PALANGKA RAYA-Kurang lebih dua pekan ibu kota provinsi Kalteng dikepung banjir. Jalur darat yang menjadi akses utama dari dan menuju ke Kota Palangka Raya terendam. Meskipun banjir berangsur surut, lalu lintas pada dua titik trans Kalimantan, tepatnya di Desa Penda Barania dan Tumbang Nusa, masih tersendat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Erlin Hardi mengatakan, secara umum saat ini kondisi banjir di beberapa daerah di Kalteng sudah mulai surut. “Data masih berproses di daerah untuk dilaporkan ke tingkat provinsi,” ucap Erlin Hardi kepada wartawan, kemarin (22/11).
Hingga saat ini, lanjut dia, provinsi belum menetapkan status tanggap darurat bencana banjir. Tanggap provinsi itu, tambahnya, apabila kabupaten/kota memang sudah tidak dapat menangani bencana ini.
“Jika memang daerah masih bisa menangani, maka bisa dimaksimalkan sumber daya di daerah,” ucapnya.
Sementara itu, debit air yang merendam jalan poros Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya beberapa hari terakhir, berangsur surut pada Senin (22/11). Turun menjadi 73 cm.
“Debit air turun dari 76 sentimeter ke 73 sentimeter pada titik terdalam. Sedangkan panjang ruas jalan yang terendam sepanjang 150 meter,” kata Kapolres Pulang Pisau AKBP Kurniawan Hartono melalui Kasatlantas Polres Pulang Pisau AKP Waryono.
Waryono juga mengungkapkan, antrean kendaraan pun makin berkurang. “Untuk antrean kendaraan bermotor dari arah Palangka Raya menuju Kuala Kapuas sekitar 50 meter dan sebaliknya dari arah Kuala Kapuas menuju Palangka Raya sekitar 80 meter dari titik jalur banjir,” ungkap dia.
Meskipun ketinggian air yang merendam ruas jalan mulai berkurang, Waryono tetap mengimbau kepada pengemudi kendaraan roda empat untuk selalu behati-hati saat melintasi lokasi banjir.
“Untuk pengendara kendaraan roda dua, diharapkan tidak melintas dulu karena kondisi air cukup dalam, sebaiknya menggunakan jasa penyeberangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” imbau dia.
Debit air juga berangsur surut di Desa Penda Barania, Kecamahatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau. Jalur penghubung Kota Palangka Raya dengan Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dan sejumlah kabupaten di daerah aliran Sungai Barito tersebut mulai surut. Hal itu dibenarkan oleh Camat Kahayan Tengah Siswo.
“Karena rendahnya curah hujan beberapa hari belakangan, maka ketingian air saat ini turun ke 44 sentimeter, sebelumnya ketinggian air mencapai 150 sentimeter,” kata Siswo kepada Kalteng Pos, kemarin.
Disampaikannya bahwa untuk sementara kendaraan yang dibolehkan melintas hanyalah kendaraan roda empat berdimensi besar, karena pada titik terdalam ketingian air sekitar 50 sentimeter hingga 70 sentimeter.
“Karena tidak ada antrean dan jalannya lebar, maka tidak diberlakukan sistem buka tutup jalan. Tergantung lagi nyali sopir. Memang tidak ada larangan untuk melintas,” tegasnya.
Dijelaskan Siswo, arus lalu lintas terpantau lancar. Belum ada kendaraan yang macet di tengah genangan seperti kejadian sebelum-sebelumnya.
“Kalau kondisi jalan memang mengalami kerusakan. Karena masih terendam banjir, maka tidak terlihat dan tidak tahu ada berapa titik yang rusak parah pada ruas jalan tersebut,” sebutnya.
Kepada masyarakat pengguna jalan diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati selama perjalanan. Diusahakan untuk menghindari perjalanan pada malam hari, karena dikhawatirkan terjebak pada titik jalan yang rusak di lokasi banjir.
Di Kota Palangka Raya, genangan air pada sejumlah lokasi banjir berangsur surut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBP) Kota Palangka Raya Emi Abriyani mengungkapkan, secara umum banjir yang melanda Kota Palangka Raya mulai surut. Seperti di Kelurahan Marang, Kecamatan Bukit Batu yang saat ini mengalami penurunan debit air setinggi 5 cm. Begitu pun di wilayah Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya.
Sedangkan di daerah seputar Jalan Dr Murdjani, Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, genangan air turun hingga 20 cm, sama seperti di wilayah Kelurahan Pager. Di Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau penurunan air sekitar 11 cm.
Seiring mulai turunnya ketinggian genangan air, sebagian warga yang mengungsi di posko Jalan Arut, posko Pasar Kahayan, maupun posko Jalan Pelatuk mulai kembali ke rumah masing-masing.
“Pada Minggu (21/11), banyak warga yang mulai pulang ke rumah untuk mengecek dan membersihkan rumahnya, hari ini (kemarin, red) ada beberapa warga lagi yang pulang untuk tidur di rumah masing-masing,” pungkasnya. (abw/art/nue/ahm/ce/ala)