Site icon KaltengPos

Menyisir Genangan, Beri Makan Anjing dan Kucing yang Kelaparan

AGUS PRAMONO/KALTENG POS MENYISIR PERMUKIMAN: Agung (kanan) bersama relawan mencari keberadaan anjing dan kucing yang kelaparan kala banjir melanda Palangka Raya, beberapa waktu lalu.

Mereka tahu, hewan peliharaan sementara terabaikan, karena tak dibawa mengungsi oleh empunya. Seperti anjing dan kucing. Oleh sebab itu, mereka menyisir permukinan yang terendam banjir untuk memberi makanan bagi hewan-hewan piaraan warga.

AGUS PRAMONO, Palangka Raya

TIGA pekan berlalu, banjir melanda Palangka Raya. Kondisi itu membuat para relawan tergerak membantu warga agar terpenuhi kebutuhan pangan. Di sisi lain, ada juga relawan yang mengulurkan tangan membantu sokongan pangan bagi hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing.

Mereka adalah Agung Priantoko dari Rumah Singgah Anjing Terlantar (RSAT), dibantu relawan dari kalangan mahasiswa STIMIK Palangka Raya dan komunitas Hitam Putih Borneo. Selama bencana, ada sekitar 250 kilogram pakan anjing dan kucing disalurkan, yang merupakan sumbangan dari para donatur.
Agung -sapaan akrab Agung Priantoko, memang sengaja mengumumkan secara terbuka akun Instagram. Barang siapa yang mau menyisihkan rezeki untuk aksi sosial, dengan tangan terbuka ia akan menerima dan menjalankan amanah.

“Total ada 250 kilogram yang kami bagikan selama 10 hari terakhir ini. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung langkah ini. Bukan berarti tidak prihatin atau tidak peduli dengan warga yang terdampak banjir, tetapi sudah ada pihak berwenang yang membantu mereka,” ujarnya kepada Kalteng Pos, beberapa waktu lalu.

Suami dari Testi Priscilla itu menyisir permukiman padat di Palangka Raya. Mulai dari permukiman di Jalan Anoi, Mendawai, Murdjani, hingga Flamboyan Bawah. Ia bersyukur, ada teman-teman yang rela meluangkan waktu membantu mengangkat barang bawaan dan menyebar membagikan makanan untuk anjing dan kucing yang kekurangan suplai makanan selama banjir melanda.

AGUS PRAMONO/KALTENG POS
AKHIRNYA DAPAT MAKAN: Kucing yang berada di atap rumah akhirnya mendapat makanan dari para relawan.

Agung dkk menerjang genangan air yang masih lumayan tinggi. Tak peduli badan basah kuyup. Melihat kanan dan kiri, termasuk atap-atap rumah warga. Memastikan apakah ada kucing yang bersembunyi. “Pus…pus,”ucap mereka berulang kali, sembari berjalan di tengah genangan dan titian rumah warga.

Mudah sekali mereka menemukan kucing. Pakan itu pun langsung diletakkan di wadah atau di tempat yang bersih. Lahap sekali kucing-kucing itu makan.
Tak hanya memberikan pakan langsung, Agung dkk juga memenuhi keinginan pemilik anjing maupun kucing yang meminta bungkusan pakan untuk stok beberapa hari ke depan.
“Pas benar ini, kucing saya beberapa hari enggak saya kasih makan, oleh saya tinggal mengungsi,” ucap Ida, warga Kompleks Mendawai yang memiliki empat ekor kucing piaraan.
Perasaan serupa juga dirasakan warga lain yang merasa terbantu oleh aksi RSAT dan para relawan yang rela berjalan kaki di lokasi banjir untuk memberi makan untuk anjing dan kucing warga secara gratis.

Agung, pria kelahiran Malang, Jawa Timur itu mengaku termotivasi melakukan aksi ini, lantaran khawatir dengan kondisi anjing dan kucing selama bencana banjir. Sudah pasti, akan terbatas suplai makannya. “Bisa dilihat sendiri tadi, mereka begitu lapar,” ucapnya.
Langkah ini juga sejalan dengan visi dan misi RSAT, yang murni karena kecintaan terhadap hewan. Melihat hewan yang telantar atau kehilangan rumah, merasa tergerak untuk membantu merawat.

“Kami tadi juga menyelipkan edukasi kepada warga yang memiliki hewan peliharaan, agar mereka tahu cara pemeliharaan yang baik. Harapan kami, tidak ada lagi hewan telantar akibat ketidaktahuan pemiliknya,” ungkap pria berusia 33 tahun ini.

Deny, salah satu relawan yang turut ikut membagikan makanan untuk hewan-hewan piaraan warga, mengaku sangat senang bisa membantu. Ia tergerak lantaran peduli dengan hewan peliharaan warga di saat kondisi sedang banjir. Sudah tiga kali ia ikut berkeliling ke permukiman penduduk, mencari keberadaan anjing dan kucing yang membutuhkan makan.
“Pastinya saya senang sekali bisa turut serta dalam aksi sosial ini,” katanya.

RSAT berdiri tahun 2016. Kenapa mendirikan itu? Awalnya, ia menampung hewan-hewan tersesat untuk dicarikan rumah baru atau adopter baru. Maka dari itu disebut rumah singgah, dengan harapan mereka hanya singgah sebelum mendapatkan keluarga baru yang lebih bahagia. “Bukan menetap selamanya bersama kami,” celetuknya.
Kegiatan sehari-hari saat ini, tidak lagi menampung hewan-hewan telantar saja, tetapi lebih kepada edukasi.

Ia juga sebagai vaksinator atau relawan vaksinasi rabies, diminta membantu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya untuk menjadi salah satu kader vaksinasi, dengan memberikan vaksinasi rabies secara gratis untuk hewan-hewan peliharaan secara door to door.

“Kegiatan ini juga menjadi sarana kami untuk mengobrol dan mengedukasi para pemilik hewan peliharaan mengenai kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaannya,” beber bapak satu anak ini.

Membantu hewan-hewan yang membutuhkan pertolongan juga menjadi rutinitasnya. Jika ada laporan mengenai hewan yang butuh pertolongan, akan dilempar pertanyaan kepada pelapor, apakah bisa ikut bertanggung jawab dengan laporannya dan menjadi adopter bagi hewan tersebut.

“Jika pelapor bersedia menjadi adopter, maka kami akan bantu memberikan pertolongan yang dibutuhkan. Misalnya diperlukan pengobatan, akan kami bantu pengobatannya, sehingga setelah sembuh akan kami kembalikan lagi ke pihak pelapor. Ini juga merupakan cara kami agar masyarakat yang melapor tidak hanya lempar tanggung jawab, tetapi bisa bersama-sama bertindak untuk kesejahteraan hewan,” tutupnya. (ce)

Exit mobile version