Site icon KaltengPos

Jangan Takut, Vaksin Aman dan Halal

SEHAT: Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, Kompol dr. Budi Satrio SpDv bersama Duta Humas Polda Kalteng, Kembang Evelin Spd saat talkshow di Kalteng Pos, Kamis (28/01)

PALANGKA RAYA-Sebanyak 41.680 dosis vaksin jenis Sinovac sudah diterima oleh Pemerintah Provinsi Kalteng, yaitu 14.680 vaksin pada tahap pertama dan 27.000 dosis vaksin pada tahap kedua. Vaksin yang sudah didistribusikan ke 14 kabupaten/ kota se- Kalteng tersebut, masih difokuskan untuk tenaga kesehatan.

Namun, hingga kini, masih ada sebagian warga yang meragukan tingkat keamanan dan kehalalan vaksin jenis Sinovac yang digunakan di Indonesia. Bahkan, banyak berita-berita hoax yang akhirnya membuat masyarakat menjadi resah dengan program vaksinasi pemerintah ini.

Dan untuk menjawab keraguan masyarakat tersebut, Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, Kompol dr. Budi Satrio SpDv menjelaskan dengan gamblang seperti apa dan bagaimana vaksin Covid-19 tersebut bekerja. Dalam talkshow di Kalteng Pos pada Kamis (28/01), dengan tegas, Budi Satrio mengatakan bahwa vaksin ini aman dan halal.

“Masyarakat diharapkan tidak takut dan ragu ketika vaksin Covid-19 sudah siap untuk diberikan. Pemerintah telah memastikan vaksin yang akan digunakan itu aman dan juga halal,” ungkapnya dalam talkshow tersebut.

Dikatakanya, untuk tingkat keamanannya tentunya sudah melewati uji klinis, merupakan tahap yang harus dilalui setiap vaksin untuk memastikan aman digunakan manusia dan memiliki efektivitas menghasilkan imunitas tubuh terhadap Covid-19.

“Pemerintah telah membuat suatu kebijakan, salahsatunya adalah sebagai upaya mengurangi penyebaran Covid-19. Mari sukseskan program pemerintah tersebut karena tujuannya adalah melindungi kita semua,” ujarnya.

“Pemerintah tak mungkin mencelakakan rakyatnya sendiri. Mari sukseskan program vaksinasi ini. Jangan percaya berita hoax yang sumber-sumber berita tidak jelas. Kalau mau tanya, tanyalah pada ahlinya,” tambah Budi.

Ditanya mengenai efek samping setelah divaksin atau biasa disebut kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), secara pribadi, Budi Satrio mengaku tidak mengalami gejala apapun, baik setelah divaksin tahap pertama maupun tahap kedua.

“Hari ini (red, kemarin), saya baru menerima vaksin kedua. Untuk vaksin pertama pada 14 Januari lalu. Saya pribadi, dari vaksin pertama dan kedua tidak merasakan apa-apa. Cuma merasakan sakit saat disuntik aja. Dan itu wajarlah, namanya juga ditusuk jarum,” ungkapnya.

Tapi menurutnya, memang ada laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang disampaikan ke BPOM, seperti mengalami bengkak, agak pusing, lemes, ngantuk dan juga demam. Tapi menurutnya, persentasenya sangat kecil. Dan yang pasti efek samping berat tidak ada.

Dikatakanya, ketika imunisasi, terkadang muncul kejadian ikutan pasca imunisasi. Pada umumnya berdampak ringan dan segera sembuh dengan cepat seperti bengkak kemerahan bekas suntikan, atau demam sebagai tanda vaksin bekerja. Tapi manfaat vaksinasi jauh lebih besar dari kejadian pasca vaksinasi itu sendiri, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Lalu apakah orang yang sudah divaksin, masih bisa tertular Covid-19. Menjawab itu, dr. Budi mengatakan bahwa sampai saat ini, data masih dikumpulkan. “Nanti kita lihat hasil datanya. Dan, sembari menunggu, tidak ada salahnya kebijakan penerapan protokol kesehatan tetap dijalankan, meski yang bersangkutan sudah divaksinasi,” tambahnya.

Sementara itu Duta Humas Polda Kalteng, Kembang Evelin SPd yang hadir dalam talkshow tersebut juga mengharapkan masyarakat ikut mensukseskan program vaksinasi ini. Karena menurutnya, vaksin ini adalah upaya pemerintah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di Indonesia.

“Saya mengajak, para pemuda Kalteng untuk bersama mendukung suksesnya program vaksinasi ini. Dan, jangan lupa tetap selalu jalankan protokol kesehatan dalam keseharian kita,” ucap perempuan berparas cantik ini. (bud/b)

Exit mobile version