Site icon KaltengPos

Panahan Pertahankan Tradisi Emas

PON XX PAPUA

PALANGKA RAYA-Pekan Olahraga Nasional (PON) segera digelar. Pesta olahraga terbesar di Indonesia edisi XX ini akan dilaksanakan di Provinsi Papua, 2-15 Oktober mendatang. Kalteng tidak pernah absen ambil bagian dalam berbagai cabang olahraga (cabor). Salah satunya cabor panahan yang pada PON Jawa Barat lalu sukses meraih medali emas pada nomor compound perorangan.

Melihat persiapan yang sudah dilakukan selama ini, cabor panahan optimistis pada PON XX kali ini tradisi medali emas bisa dipertahankan.

“Persiapan kami sudah masuk prakompetisi. Sebulan sebelum tampil di PON kami mulai melakukan simulasi sambil mengecek alat untuk digunakan di Papua nanti,” kata Pelatih Cabor Panahan Kalteng Jontris M dan Ige Putu W kepada Kalteng Pos, beberapa waktu lalu.

Menurut mereka, sampai saat ini latihan skoring terus dilakukan untuk dapat mengetahui apakah limid sudah mulai masuk dan mendekati skala PON atau belum.

Sejauh ini belum ada kendala berarti yang ditemukan. Pihaknya berharap atlet maupun ofisial tidak terpapar Covid-19 sebelum bertolak ke Papua nanti, sebagai persyaratan melalui pemeriksaan PCR nanti.

“Atlet yang berangkat nanti ada empat orang, yaitu Linda Lestari (recurve putri), Alek Edward (recurve putra), Sultan Mahaputra (recurve putra), dan Fitriansyah (compound), mereka akan memperebutkan empat medali emas nanti,” beber Jontris.

Target cabor panahan adalah medali emas sebagaimana yang pernah diraih pada PON Jawa Barat 2016 lalu. Hal itu mudah diraih jika atlet terus fokus melakukan persiapan. Selebihnya mengandalkan kuasa Tuhan.

“Persiapan yang dilakukan sudah baik, dari waktu yang diberikan sudah mencapai limit latihannya. Kami harapkan akan terus ditingkatkan ke depan oleh atlet kita. Tinggal memperdalam di enam panah dan tiga panah,” ucapnya.

Latihan dilakukan setiap hari. Dimulai pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Lalu dilanjutkan pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB. Kekurangan masing-masing atlet terus dievaluasi untuk perbaikan.

“Kekurangan kami selama ini adalah minimnya kompetisi, tapi itu tidak menjadi penghalang, kami tetap optimistis dengan adanya persiapan dengan baik,” tegasnya.

Sementara, salah satu atlet andalan cabor panahan, Linda Lestari mengatakan, tampil di ajang PON merupakan impian semua atlet. Tidak terkecuali para atlet panahan Kalteng.

“Kami sebagai atlet tentu memiliki target dan ingin meraih medali. Persiapan sudah baik, tergantung keberuntungan dan kuasa Tuhan nanti. Kami tentu akan memberikan yang terbaik,” tegasnya.

Atlet yang pernah meraih medali perunggu pada SEA Games Filipina 30 November-11 Desember 2019 lalu itu menargetkan medali emas dalam ajang kali ini, kendati dalam kondisi tengah mengandung anak keduanya.

“Ada semangat tersendiri buat saya untuk memberikan bukti dan prestasi terbaik buat Bumi Tambun Bungai. Latihan fisik dan lainnya selama ini berjalan aman dan lancar,”yakinnya.

Terpisah, Ketua Pengprov Perpani Kalteng Ade Supriadi mengatakan, sesuai rencana awal oleh tim pelatda PON Papua, pelatda berlangsung selama enam bulan. Selanjutnya 14 hari sebelum keberangkatan dilakukan karantina untuk mencegah terpapar Covid-19.

Menurutnya hal itu perlu dilakukan untuk memastikan kondisi atlet dan ofisial bebas dari virus corona. Karena itu, penerapan protokol kesehatan secara ketat sangat ditekankan. “Kami sudah menyampaikan kepada para atlet agar benar-benar memperhatikan protokol kesehatan dan menjalankan komitmen masing-masing untuk mengurangi interaksi dengan orang lain. Kami berharap semua atlet bisa berangkat dan mendapatkan  prestasi yang baik,” katanya kepada Kalteng Pos, Senin (20/9).

Ia menambahkan, latihan yang dijalankan selama ini sudah sesuai dengan program. Dipusatkan di kompleks Stadion Tuah Pahoe, Jalan Tjilik Riwut Km 5, Palangka Raya. “Kami akan bertolak tanggal 25 September, terdiri dari 4 Atlet, 3 pelatih, dan 1 ofisial. Sehingga dari segi kesiapan sudah sangat siap untuk bertanding, kami menargetkan 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu seperti yang di Bandung pada  2016 lalu,” tambahnya.

Meskipun jumlah atlet yang dikirim kali ini menurun, tapi pihaknya tetap optimistis untuk mempertahankan tradisi meraih medali cabor panahan ini. (nue/ce/ala)

Exit mobile version