Site icon KaltengPos

Elda Alyatikah, Mahasiswi UPR dengan Segudang Prestasi

Elda Alyatikah

Sejak didirikan pada 1963 lalu, baru tahun ini mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) bisa masuk final Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional. Lantas siapakah Elda Alyatikah, mahasiswi UPR yang berhasil lolos ke final ini?

MOHAMMAD ISMAIL, Palangka Raya

AJANG kompetisi bukan hal baru bagi Elda Alyatikah. Mahasiswi Program Studi Kimia FMIPA UPR ini mulai mengikuti lomba sejak duduk di semester satu pada 2018 lalu. Hasilnya juga tidak mengecewakan. Ia berhasil meraih juara 3 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) MIPANTASTIC di Universitas Sumatera Utara, Medan.

Keberhasilan itu membuat alumnus SMA Muhammadiyah Palangka Raya ini makin bersemangat untuk mengukir prestasi. Di bawah bimbingan dosen muda Rendy Muhamad Iqbal SSi MSi, kemampuan Elda makin terasah.

“Elda adalah salah satu mahasiswa Prodi Kimia yang berbakat. Sejak awal masuk FMIPA, ia sangat rajin dan kreatif. Karena kegigihannya dalam belajar dan dibimbing oleh dosen yang kompeten di bidang kimia, Elda sering menghasilkan karya tulis yang berbobot, baik di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Dekan FMIPA UPR Dr Sunaryati tetang sosok Elda.

Sunaryati mengatakan, Elda merupakan sosok yang patut menjadi contoh bagi mahasiswa lain. Dengan tekun belajar dan sesuai passion-nya, bisa mengumpulkan segudang prestasi yang membanggakan.

Berbanding lurus dengan prestasi di berbagai ajang lomba, nilai akademik Elda juga sangat bagus. Semester I berhasil meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) nyaris sempurna 3,92. Sempat turun di semester II dan III jadi 3,65 dan 3,68, akhirnya kembali naik pada semester IV 3,92, semester V, 3,91 dan semester VI 3,91. Jika dirata-ratakan selama enam semester, IPK Elda mencapai 3,84.

Di tengah kesibukannya menjalani kuliah, anak tertua dari tiga bersaudara ini terus mengukir prestasi. Baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Alumnus MTsN 1 Palangka Raya ini juga aktif di kampus dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan.

Tahun 2019, Elda bersama tiga temannya, Siswo, Riaa Safitri, dan Anisa Puspa Putri berhasil mendapatkan medali perak World Invention Technology Expo (WINTEX) yang diselenggarakan oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) di Jakarta, 9-12 Oktober 2019. Ajang bertaraf internasional ini diikuti 100 inovator dari 16 negara.
Masih di tahun yang sama, ada sejumlah prestasi tingkat nasional yang dicatatkan remaja kelahiran Palangka Raya 1 Desember 2000 ini. Di antaranya juara harapan 3 pada LKTI MOTOGPE Universitas Lambung Mangkurat dan juara 3 pada LKTI PERMIRA.

Pada tahun 2020, ia terpilih sebagai Ketua Umum UKM Pusat Riset dan Inovasi Mahasiswa (PRISMA) Universitas Palangka Raya. Sementara, catatan prestasi terus bertambah di tahun pamdemi. Ia berhasil meraih juara harapan 2 pada Essay REGATION Universitas Bengkulu dan juara 3 kategori Best Poster dan Best Presentation pada LKTI PRISMA Universitas Mataram.

Selain mengikuti ajang lomba, anak pertama dari Hendri Pahlan dan Linda ini juga aktif sebagai pemakalah di berbagai kegiatan. Tercatat ia pernah menjadi pemakalah pada International Seminar on Chemistry (ISoC) tahun 2020. Kemudian pada Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SNST) Universitas Palangka Raya tahun 2019. Juga pada Seminar Nasional Sains, Terapan dan Pendidikan Kimia (STPK) Universitas Lambung Mangkurat tahun 2021.

Meski belum berhasil menjadi juara pada ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat Nasional 7-10 September 2021, tapi banyak pengalaman yang bisa didapatkan Elda Alyatikah. Pengalamannya itu juga menjadi pelajaran bagi mahasiswa lain yang akan mengikuti kegiatan serupa tahun depan.

“Menjadi seorang Mapres Nasional tidak hanya harus memiliki segudang prestasi, tapi juga dituntut untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Kontribusi yang dilakukan tidak selalu berupa produk, tapi juga dapat berupa jasa,” ujar Elda.

Seorang Mapres Nasional yang diakui, dituntut menjadi agent of change. Dibuktikan dengan apa yang diberikan atau dilakukan. Misalnya, memberikan terobosan baru bagi para petani dalam mengatasi hama, atau memberikan layanan konsultasi tentang kesehatan mental di suatu komunitas psikologi.

Hal ini menjadikan seorang mahasiswa tidak hanya berprestasi bagi diri sendiri, tapi juga bermanfaat untuk bangsa. Tolok ukur ini menjadi masukan bagi mahasiswa-mahasiswi lainnya, agar menjadi produktif dan mampu membawa nama UPR menduduki posisi Mapres Nasional Utama. (*/ce/ala)

/

Exit mobile version