PALANGKA RAYA-Penyebaran tenaga kesehatan (nakes) di wilayah Kalteng belum merata sampai saat ini. Masih banyak nakes yang menumpuk di daerah perkotaan. Terkait hal itu, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kalteng Riduan mengatakan, pada dasarnya perawat di Kalteng ini tidak menutup diri untuk penempatan di daerah-daerah terpencil atau pelosok. Hanya saja formasi yang tersedia terbatas.
Untuk itu, pihaknya menyarankan apabila ada perekrutan tenaga kesehatan (nakes) termasuk perawat, sebaiknya penempatan disesuaikan dengan daerah asal.
“Misalnya, perawat yang akan ditempatkan di kabupaten/kota, alangkah baiknya berasal dari daerah yang bersangkutan,” kata Riduan saat dibincangi Kalteng Pos, Rabu (26/1).
Karena perawat yang ditempatkan di daerah asalnya diyakini lebih mengenal dan mengetahui wilayah kerjanya sehingga memudahkan dalam pelayanan kesehatan. Selain itu, pemberian insentif harus dibedakan antara nakes yang bertugas di wilayah kota dengan yang ditugaskan di daerah terpencil.
“Pemberian insentif harus lebih besar untuk nakes yang bertugas di daerah terpencil, hal itu guna memotivasi para nakes agar betah bekerja dan bertahan di tempat tugasnya, lebih semangat dan betul-betul mengabdi di tempat tugas, sebagai contoh adanya pemberian tunjangan daerah terpencil,” ucapnya.
Selama ini, lanjut dia, anggota PPNI sudah tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Kalteng. Karena memang puskesmas pembantu berada di daerah-daerah terpencil, dan tentunya memerlukan tenaga perawat.
“Kalau menurut kami, penyebaran perawat sudah merata di Kalteng ini, termasuk di daerah-daerah terpencil,” tegasnya.
Ditambahkannya, kurang lebih 8.000-an perawat yang tergabung dalam PPNI bekerja di rumah sakit, puskesmas, klinik perusahaan, hingga puskesmas pembantu di daerah-daerah terpencil. (abw/ce/ala)