Site icon KaltengPos

Dua Kelurahan Masih Tergenang

DENAR/KALTENG POS MELEWATI BANJIR: Murid SD di Kameloh Baru, Kecamatan Sabangau, Palangka Raya berangkat ke sekolah menggunakan perahu melewati genangan banjir, Senin pagi (27/09/2021).

PALANGKA RAYA–Banjir sempat menggenangi belasan kelurahan di Kota Palangka Raya. Kini debit air mulai menurun dan menyisakan dua kelurahan yakni Kameloh Baru dan Kalampangan yang masih tergenang banjir.

“Secara umum kondisi banjir di Kota Palangka Raya sudah mulai surut dan berdasarkan hasil pemantauan kami hanya ada dua kelurahan yang masih tergenang banjir yaitu Kelurahan Kameloh Baru dan Kalampangan,” kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani, kemarin (27/9).

Diterangkan Emi, di Kelurahan Kalampangan debit air bertahan di lahan pertanian warga, sedangkan di Kelurahan Kameloh Baru masih tergenang banjir sekitar semata kaki orang dewasa. Dijelaskan Emi, kawasan Kameloh baru merupakan salah satu daerah yang langsung terkoneksi dengan sungai, sehingga ketika debit air sungai naik maka daerah dermaga sampai permukiman warga tergenang.

“Saya berharap debit air terus turun, sehingga Kelurahan Kalampangan dan Kameloh Baru juga bisa kembali normal dan tidak banjir lagi,” ujarnya.

Meski banjir, aktivitas pembelajaran luar jaringan (luring) di Kelurahan Kameloh Baru tetap berjalan normal. Berdasarkan pantauan Kalteng Pos di lapangan, sebagian anak-anak tetap berangkat ke sekolah menggunakan perahu untuk menerobos genangan banjir.

Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyebut, Kelurahan Kameloh baru berstatus zona hijau Covid-19 atau daerah yang tidak ada kasus Covid-19. “Apakah zona hijau boleh melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas? tentu boleh tapi harus siap menerapkan protokol kesehatan dan sarana prasarananya,” kata Emi kemarin.

Pembelajaran secara luring juga tidak hanya di Kelurahan Kameloh Baru saja, tapi juga di Kelurahan Danau Tundai. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dinas Pendidikan (Disdik) Palangka Raya Aswan.

Dijelaskan Aswan, pembelajaran di SMP di Kelurahan Danau Tundai statusnya bukan PTM, akan tetapi pembelajaran secara luring, hal ini dikarenakan selama pandemi Covid -19 berdasarkan SKB empat menteri bahwa pembelajaran dilakukan dengan dua metode yang pertama Dalam Jaringan (Daring) seperti google meet dan zoom meeting untuk daerah melek internet dan metode yang kedua adalah secara luring atau daerah yang cukup susah jaringan internetnya. Dan, SMP di Danau Tundai adalah salah satu yang menerapkan metode luring.

Metode luring adalah dimana para orang tua bersama murid ke sekolah pagi hari untuk mengumpulkan tugas hari kemarin, kemudian mengambil tugas baru untuk di kerjakan di rumah.

“Jadi jangan salah paham ya SMP satu atap 3 masih melaksanakan metode pembelajaran luring bukan PTM terbatas, karena saat ini seluruh sekolah sedang menyiapkan diri untuk PTM terbatas,” ucap Aswan.

Hal senada juga di ungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Rahmat Winarso mengatakan, untuk jenjang pedidikan SD saat ini masih menganut metode pembelajaran daring dan Luring. Untuk PTM masing – masing kepala sekolah masih menyiapkan sarana dan prasana agar memenuhi Protokol Kesehatan (Prokes). “Kita Masih menuju proses PTM terbatas yah, SD kameloh baru itu Luring bukan PTM,” pungkasnya.

Melihat masih ada kelurahan yang tergenang banjir, Wakapolda Kalteng Brigjen Pol Ida Oetari Poernamasari memimpin langsung memimpin langsung pembagian 300 paket bantuan sosial (bansos) kepada warga yang terdampak di Kelurahan Kameloh Baru.

Wakapolda Kalteng mengatakan pembagian Bansos sekaligus berbagi kasih ini sebagai bentuk kepedulian Polda Kalteng terhadap warga yang terdampak banjir di Kameloh Baru.”Ini bentuk kepedulian kita bersama untuk membantu warga yang terdampak, apalagi kita lihat akses jalan juga terputus sudah pasti mengganggu perekonomian warga disini,” ungkap Wakapolda usai membagikan bansos kepada warga.

Tidak hanya bansos, puluhan anggota Polwan juga melakukan Trauma Healing kepada warga dan anak-anak yang menjadi korban banjir seperti memelakukan beberapa permainan dan mengajak anak-anak agar tetap ceria.

“Kita akan selalu hadir di masyarakat, seperti saat ini juga kita lakukan Trauma Healing kepada anak-anak dan warga sekitar supaya tetap semangat meskipun sekarang mereka masih menghadapi bencana banjir,” lanjutnya.

Jenderal Bintang Satu ini berharap bantuan yang sudah diserahkan bisa membantu dan meringankan warga di tengah bencana banjir, bahkan hal serupa turut dirasakan rombongan saat mengantar Bansos ke kelurahan tersebut yang bisa dikatakan warga saat ini dalam kondisi terisolir oleh banjir yang masih menggenangi kawasan tersebut.

“Kondisi warga terisolir akibat jalan darat yang terputus oleh banjir, hanya dengan menggunakan kelotok inilah cara agar bisa sampai ke kelurahan bisa bertemu warga disana sembari mendengar keluh kesah mereka,” ujarnya.

Hadirnya Polwan dari Polda Kalteng memberikan bansos kepada warga juga dirasakan oleh Mariyam, salah satu warga yang kebetulan lewat mengayuh perahu usai menjemput anaknya sekolah. Dirinya sangat bersyukur bisa mendapatkan bansos, apalagi diserahkan langsung oleh Wakapolda Kalteng kepadanya.

“Saya ucapkan terimakasih kepada Polda Kalteng yang sudah memberikan bantuan kepada kami di sini, kami sangat membutuhkan bantuan, apalagi selama banjir kami tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Wakapolda, ibu susah payah datang ke kampung kami untuk mengantarkan bantuan, saya sangat senang karena bansos di berikan langsung ibu yang pangkatnya ada Bintang satu kepada saya,” ucap Mariyam sembari tersenyum kepada Wakapolda Kalteng.

Hingga kini warga Kameloh Baru masih terisolir, melihat kondisi jalan kelurahan yang terputus sehingga warga di sana terisolir oleh banjir. Bahkan anak-anak sekolah pun harus bertaruh nyawa melewati jalan desa yang terendam hingga ke dalam satu meter lebih, hanya untuk berangkat dan pulang sekolah menggunakan perahu, bahkan ada beberapa orang tua juga terlihat menjemput anaknya sekolah.

Banjir Bukit Rawi Sudah Surut

Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalteng pada Kementerian PUPR Hardi Siahaan mengatakan, kendati kondisi banjir di Bukit Rawi sudah surut namun kondisi jalan mengalami kerusakan yang cukup parah.

“Sehingga pengendara harus memilih jalan dan menghindari lubang yang kedalamannya bisa mencapai 20 cm. Air memang sudah surut, namun masih ada cekungan-cekungan yang cukup dalam. Air sudah kering tapi jalannya masih rusak,” katanya kepada media di Ruang Kerjanya, Senin (27/9).

Ditambahkan Hardi bahwa bagian yang paling parah juga sudah ditutup sebagian dengan material batu-batu. Sehingga dapat dilalui oleh masyarakat, walaupun belum semuanya diperbaiki kondisi jalan.

Menurutnya, pembangunan pile slab di Desa Penda Barania terletak di ruas jalan Palangka Raya Bagugus sekitar 10 km dari Kota Palangka Raya dilakukan dalam dua tahap.

Pelaksanaan pertama tahun 2019 dengan panjang 800 meter (sekitar Rp62,8) miliar). Tahap kedua dilakukan kontrak lagi untuk penanganan multiyears dengan panjang 2,289 meter (sekitar Rp 161, 7 miliar) dilaksanakan dalam 3 tahun anggaran dan mulai kontrak pada 28 September 2020 dan selesai 28 September 2022 mendatang.

“Jadi ini masuk tahun kedua pelaksanaan dengan progres yang mencapai hampir 60 persen. Percepatan pelaksanana terus dipacu sehingga bisa diselesaikan Juni 2022 nanti,” jelasnya didampingi Satker PJN III Kalteng Hanyi Ether Binti.

Pihaknya juga sangat berterimah kasih kepada pemerintah Provinsi dan kabupaten, piham kepolisian dan lainnya yang membantu melakukan penanganan selama banjir berlangsung.

“Banjir yang terjadi saat ini adalah banjir ke empat tahun 2021. Namun ini yang terpanjang dimana dimulai sejak 29 Agustus 2021 dan baru surut Minggu (26/9),” ucapnya.

Sehingga pihaknya baru dapat melakukan penanganan dengan kondisi jalan yang sudah sangat parah. Dikarenakan tergerus arus air dan juga penggunaan yang bergeser serta lalulintas orang juga sangat tinggi.

Sementara itu pengerjaan pile slab di Bukit Rawi terus dilakukan oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalteng pada Kementerian PUPR sejak 2020 lalu dan ditargetkan akan rampung pada 2022 nanti. Saat ini pengerjaan terus berjalan, seperti pemancangan, pengecoran tiang pancang, kepala tiang, maupun lantai. Pengerjaan pile slab itu terus dipacu dan ditargetkan lebih cepat rampung dari target.

“Penegasannya bahwa banjir yang terjadi tak dapat dihindari karena merupakan banjir kawasan. Kalau dari saluran jalan mungkin kita bisa atasi dengan menaikkan badan jalannya. Namun kalau banjir kawasan, jakan-jakan pasti tenggelam. Yang bisa dilakukan mungkin ditangguli sungainya sepanjang itu, tapi itu sangat sulit dilakukan,” tuturnya.

Ditegaskannya bahwa apabila terjadi banjir, maka tak dapat dihindari kemacetan lalu lintas karena badan jalan terendam air. Pihak Balai juga menyediakan rambu-rambu dan bekerja sama dengan polisi dan pihak lain untuk mengatur lalu lintas.

“Kalau ini sudah fungsional, kami optimistis masalah banjir akan bisa diatasi, karena sudah dinaikan lebih dari dua meter,” pungkasnya. (ahm/ena/nue/ala)

Exit mobile version