PALANGKA RAYA-Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng H Agustiar Sabran membuka secara resmi pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) I di Gedung Palampang Tarung Kota Palangka Raya, Selasa (29/6).
“Kita sangat mengapresiasi dengan pelaksanaan Munas Fordayak I ini dengan salah satu agenda utama adalah pemilihan ketua,” katanya kepada Kalteng Pos, Selasa (29/6).
Pria yang juga menjabat Anggota DPR RI Dapil Kalteng tersebut berharap agar keberadaan Ormas Fordayak dapat memberikan dampak positif, di tengah masyarakat terutama peran aktif dalam ikut pelaksanaan pembangunan di Kalteng.
Hal itu harus diimplementasikan dan tidak dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Apalagi membawa nama besar Masyarakat Dayak. Sehingga harus menjaga nama baik, persatuan dan kesatuan dalam bingkai Buma Betang.
Peran Fordayak dalam pembangunan, agar ini menjadi ujung tombak menyatuhkan keberagaman serta berperan dalam uoaya persatuan dan kesatuan berdaarkan Pancasila dan UUD 1945.
“Kita melihat kebersamaan dan persatuan perlahan sudah mulai terkikis seiring perkembangan zaman. Apalagi di tengah era globalisasi saat ini, agar ikut mempertahankan persatuan,” tuturnya.
Selain itu semua ormas Dayak di Kalteng termasuk Fordayak agar dapat menjadi inisiator perubahan, inisiator perang terhadap hoaks, inisiator anti radikalisme.
“Selain itu, karena masih dalam situasi pandemi virus corona (Covid-19) seperti saat ini maka Fordayak juga diharapkan menjadi inisiator untuk perang terhadap virus corona. Salah satunya dengan ikut mengajal masyarakat menerapkan prokes dan mengijuti vaksinasi,” harapnya.
Dengan demikian keberadaan Ormas Dayak dapat diakui dan berperan membangun Kalteng yang lebih baik, menuju Kalimantan Tengah yang lebih Berkah lagi.
Sementara itu, Rektor Universitas Palangka Raya Dr Andrie Elia yang juga merupakan Ketua Harian Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Tengah mendampingi Ketua Umum Dewan Adat Dayak Provinsi Kalteng H Agustiar Sabran sekaligus Anggota DPR-RI Dapil Kalteng menghadiri kegiatan Pembukaan Munas Fordayak.
Andrie menyampaikan apresiasi, semangat kepada para Pemuda Dayak yang hadir dalam kegiatan Munas yang mengusung tema “Transformasi Pemuda Dayak di Era Revolusi Industri 4.0”.
Ia menyampaikan bahwa Revolusi industri 4.0 menyebabkan organisasi dan bisnis mengalami peningkatan volatility, uncertainty, complexity and ambiguity (VUCA) dan Indonesia menjadi negara peringkat ke dua di dunia yang paling optimis menghadapi berbagai tantangan masa depan yang sarat dengan berbagai perubahan.
“Sangatlah diperlukan upaya untuk membekali diri dengan kepercayaan yang tinggi, kalau kita mau sukses dan memenangkan persaingan di era ini,” ujar Andrie.
Keberadaan Kelompok pemuda Dayak yang merupakan bagian integral dari bangsa Indonesia yang multikultural yang diharapkan Andrie tak hanya mampu bertarung dalam era globalisasi, tetapi mampu memainkan peran nya sebagai sesama anak Bangsa Indonesia memberikan kontribusi positif, masukan konstruktif serta “lagacy” yang baik bagi Indonesia terkhusus nya masyarakat Dayak.
Pemuda Dayak harus melakukan konsolidasi dalam rangka menempatkan diri sebagai subjek di era globalisasi pembangunan yang semakin massif. Musyarawah Nasional Forum Pemuda Dayak (FORDAYAK) diharapkan menjadi sebuah momentum bagi pemuda Dayak untuk mempertagas posisi dan perannya di era globalisasi. (nue/sma/ala)