PALANGKA RAYA-Penularan Covid-19 di Kalteng makin mengganas. Kasus harian merata di seluruh kabupaten/kota. Teranyar (29/7), angka kasus terkonfirmasi positif mencapai 527 orang. Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi sejak virus mematikan ini masuk ke Kalteng. Angka kematian harian pun juga tinggi, yakni 21 orang. Total angka kematian selama pandemi melanda tercatat 1.048 orang yang meninggal dunia.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kalteng, angka kematian terjadi di semua daerah. Tercatat empat daerah yang angka kematiannya di atas seratus orang, yakni Palangka Raya, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, dan Kapuas. Sedangkan daerah lainnya berkisar dari angka 13 hingga 40 orang.
Tingginya angka kematian akibat Covid-19 ini, menurut Ketua Persatuan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Kalteng Rini Fortina disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, terlambat datang ke rumah sakit (RS), isolasi mandiri (isoman) tidak terkontrol, keterbatasan sumber daya di RS karena lonjakan kasus, serta penerapan disiplin protokol kesehatan (prokes) yang longgar atau lalai.
“Sedangkan faktor nonteknisnya bisa dikarenakan adanya penyesuaian data di tingkat kabupaten/kota,” katanya, kemarin (29/7).
Belum meredanya pandemi di Kalteng membuat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mengeluarkan Instruksi Nomor 26 Tahun 2021 tentang Penepatan Pemberlakukan Pembatasan Masyarakat (PPKM) Level 3 untuk seluruh kabupaten/kota di Kalteng. Menyikapi instruksi tersebut, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menyebut akan dilakukan perpanjangan PPKM level 3 hingga empat belas hari ke depan atau dua pekan setelah selesainya Imendagri tersebut.
Kamis (29/7), Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran bersama unsur forkopimda, termasuk Wali Kota Palangka Raya melaksanakan rapat koordinasi (rakor) terkait penanganan pandemi Covid-19 di Kalteng. Pada rakor tersebut, Pemprov Kalteng dan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya mengambil beberapa kebijakan, termasuk melanjutkan PPKM level III selama 14 hari.
“Kebijakan ini diambil setelah kami evaluasi dan melihat perkembangan kasus dan kematian beberapa minggu terakhir,” katanya gubernur kepada awak media usai rakor.
Diungkapkannya, dalam perpanjangan PPKM level 3 ini pembatasan kegiatan masyarakat di kota akan benar-benar diperhatikan, termasuk mobilitas orang keluar dari Kota Cantik. Akan dilakukan pengetatan hingga skala bawah, yakni tingkat kelurahan.
“Mengenai pelaksanaan PPKM ini kami sudah memikirkan seluruh aspek, termasuk aspek sosial, ekonomi, dan lainnya,” ungkapnya.
Karena itu pihaknya sudah mempersiapkan sembako untuk menanggapi dampak ekonomi, yakni berupa 100 ribu paket bahan pokok (bapok untuk daerah-daerah yang dilaksanakan pengetatan (zona merah dan oranye), termasuk bagi warga yang terpapar Covid-19.
“Jika selama 14 hari perpanjangan ini masyarakat sudah 90 persen sadar dan taat penerapan protokol kesehatan (prokes), maka kami akan ambil kebijakan baru lagi,” ucapnya.
Tempat Isoman Akan Disiapkan Pemda
Berkenaan dengan isolasi mandiri pasien Covid-19, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mengatakan, ke depannya isoman tidak lagi dilaksanakan di rumah masing-masing. Pemerintah daerah akan membuat aturan terkat isoman. Lokasinya akan disiapkan oleh pemerintah, baik tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.
“Nanti akan disiapkan oksigen dan obat-obatan, termasuk vitamin, ini dilakukan untuk mengendalikan Covid-19 dan menekan angka kematian,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin berterima kasih kepada forkopimda karena memberikan dukungan kepada pemerintah dalam upaya pengendalian Covid-19 di Kota Cantik ini. Dukungan tersebut membuat wali kota optimistis bisa menekan angka persebaran Covid-19.
“Untuk teknis masih kami bahas sambil berjalan, saya akan adakan rapat lagi terkait teknisnya,” ucap Fairid.
Teknis tersebut nantinya berisi tentang bagaimana Pemprov Kalteng beserta perangkat daerah (PD) terkait dan Pemko Palangka Raya beserta PD-nya bersama-sama mengendalikan kasus Covid-19. Para pasien Covid-19 berstatus OTG yang melaksanakan isoman ditampung di rumah sakit perluasan (RSP) Hotel Batu Suli.
Untuk mengetahui berapa jumlah warga yang menjalani isoman, Fairid meminta seluruh rumah sakit yang melayani swab PCR maupun swab antigen melaporkan hasilnya ke pihak kelurahan, sebagai bahan sinkronasi data dari tim Satuan Tugas (Satgas) Kota Palangka Raya, dengan tujuan mengetahui warga isoman.
“Pengecekan sampel dilakukan berdasarkan KTP, bukan lagi berdasarkan domisili,” tutur wali kota.
Di tengah pandemi ini, pihaknya memerlukan dukungan dari masyarakat Kota Cantik. Masyarakat diimbau bijak menanggapi informasi tidak benar atau hoaks terkait Covid-19.
“Segala sesuatu seperti bantuan sosial dan bantuan paket sembako saat ini akan kami persiapkan, bantuan sosial dari Kementerian Sosial (Kemensos) saat ini sudah berjalan, ” jelasnya.
Untuk mengetahui situasi dan kondisi masyarakat, pihaknya telah membuka poli Covid-19 dan menyiapkan ambulans yang akan beroperasi 1×24 jam. Ada juga nomor kontak atau call center yang bisa dihubungi masyarakat.
“Edukasi Covid-19 kepada masyarakat Kota Palangka Raya akan kami perkuat, karena kebanyakan saat ini masyarakat atau pasien Covid-19 di kota ini datang ke rumah sakit saat sudah dalam kondisi parah,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pihaknya sedang fokus pada pasien isoman. Obat-obatan yang diperlukan pasien isoman akan diantarkan oleh tenaga kesehatan. ”Saya pastikan ada swab PCR gratis pada fasilitas layanan kesehatan di Kota Palangka Raya, yaitu RSUD Kota dan RS perluasan Hotel Batu Suli,” tutupnya.
Kepala RSUD Kota Palangka Raya dr Abram Sidi Winasis melalui Kepala Bagian Humas dr Hendra Panguntaun menyampaikan, sejauh ini ada sekitar 59 orang yang melakukan isoman di bawah pemantauan RSUD Kota dan RS perluasan.
Pasien isoman juga bisa dipantau langsung oleh UPT puskemas terdekat tempat tinggal pasien. Data pasien isoman pun rutin dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya.
“Khusus untuk pasien RSUD dan RSP yang telah diizinkan untuk melakukan isoman, pemantauannya akan dilakukan secara telemedicine oleh masing-masing ruang perawatan,” ucapnya saat dihubungi Kalteng Pos via telepon, Kamis (29/7).
Kepada pasien yang melakukan isoman, dr Hendra mengimbau agar wajib melakukan pemantauan terhadap dirinya sendiri dengan rutin memeriksa suhu tubuh, denyut nadi, kecepatan napas, serta kadar oksigen dalam darah apabila memiliki alat oksimeter. Selain itu, pasien juga wajib melapor kepada petugas telemedicine apabila gejala yang dialami bertambah berat. Pasien isoman juga harus bertanggung jawab terhadap orang di sekitarnya dengan tidak boleh berkeliaran selama masa isoman.
“Pasien isoman adalah pasien yang sudah melalui screening pemeriksaan rontgen dan thorax, pemeriksaan sampel darah, dan memenuhi syarat untuk isoman, puji Tuhan sampai hari ini belum ada pasien isoman yang meninggal dunia di RSUD Kota maupun RSP Hotel Batu Suli,” pungkasnya.
Terpisah, Sukaryanto yang merupakan salah satu pasien Covid-19 yang menjalani isoman dan telah sembuh menceritakan perjuangannya menjalani isoman. Berawal dari rekan kerja yang positif Covid-19, selanjutnya ia mengalami gejala Covid-19. Setelah dilakukan tes antigen, akhirnya ia divonis positif Covid-19.
“Di sisi lain, keluarga besar saya terpapar, kemudian istri dan anak-anak saya juga mengalami gejala, beruntung pihak tempat saya bekerja memfasilitasi saya swab dan periksa ke RS, serta disediakan tempat untuk isoman,” katanya kepada Kalteng Pos.
Selama isoman, empat hari ia mengalami gejala yang dirasa sangat berat. Selalu mual, demam, dan flu. Namun ia tetap rutin mengonsumsi obat dan vitamin yang diberi dokter. Setelah empat hari berlalu, gejala yang dirasakan sudah mulai hilang. Pada hari ke-11 isoman, ia jalani tes dan hasilnya negatif.
“Saat saya isoman, saya sampaikan kepada Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya untuk didata dan dipantau, termasuk RS tempat saya periksa yakni RS TNI Palangka Raya juga menyampaikan informasi kepada Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya,” ungkap dia.
Ia memang diperbolehkan menjalani isoman lantaran saat pemeriksaan di RS TNI diketahui tidak memiliki gejala berat. Disampaikan dokter, lanjut dia, sepuluh hari terhitung dari awal isoman, melakukan swab lagi. “Setelah saya swab di hari kesepuluh, hasilnya negatif, kemudian hari ke-26 swab lagi, hasil tetap negatif. Yang penting harus kuat mental, jangan sampai stres,” pungkasnya. (abw/ahm/ce/ala)