggian banjir mencapai 150 sentimeter. Lalu lintas benar-benar tersendat. Karena vakumnya pasokan, terjadilah kelangkaan BBM di Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Hairiyansyah selaku pengawas SPBU Kota Buntok, Jalan Pahlawan mengatakan, dengan tersendatnya pasokan BBM dari Pulang Pisau, pihak SPBU Kota Buntok meminta pengalihan dari pengisian bahan bakar dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

“Pengalihan itu kami minta, supaya bisa memenuhi persediaan BBM di SPBU Kota Buntok ini,” katanya, Rabu (17/11).Diakuinya, pengalihan dari Banjarmasin memuat jarak tempuh kendaraan pengangkut BBM makin jauh. “Namun, itu kami lakukan agar tidak terjadi antrean di SPBU seperti hari ini,” katanya lagi.

Ia mengungkapkan, di SPBU Kota Buntok masih tersedia pertamax sekitar 20 KL dan pertalite ada 10 KL, sementara Pertamax Turbo habis.Dari pantauan wartawan di lapangan, di wilayah Buntok terdapat tiga SPBU. Dua SPBU di Desa Pamait dan Desa Sababilah tutup, karena tak ada pasokan BBM. Hanya SPBU di Kota Buntok yang masih buka pelayanan.

Alhasil terjadi antrean panjang.Seiring itu, harga jual BBM eceran mulai naik. Pertalite yang semula dijual Rp10 ribu/liter, kini naik menjadi Rp13 ribu/liter. Pertamax sebelumnya Rp12 ribu, naik jadi Rp15 ribu. Pertamax Turbo yang sebelumnya dijual Rp15 ribu, kini menjadi Rp17 ribu. Terpisah, Area Manager Communication, Relations, and CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Susanto August Satria mengatakan, Pertamina menjamin stok BBM tetap tersedia.

“Cuma memang waktu tempuh lebih lama. Jarak tempuh yang dicapai dari IT Banjarmasin ke SPBU di Barsel sekitar 400 kilometer, kalau suplai dari FT Pulang Pisau hanya berjarak 120 kilometer,” terangnya kepada Kalteng Pos, Rabu (17/11).

Akibat banjir yang melanda jalur Bukit Rawi, Pertamina pun mengalihkan pengambilan BBM dari Pulang Pisau ke Banjarmasin. Konsekuensinya, waktu tempuh pendistribusian jadi lebih lama. Karena itu, Pertamina berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat agar tidak terjadi panic buying oleh masyarakat.

Pertamina mengimbau masyarakat untuk membeli BBM seperlunya.Kemarin dikirimkan BBM dari IT Banjarmasin ke SPBU di Kabupaten Barsel, Gumas, dan Kapuas, dengan rincian Pertalite 44 KL dan Pertamax 33 KL. Sementara untuk Bio Solar dan Dexlite, sejauh ini stok masih cukup.Selain tersendatnya pasokan BBM, distribusi bahan pokok (bapok) atau pangan juga tersendat.

Salah satunya ke Kabupaten Gumas. Berdasarkan informasi yang disampaikan Dinas Perdagangan Kabupaten Gumas kepada Pemprov Kalteng dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kalteng, distribusi barang-barang kebutuhan pokok ke wilayah Gumas dialihkan melalui Buntok. Hal ini menyebabkan bertambahnya biaya transpor dan keterlambatan kedatangan barang, sehingga terjadi kenaikan harga. Contohnya, harga daging ayam dari Rp40.000 per kg menjadi Rp50.000 per kg, minyak goreng dari Rp16.000 per liter naik menjadi Rp20.000 per liter.”Di daerah Gunung Mas terjadi kenaikan harga pada komoditi ayam sebesar 25%, dari harga normal Rp40.000 per kg jadi Rp50.000 per kg.

Distribusi dari Palangka Raya terganggu karena banjir di daerah Bukit Rawi dan Penda Barania makin parah, kendaraan pengangkut barang tidak bisa melintas,” ujar Kepala Disdagperin Provinsi Kalteng Hj Aster Binawaty. Hj Aster mengatakan, pasokan ayam ras atau ayam potong ke Kota Palangka Raya, 40% berasal dari wilayah Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau.”Sisanya dari sekitar Kota Palangka Raya dan dari Kalimantan Selatan,” bebernya saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Rabu (17/11).

Akibat banjir, distribusi ayam dari peternak ke Palangka Raya tersendat. Berdampak pada kenaikan harga di pasaran seminggu ke depan, mulai dari 10 hingga 15%. “Tapi itu dapat diatasi dengan memasok lebih banyak dari daerah Kalimantan Selatan,” sebutnya.Sementara stok bahan pokok seperti beras dan lainnya di Kota Palangka Raya sejauh ini masih aman. Meski terjadi banjir di wilayah Tumbang Nusa, tapi kendaraan pengangkut bahan pokok masih bisa melintas.

Distribusi bahan pokok dari Banjarmasin ke Palangka Raya hanya sedikit terlambat. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalimantan Tengah memastikan untuk sementara harga bahan pokok di Pasar Besar Palangka Raya masih normal.Ketersediaan bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur, daging sapi, bawang merah, bawang putih, dan cabai masih mencukupi untuk 2 hingga 4 minggu ke depan.

Sementara itu, informasi yang didapat dari Dinas Perdagangan Kabupaten Pulang Pisau, jalur distribusi bahan kebutuhan pokok tetap lancar, meski di daerah Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren terjadi banjir dengan ketinggian air ± 45 cm.Disdagperin juga telah berkoordinasi dengan Satgas Pangan terkait jalur distribusi barang khususnya distribusi bapok. Juga dengan Perum Bulog Divisi Regional Kalteng terkait pasokan stok beras. Pemerintah juga telah mengaktifkan kembali pasar penyeimbang yang berlokasi di halaman kantor Disdagperin Kalteng agar dapat menstabilkan harga bahan pokok di Kota Palangka Raya. (nue/eri/ce/ala)
Exit mobile version